Dalam kitab Al-Ulama Al-Mujaddidun, pembahasan ilmiah disusun Beliau dalam sebuah pengkajian masalah-masalah masail fiqhiyyah kontemporer yang banyak ditemui di kalangan masyarakat.Â
Tentunya pembahasannya menggunakan sistematis dan dengan bahasa yang sederhana agar mudah dimengerti. Tujuan kepahaman adalah salah satu misi dari prosa atau karangan bebas ilmiah modern.Â
Pandangan progresif Mbah Moen terihat dengan pendapatnya bahwa usaha ijtihadi itu berawal pada lahirnya kebudayan Islam itu sendiri pada abad pertama hijriyah.
Mbah Moen memberikan perspektif yang dalam untuk mengulas alur perkembangan pembaharuan yang pernah terjadi dalam Islam.Â
Beliau mengulas tentang awal pembaharuan yang menunjuk pada golongan sahabat untuk dinobatkan sebagai mujaddid atau pembaharu pada abad pertama.Â
Selanjutnya, munculah mujtahid seperti Imam al-Syafi'i, Imam Ahmad bin Hanbal, dan lainnya sebagai mujaddid pada abad kedua.Â
Akhirnya pondasi ijtihadi dunia Islam makin kuat dengan berpegang pada sumber-sumber syariat: Al-Qur'an, Hadis, Qiyas, dan Ijmak.
Dalam sebuah karangan bebas (prosa), seperti pada kitab Al-Ulama Al-Mujadiddun akan banyak didapati retorika ilmiah seperti gaya khitobah yang sederhana namun dalam maknanya.
Retorika khitobah adalah perkataan atau sejenisnya yang merupakan cara untuk memberi alasan kuat yang sifatnya mempengaruhi seseorang ataupun kelompok.Â
Hadirnya gaya argumentasi khitobah adalah untuk mempertahankan pendapat yang merupakan bagian dari dinamika ilmiah. Retorika khitobah merupakan cara ilmiah dalam memberikan reaksi terhadap hal-hal yang menyangkut bagaimana kita mempertahankan pendapat dalam sebuah karangan bebas atau prosa.
Akhirnya gaya literasi khitobah ta’lif ini mengalami kemajuan pesat hingga mendapat tempat di dunia percetakan.