Mohon tunggu...
Korisyah
Korisyah Mohon Tunggu... Guru - IRT, Guru Penulis

Ingin berbagi dan saling menginspirasi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Musim Durian vs. Musim Hujan Mendidik Karakter untuk Pandai Bersyukur

5 Desember 2024   16:55 Diperbarui: 6 Desember 2024   12:20 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Durian Asli Tumbang Titi Kalimanta Barat (Sumber: Koleksi pribadi) 

Musim durian telah tiba. Musim yang beriringan dengan musim hujan di tahun ini. 

Bulan Desember adalah salah satu bulan yang identik dengan musim hujan. Tak dapat dielakkan bahwasanya musim hujan sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat di Tumbang Titi. 

Masyarakat Tumbang Titi yang mayoritas berprofesi sebagai petani, perkebunan dan buruh lepas terkadang mengalami kendala tatkala hari hujan. 

Apalagi hujan di desa ini terkadang bisa turun hampir sehari semalam atau berhenti sejenak kemudian lanjut lagi. 

Biasanya setiap tahun selalu langganan terjadi banjir. Terutama untuk daerah daerah dataran rendah di sekitar aliran sungai. 

Musim hujan di desa ini juga sangat berpengaruh terhadap kondisi jalan terutama jalan menuju ke perkotaan. 

Waktu tempuh menuju kota yang biasanya hanya dalam waktu kurang lebih 2 jam perjalanan, bisa saja menjadi lebih lama. 

Hal ini dikarenakan akses jalan yang hancur, berlumpur, serta jembatan banyak yang rusak yang mengakibatkan antrian panjang kendaraan tak terelakkan lagi.  

Foto jalan rusak di musim hujan (Sumber: koleksi teman) 
Foto jalan rusak di musim hujan (Sumber: koleksi teman) 

Namun harus diyakini bahwa hujan adalah rahmat, hujan bisa membawa manfaat. Sehingga Rasulullah SAW mengajarkan kita sebuah doa yang sebaiknya kita panjatkan ketika hari hujan. 

"Allhumma shayyiban haniyy wa sayyiban nfi'" yang artinya "Wahai Tuhanku, jadikan ini hujan terpuji kesudahannya dan menjadi aliran air yang bermanfaat". 

Salah satu rahmat yang bisa masyarakat syukuri di musim hujan tahun ini adalah musim hujan yang berbarengan dengan musim durian. 

Musim durian di Indonesia biasanya terjadi di bulan Oktober hingga Februari. Namun, durian juga dapat dipanen hingga dua kali setahun, yakni pada bulan Desember hingga Januari dan bulan Juni hingga Agustus. 

Untuk tahun ini ternyata musim durian terjadi di bulan Desember 2024 dan akan berakhir bulan Januari 2025 nanti. 

Menurut kepercayaan dan pengalaman masyarakat, biasanya dari mulai jatuh sampai dengan berakhir memakan waktu sekitar 40 hari.

Setelah durian habis berjatuhan biasanya akan disusul dengan buah buahan lainnya, seperti mentawa, asam, rambutan, limat, dll

Tahun ini di desa Tumbang Titi, durian baru mulai berjatuhan di awal pekan ini. Tentu saja ini menjadi topik yang cukup hangat untuk diperbincangkan. 

Satu hal menarik bagi saya adalah perkataan seorang ibu yang bernama Mimi (42th). "Allah memang maha tahu, disaat musim hujan begini dihadirkannya musim durian yang sangat membantu perekonomian warga, "ungkap Mimi, Selasa (2/12/2024). 

Apa yang diucapkan oleh ibu Mimi patut kita jadikan contoh. Daripada berkeluh kesah dengan keadaan, alangkah lebih baiknya kita mengambil sisi lain yang akan lebih membuat hati kita terhibur. 

Secara ekonomis durian dapat meningkatkan pendapatan karena durian adalah buah yang memiliki harga jual tinggi dan cenderung stabil. 

Saat ini harga durian masih kisaran Rp 20.000/buah. Harga ini adalah harga langsung dari petani.  Jika sudah sampai ke reseller maka akan naik lagi harganya. 

Di musim durian begini para petani pemilik kebun durian sering kali mendapatkan penghasilan yang lumayan. 

Begitu juga dengan para reseller atau peraih durian. Mereka membeli durian dari para petani kemudian menjualnya ke desa lain atau ke kota yang kebetulan memang sedang tidak musim. 

Masyarakat biasa yang tidak punya kebun pun kadang juga kecipratan. Hal ini dikarenakan kebaikan hati para pemilik kebun yang kadang memang memberi jatah kepada masyarakat umum untuk ikutan menjantuh di kebun duriannya. 

Musim durian juga membawa kecerian bagi warga. Warga bisa refreshing ke kebun durian sambil menanti buahnya berjatuhan. A ktifitas ini juga seperti aktivitas musiman yang memberi dampak positif bagi psikologis warga. 

Dari kondisi ini dapat kita simpulkan bahwasanya apapun yang terjadi pasti ada hikmah dibaliknya.

Yang Maha Kuasa ingin menguji kita dengan sedikit kesusahan dan kepayahan untuk melihat sejauh mana kesyukuran kita. 

Dalam Surah Ibrahim (14:7) Allah SWT berfirman: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'"

Jadi dalam setiap kejadian yang kita alami selalu ada sisi pendidikan bagi yang dapat mengambil hikmahnya. Terutama pendidikan karakter yang tidak hanya bisa kita dapat dibangku sekolah. 

Bagaimana tidak, dengan sedikit merenungi apa yang telah dan sedang terjadi terkait musim hujan dan musim durian tahun ini ternyata mengajarkan kita untuk memiliki karakter pandai bersyukur. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun