Pengertian Filsafat Pendidikan Progresivisme Â
Filsafat Progresivisme merupakan Aliran filsafat pendidikan yang menekankan kepada peningkatan kemampuan peserta didik melalui pengalaman kemampuan diri peserta didik atau kemandirian dan selalu menunjukkan perubahan dari masing-masing peserta didik.Â
Filsafat Progresivisme sangat berpengaruh dalam potensi pengembangan peserta didik.Â
Pengembangan disini yaitu peserta didik mendapatkan pengetahuan tambahan dari potensi yang dimiliki, dapat mengembangkan potensi secara mandiri, dan dapat menjadi progres atau kemajuan untuk diri peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan.Â
Filsafat pendidikan Progresivisme menuntut untuk selalu melakukan kemajuan(progres), bertindak secara konstruktif, inovatif, dan aktif.Â
Filsafat Progresivisme juga berpandangan bahwa setiap manusia itu selalu menginginkan perubahan, selalu berkembang dan lebih baik.Â
Baca juga : Filsafat Progresivisme Beserta Tokohnya
Untuk mendapat perubahan yang dituju maka manusia harus memiliki pandangan hidup yang fleksibel (tidak kaku, tidak menolak perubahan, dan tidak terikat oleh apa pun), harus memiliki sifat toleran, selalu ingin mengetahui dan menyelidiki, dan punya pikiran yang terbuka.Â
Prinsip-prinsip itu harus ditanamkan pada peserta didik dapat melakukan perubahan dan perkembangan untuk kemajuan pembelajarannya berfokus pada peserta didik.Â
Aliran Progresivisme juga berpandangan bahwa belajar adalah suatu proses yang bertumpu pada akal manusia dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupannya.Â
Karena kehidupan anak (peserta didik) selalu bergerak atau berasal dari pengalaman-pengalaman dilingkungan sekitarnya, maka pendidikan menurut aliran ini adalah proses sosialisasi yaitu suatu proses pertumbuhan dan perkembangan potensi melalui pengalaman untuk mencapai kemajuan dan tujuan pendidikan.Â
Baca juga :Â Memaknai Filsafat Pendidikan pada Aliran Filsafat Progresivisme untuk Menuju ke Arah Positif
B. Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan ProgresivismeÂ
1. William James Dia Berpendapat bahwa fungsi otak atau fikiran itu hharusnya dipelajari sebagao bagian dari ilmu pengetahuan alam. William James juga menekankan untuk membebaskan ilmu jiwa dan menempatkannya diatas dasar ilmu perilaku. Jadi maksudnya ilmu jiwa ini harus menjadi dasar dari ilmu perilaku.Â
2. John Dewey John Dewey mengemukakan teori tentang sekolah yaitu progresivisme harus menekankan kepada peserta didik dan minat peserta didik dari pada mata pelajarannya Sendiri.Â
Maksudnya yaitu dengan menekankan dan memperhatikan peserta didik dan minatnya maka pembelajaran akan lebih nyaman untuk peserta didik dan akan mendapatkan hasil yang memuaskan karena ini bukan paksaan, melainkan berasal dari minat peserta didiknya sendiri.Â
Baca juga : Pendapat Progresivisme dalam Pendidikan
3. Hans Vaihinger Hans Vaihinger mengemukakan bahwa satu-satunya ukuran bagi pikiran atau berpikir adalah gunanya untuk mengetahui dan memengaruhi kejadian-kejadian dunia.Â
Menurutnya tahu itu mempunyai arti praktis, yaitu bahwa orang yang dikatakan tahu itu jika sudah menggunakan pengetahuannya (tahu) itu sehingga tahu manfaatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H