Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rahasia Mengakhiri Hidup dengan Benar: Sebuah Pelajaran Berharga dari Henokh!

2 Mei 2024   21:55 Diperbarui: 2 Mei 2024   21:58 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi finishing well. sumber gambar: (unsplash.com)

Richard Clinton dalam buku, Memulai Dengan Baik memberikan daftar mengenai beberapa tokoh dalam Alkitab yang dipanggil khusus oleh Tuhan untuk sebuah pelayanan, tetapi: 

  1. Dihentikan di awal tugasnya: Abimelek, Simson, Absalom, Ahab, Yosia, Yohanes Pembaptis, Yakobus.
  2. Menyelesaikan dengan buruk: Gideon, Samson, Eli, Saul, Salomo.
  3. Menyelesaikan setengah-tengah: Daud, Yosafat, Hiskia.
  4. Menyelesaikan dengan tuntas: Abraham, Ayub, Yusuf, Yosua, Kaleb, Samuel, Elia, Yeremia, Daniel, Yesus, Yohanes, Paulus, Petrus.

Jika setiap orang, seperti Hamba Tuhan, Pendeta, Gembala Sidang, aktivis gereja bahkan jemaat bisa mengetahui Rahasia untuk Mengakhiri  Hidup dan Pelayanan Dengan Benar, maka tentunya mereka akan mampu bertahan dalam pelayanan dan menyelesaikan hidup dan pelayanan mereka dengan baik pula.  

Pertanyaan: Apakah Rahasia dibalik mengakhiri sebuah pelayanan dengan baik?  Melalui teks Kejadian 5:21-24, kita akan mengetahui satu kebenaran rohani agar kita dapat mengakhiri hidup dan pelayanan dengan benar. Kebenaran rohani ini kita akan temukan dari seorang tokoh dalam Alkitab yang jarang sekali dibicarakan bahkan dalam daftar yang diberikan oleh Richard Clinton pun tidak ada. Namun, dia telah memberikan dedikasi hidupnya untuk Tuhan dan mengakhiri hidup dan pelayanannya dengan benar. 

Siapakah tokoh tersebut?  Dia adalah Henokh!

Henokh adalah anak laki-laki yang dilahirkan bagi Yared pada usia 162 tahun (Kej. 5:18; I Taw. 1:2-3).  Dia dilahirkan 622 tahun setelah Adam.  Dia memperanakan Metusalah pada usia 65 tahun.  Dia hidup berjalan bersama Allah selama 300 tahun.  Dia mempunyai anak laki-laki dan perempuan dan diubah naik ke surga tanpa melihat maut pada usia 365 tahun (Kej. 5:21-24; Ibr. 11:5; Yud. 1:14-15).

Nama Henokh dalam bahasa Ibrani adalah Hanok.  Nama ini adalah bentuk kata benda dari kata kerja yang berarti "mempersembahkan" dan terjemahan yang paling umum adalah "orang yang dipersembahkan atau dedikasi." Akar dari kata ini adalah hanak yang berarti "mengilhamkan atau mengajar." 

Jadi, sepertinya Yared menamakan anaknya laki-laki "Henokh" yang berarti "dedikasi (dipersembahkan) karena keinginannya untuk sepenuhnya mempersembahkan anak laki-laki ini kepada Allah sebagai buah kehidupannya yang saleh. Henokh sepertinya melaksanakan ajaran Allah di dalam kehidupannya sehingga dia telah memberi kesan yang mendalam kepada orang-orang.

Sejauh ini, jika kita perhatikan dalam Kejadian 5, setiap generasi dalam silsilah diakhiri dengan frasa "lalu dia mati" (Ibrani: dan dia mati).  Frase ini muncul sebanyak 8x (5, 8, 11, 14, 17, 20, 27, 31).  Jadi, sepertinya maut (kematian) adalah hal yang alamiah. Namun, ada satu orang yang kehidupannya tidak dapat dikalahkan oleh maut. 

Dia adalah Henokh, generasi ketujuh dari Adam (Adam, Set, Enos, Kenan, Mahalaleel, Yared, Henokh, Metusalah, Lamekh dan Nuh). Dia bersinar cemerlang seperti bintang fajar yang gemerlapan di langit pada malam yang gelap. Dia telah memperlihatkan puncak kehidupannya yang saleh melalui "hidup berjalan bersama dengan Allah," dan pada akhirnya mencapai hidup kekal tanpa melewati kematian.  

Apa yang dilakukan oleh Henokh selama hidupnya?  Secara umum, Alkitab tidak berbicara banyak mengenai kehidupan dan pelayanan Henokh selama hidupnya di bumi.  Namun, hanya ada satu teks dalam Perjanjian Baru yaitu Yudas 1: 14-15.  Hanya teks ini yang memberikan sedikit penjelasan mengenai perbuatannya untuk bernubuat tentang penghakiman Allah atas "perkataan fasik" dan "kata-kata nista" yang lazim pada zamannya.  

Jadi, Henokh sebagai seorang nabi dan penubuat yang mewakili zaman itu telah menjalankan kehidupan yang berdedikasi kepada Allah sesuai dengan harapan Yared, ayahnya.

Selain arti "dedikasi" (dipersembahkan), nama Henokh juga berarti "orang yang menerima kepercayaan untuk suatu tugas, permulaan, atau guru yang mengajar."  Dari sudut pandang penebusan dan berdasarkan tugas yang ditanggung oleh Henokh, kita dapat mengerti makna di balik nama tersebut:

Pertama, Henokh adalah orang yang menerima kepercayaan Allah dengan hidup berjalan bersama dengan Allah dan menyenangkan hati Tuhan (Ibr. 11:5).

Kedua, Henokh adalah guru bagi seluruh umat manusia yang pertama kali mengajarkan tentang kebenaran bahwa orang yang hidup berjalan bersama dengan Allah dalam iman akan memperoleh hidup kekal (Kej.5:21-24).  Pelajaran yang sangat penting yang diajarkan oleh Henokh kepada setiap orang adalah fakta bahwa ada "transfigurasi (diubah) dan naik ke sorga" tanpa mengalami kematian.

Dalam Kejadian 5:24c, mengatakan bahwa Henokh diangkat oleh Allah bukan setelah dia mati, tetapi masih hidup (istilah teologi untuk peristiwa ini adalah "transfigurasi").  Menarik bahwa kata Ibrani yang dipakai untuk kata "diangkat" adalah laqah yang berarti "dipindahkan dengan hidup-hidup ke sebuah tempat yang berbeda dari dunia ini, yaitu Kerajaan Allah."  

Makna kata laqah menunjukan bahwa Allah  telah mengubah Henokh yang hidup di atas bumi ini menjadi tubuh rohaniah dan memindahkan dengan mengangkatnya ke tempat Allah berada tanpa melewati kematian (Ibr. 11:5).  Persitiwa yang sama juga terjadi dalam diri Elia (2 Raj. 2:10-11) dan kata "diangkat" juga menggunakan kata Ibrani laqah. 

Pertanyaannya adalah apa rahasia di balik kehidupan dan pelayanan serta pengabdian hidup dari Henokh?  Rahasianya adalah "Hidup Bergaul dengan Allah," (Kejadian 5:24).  

Namun, terjemahan kata Ibrani yang dipakai bukan "hidup bergaul dengan Allah," tetapi "Berjalan bersama dengan Allah."  Kata Ibrani yang dipakai adalah yithallek bentuk refleksi dari kata kerja halak berarti "berjalan."  Kata ini memberikan pengertian "menjadikan kehendaknya di bawah pengawasan orang lain dan mengikuti orang tersebut." 

Berdasarkan arti ini, maka hidup berjalan bersama dengan Allah berarti sehati dengan Allah bahkan mengambil setiap langkah seutuhnya sesuai dengan kehendak-Nya tanpa memikirkan hal-hal lain termasuk dirinya sendiri (Contohnya juga Paulus dalam Kis.  20:24).  

Henokh sungguh-sungguh berjalan bersama-sama dengan Allah selama 300 tahun dengan hati yang tidak pernah berubah, mengikuti jalan Allah dan melakukan kehendak-Nya dalam hidup dan pelayanannya.   Henokh dengan sukarela dan sukacita tanpa paksaan dari seseorang terus berjalan dengan mengikuti Allah saja. 

Sikap inilah yang menyenangkan Allah dan yang membuat Henokh menikmati kemuliaan pengangkatan ke sorga dalam keadaan hidup tanpa mengalami kematian (Ibr. 11:5).  Kita mungkin tidak harus seperti Henokh yang diangkat ke sorga tanpa mengalami kematian.  Namun, paling tidak kita mengakhiri hidup dan pelayanan dengan benar seutuhnya dengan hidup berjalan bersama dengan Allah.  Amin?  

Ketika membaca artikel ini, satu pertanyaan: Apakah saya sekarang sedang berjalan dengan Allah di dalam kehidupan dan pelayanan saya?"  Tanyakan pertanyaan ini beberapa kali!  Lakukan evaluasi dan refleksi pribadi!  

Pergaulan hidup berjalan bersama dengan Allah secara akrab akan membawa kita kepada garis akhir dari setiap pelayanan kita. Kita dapat dimampukan oleh Tuhan untuk mengakhiri pelayanan dengan benar.  Hidup berjalan bersama dengan Allah akan memimpin dan menuntun hidup dan pelayanan kita dengan benar.

Pertanyaan perenungan: Jika Yesus bertanya kepada kita saat ini: Hai, anak-Ku, maukah engkau hidup berjalan bersama dengan Aku? Apakah jawaban kita?  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun