Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Arunika Bergelung Ekopuisi

20 Oktober 2021   00:45 Diperbarui: 20 Oktober 2021   00:55 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semisal karya ekopuisi bertema Meratus yang ditulis oleh Micky Hidayat, penyair Kalimantan Selatan yang berjudul "Suara dari Meratus" dan "Amuk Meratus".

Baginya, Meratus adalah representasi alam yang menjerit yang perlu diselamatkan dari kepunahan. Meratus adalah penangkap jejak karbon raksasa di dunia yang kini sedang menjerit terjepit.

Anak Banua tentunya yang pertama merasakan pilu ekologis Meratus itu. Jauh lebih cemerlang mendahului psikologis percintaan apapun.

Hutan adalah tempat mainnya, tempat mendulang kata-kata indah. Mereka yakin bahwa ekopuisi itu seperti kata partikel "pun", yang tidak memiliki arti leksikal namun memiliki arti gramatikal.

Arti gramatikalnya bisa menyayat atmosfer kalbu. Oleh karenanya, saya pun optimis menulis tentang itu seperti pada karya saya, The Air We Breathe dan Sardula Javan Leopard sebagai dukungan kepedulian duka ekologis seperti tema net zero emissions.

Menulis sentakan-sentakan jiwa dari pengalaman sehari-hari, tentang apa yang berubah di lingkungan sekitar adalah sebuah andil juga.

Pengalaman dapat membantu memahami dunia dari sudut pandang tersendiri, seperti halnya penyair ekopuisi yang dapat ciptakan pengalaman lebihnya pada sajak-sajaknya.

Salah satu karakteristik utama ekopuisi yang khas seperti yang didefinisikan oleh James Engelhardt:  bahwa ia terhubung dengan dunia dengan cara yang menyiratkan tanggung jawab. Ekopuisi dikelilingi oleh pertanyaan-pertanyaan tentang etika.

Kabarkan kepada gas-gas rumah kaca yang dulunya cukup menghangatkan buana bak pantat panci, kini telah mendidih jerang.

Kabarkan kepada nitrogen dioksida, karbon dioksida, metana dan freon yang dulu menghangatkan, kini telah mengambang batas.

Wahai yang memanas, kami ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun