Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kisah Inspirasi di H-1 Hari Kartini: Seorang Wanita Hebat, di Perkebunan Karet Salatiga!

21 April 2024   13:39 Diperbarui: 21 April 2024   13:41 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  Valentia, Nael, Shema foto bersama salah satu pekerja Kebun Karet, Salatiga pada Maret 2024 sumber gambar: dokpri/(Obin)

Akhirnya, anak kami Nael, memberikan sedikit rezeki kepada Ibu Rudiatung.  Tidak banyak, tapi kami sedang mendidik anak kami untuk menghargai dan peduli serta memberkati orang yang berjuang, seperti Ibu Rudiatung.  Kiranya beliau sehat-sehat dan rezeki dari Allah atas hidup dan kedua anaknya.  Kami berharap, sewaktu-waktu bisa berjumpa dengan beliau lagi.

Istri saya, Valentia berusia 30 tahun, penasaran dengan cara Ibu Rudiatung memikul kayu bakar tersebut.  Kemudian ia ijin, kalau boleh Ibu ajarkan bagaimana cara memikul dan ia ingin membuktikan seberapa kuat ia memikul kayu bakar tersebut.   Lalu, ia diajarkan secara langsung (praktek) bagaimana cara memikulnya dengan menggunakan tali.  Dari ekspresi wajahnya, Ibu Rudiatung terlihat sangat senang dan bahagia mengajarkannya bahkan sembari senyum dan tertawa.   Sementara kedua anak kami menyaksikan langsung moment ini.  Jadi, penasaran apa yang mereka pikirkan ketika melihat Ibu Rudiatung dan Mamanya!

Saya berinisiatif mengabadikan moment langkah itu sembari memberikan semangat.  Puji Tuhan, istri saya pun berhasil memikul. Saya tanya: gimana hasian? (Bahasa Batak, panggilan akrab saya ke istri artinya sayang).  "Berat katanya,  Ibu Rudiatung lebih hebat dan kuat," sembari memperlihatkan ekspresi antara ceria dan ngap. Wkwkwkw.  Istri saya beberapa kali mengatakan kepada Ibu Rudiatung, kalau Ibu hebat ya! 

Ilustrasi Ibu Rudiatung sedang ajarkan cara pikul kayu bakar yang diikat pada Valentia sumber gambar: dokpri/(Obin)
Ilustrasi Ibu Rudiatung sedang ajarkan cara pikul kayu bakar yang diikat pada Valentia sumber gambar: dokpri/(Obin)

Kami akhirnya berpamitan dengan Ibu Rudiatung, bersalaman dan kedua anak kami pun bersalaman dengannya.  Meskipun Ibu agak menolak anak kami mencium tangannya karena ia merasa tangannya kotor dan berkeringat, tapi kedua anak kami tetap mencium tangannya.  Yang mengejutkan buat kami adalah Ibu Rudiatung, berespon seperti mendokan kami: Trima kasih ya buat rezekinya, mudah-mudahan dilancarkan terus pekerjaannya, dan keluarganya sehat-sehat.  Kami pun menyahut amin, amin, amin. 

Pengalaman perjalanan di perkebunan karet dan perjumpaan yang tidak secara kebetulan dengan Ibu Rudiatung telah memberikan beberapa pembelajaran kepada kami.  Paling tidak ada tiga hal.  

Pertama, Allah telah menciptakan alam dengan sangat baik dan indah.  Tinggal manusia, perlu mengelola dengan tepat supaya produktif dan bermanfaat sesuai fungsinya (Kej. 2:15).  

Kedua, anak-anak adalah pribadi yang terus bertumbuh dengan gambar diri yang benar.   Maka berinteraksi dengan alam adalah salah satu cara agar kita memperkuat kecintaan anak-anak pada alam, dibandingkan dengan anak-anak lain yang cenderung di kamar dan bermain gadget.  

Ketiga, anak-anak perlu dididik dan diberikan contoh secara langsung, bagaimana menghargai, memperdulikan bahkan membagikan seberapa pun rezeki yang kita miliki.  Mereka dapat belajar untuk tidak menjadi anak-anak yang egois, tetapi suka berbagi.

Keempat, setiap suami perlu sadari bahwa sepeninggalannya, sang istri tidak berdiam diri, tetapi ia terus berjuang untuk keberlangsungan hidupnya dan masa depann anak-anaknya.  

Akhirnya, melalui kesempatan ini, saya secara pribadi mengucapkan Selamat Hari Kartini, kepada beberapa wanita terhebat dalam hidup saya: Mama saya, Ibu Yuliana Daido Yaka, kedua saudari perempuan saya: Naomi Soli Padaka dan Yublina Wolla Bulu; istri saya: Valentia; Mami Mertua saya: Ibu Hernawati Sianturi, juga kepada seluruh Wanita atau Ibu di berbagai belahan dunia, termasuk Ibu Rudiatung yang kami jumpai dan mereka semua telah berkontribusi untuk kehidupan yang berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun