Mohon tunggu...
Kopi santri
Kopi santri Mohon Tunggu... Lainnya - Berpeci pecinta kopi

Membaca atas nama Tuhan, Menulis untuk keabadian, Bergerak atas dasar kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moral Combat

8 September 2022   12:20 Diperbarui: 9 September 2022   06:37 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Oleh: Kopi Santri

Jika membaca tajuk di atas, mungkin pertama kali yang muncul di pikiran kita adalah sebuah visual game yang akan merilis capture  atau series barunya di akhir tahun 2022. Atau mungkin film yang akan ditayangkan disetiap bioskop dan layar kaca channel media yang berjudul "Mortal Combat". Namun sayangnya tidak demikian, karena pada kali ini penulis akan membahas dan me-review tentang hal yang lebih penting daripada karakter dan alur cerita video game maupun film yang tanpa disadari seringkali melalaikan kita dari fenomena kehidupan di lingkungan kita.

Pada kesempatan kali ini penulis mengajak para pembaca untuk berbincang persoalan pergolakan moral di lingkungan sekitar kita khususnya pada kalangan remaja di negeri ini. Karena ada sebuah ungkapan "Baik buruknya atau maju mundurnya suatu negara, ditentukan oleh generasi pemudanya." Ungkapan tersebut dirasa benar adanya, sebab bila suatu bangsa moral generasi pemudanya rusak, dalam artian sering berbuat kerusakan di mana-mana, kehidupan sehari-hari yang monoton, mementingkan diri sendiri, maka tidak menutup kemungkinan negaranya akan ikut rusak.

Oleh sebab itu, kita selaku bagian dari warga negara Indonesia langkah yang dirasa tepat ialah mencoba menyampaikan, menawarkan dan mendiskursuskan semangat positif generasi muda baik dalam lingkup micro maupun macro. Sebelum lebih jauh membahas perihal semangat positif generasi muda, alangkah baiknya terlebih dahulu kita mengetahui apa yang dimaksud dengan moral? Kemudian di manakah posisi dimensi moral? Apa yang membedakan moral dengan moril?

Secara garis besar moral merupakan suatu hukum tingkah laku yang berlaku di suatu wilayah untuk dapat bersosialisasi dengan rukun dan harmonis. Sedangkan dimensi moral itu sendiri terdapat pada wilayah materil ataupun jasnmani seseorang, sehingga dari moral yang dimiliki oleh individu itu sendiri terdapat parameter untuk mengetahui dimensi immaterilnya atau kondisi kejiwaan dan juga mentalnya atau yang bisa kita kenal dengan istilah moril.

Leluhur bangsa Indonesia yang dahulu dikenal sebagai Nusantara sangatlah memperhatikan budi pekerti, welas asih, karsa, dan sejenisnya. Sehingga kearifan lokal dan semangat menjaga berbagai hal untuk keberlangsungan anak cucunya masih dirasakan oleh generasi saat ini. Namun akhir-akhir ini, di abad 21 dengan beragam gempuran arus globalisasi yang menggiring beragam opini begitu pesat membentuk tatanan pola hidup baru yang dikenal sebagai peradaban digital dan beragam hal dituntut untuk serba instan. Pada tatanan inilah kita menjumpai masyarakat modern yang begitu kompleks salah satunya pada lingkup remaja yang memang rasa keingin tahuannya sangat kuat namun dalam sisi mental masih rentan terhadap pergolakan kompleksitas kehidupan.

Sehingga, akhir-akhir ini kita sering menjumpai kalangan remaja yang cenderung monoton, tidak memiliki semangat hidup dan cenderung lebih memilih diam di zona nyaman ketimbang harus keluar untuk menjaga kearifan lokal dan semangat mempertahankan beragam potensi untuk keberlangsungan generasi yang akan datang. Dalam menjaga kearifan lokal sendiri tentu tidak terlapas dari moral dan moril generasi muda saat ini, dan betapa mirisnya jika kita menyaksikan kebanyakan generasi muda saat ini bagaikan memutar dadu dalam menjalani kehidupan sehari-hari, banyak tradisi dan budi pekerti diabaikan oleh generasi muda salah satunya dari segi berbusana yang kurang mencerminkan kearifan lokal dan kurang sopan dengan dalih mengikuti trend kekinian. Jika kita singgung sabda Nabi Saw. 14 abad yang lalu perihal gaya hidup umat yang akan datang dirasa penulis benar adanya. Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

 , : 

"Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun), pasti kalian pun akan mengikutinya." Kami (para sahabat) berkata, "Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?" Beliau menjawab, "Lantas siapa lagi?" (HR. Muslim no. 2669).

Ibnu Taimiyah menjelaskan, tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian perkara. (Lihat Majmu' Al Fatawa, 27: 286.)

Lebih lanjut masih menyangkut persoalan remaja tepatnya pada tahun 2021, menurut data yang didapat dari Komnas Perlindungan Anak mencatat bahwa Jumlah pengaduan masyarakat terkait kasus perlindungan khusus anak tahun 2021 sebanyak 2.982 kasus. Trend kasus pada kluster perlindungan khusus anak Tahun 2021 didominasi 6 kasus tertinggi yaitu pertama, anak korban kekerasan fisik dan atau psikis mencapai 1.138 kasus; kedua, anak korban kejahatan seksual mencapai 859 kasus; ketiga, anak korban pornografi dan cybercrime berjumlah 345 kasus; keempat, anak korban perlakuan salah dan penelantaran mencapai 175 kasus; kelima, anak dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual berjumlah 147 kasus; dan keenam, anak berhadapan dengan hukum sebagai pelaku sebanyak 126 kasus (Publikasi, Siaran Pers, Catatan Pelanggaran Hak Anak Tahun 2021 dan Proyeksi Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Anak Tahun 2022, diakses pada 24 Januari 2022).

Berdasarkan pemaparan data di atas ditemukan bahwa kasus pornografi dan cybercrime berada di posisi kedua setelah kasus kekerasan fisik dan psikis pada anak. Hal ini dirasa miris bagi penulis karena kasus ini setiap tahun mengalami peningkatan drastis dan apabila tidak ditangani maka seiring berjalannya waktu akan berdampak pada pola hidup generasi muda mendatang.

Oleh karena itu, dalam  pembahasan ini penulis mencoba menawarkan beberapa alternative value sebagai upaya pencegahan bobroknya moral pada generasi pemuda di abad 21 ini.

  • Positive Activity

Kebanyakan dari manusia cenderung mengikuti lingkungan di sekitarnya karena manusia sendiri secara kodrati merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari kegiatan lingkungan di sekitarnya. Oleh karenanya, apabila seseorang diarahkan untuk melakukan berbagai aktifitas positif, mereka tidak akan memiliki ruang untuk memikirkan hal-hal negatif di luar dirinya.

  • Cerdas memilih pergaulan

Cerdas dalam memililh pergaulan merupakan hal yang urgent diterapkan setiap orang, sebab ada sebuah pribahasa mengatakan, "Apapbila kita bergaul dengan penggembala kambing, maka kita akan ikut tercium bau kambing, apabila kita bergaul dengan seorang penjual parfum, maka kita akan ikut tercium wangi parfumnya". Hal tersebut dirasa benar adanya, umpanya kita bergaul dengan orang-orang yang berada di lingkungan yang negatif, maka tentu saja jika kita tidak memiliki perinsip yang kuat seiring berjalannya waktu kita akan mengikuti gaya hidup negatif tersebut.

  • Membangun Emosional positif dengan orang tua.

Langkah berikutnya ialah membangun kimistri yang baik dengan kedua orang tua, menggali beragam informasi tentang tradisi dan budaya yang mereka ketahui dari para leluhur di tempatnya. Sehingga dari hal tersebut kita akan mengetahui bagaimana tradisi dan kearifan lokal yang dijaga para leluhur kita dan menjadi acuan untuk kita agar tidak terbawa arus negatif globalisasi.

  • Memperluas Wacana dan Eksplorasi Pengatahuan Positif

Memperluas wawasan baik wacana literatur maupun konten positif merupakan langkah yang dirasa efektif untuk membendung dampak negatif arus globalisasi, karena ketika seseorang memperbanyak wawacan dan eksplorasi pengetahuan positifnya alam bawah sadar atau yang dikenal dalam disiplin ilmu psikologi "unconscious" akan membentuk suatu pola gelombang positif pada kontruksi pikiran seseorang. Sehingga dalam aktivitasnya sehari-hari senantiasa melakukan hal-hal positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun