Sudah berulang-ulang saya isi variabelnya untuk menentukan hasil tahunan paparan karbon personalnya.Â
Isian variabelnya juga beragam. Mulai dari variabel frekuensi kecenderungan jenis bahan makanan, jenis moda perjalanan, suplai sumber energi rumahan, frekuensi pembelian fesyen, jenis bahan bakar kendaraan pribadi hingga urusan seberapa sering terbang dengan pesawat.
Setelah klik, hasilnya selalu 'waspada'. Ini mereka sebut sebagai parameter andil yang lumayan kritis bagi jejak karbon personal.Â
Ah, saya penyumbang jejak karbon juga ternyata!
Padahal, sudah berbungkus daun pisang. Makan daging dan seafood jarang. Hanya meningkat saat Hari Raya Kurban dan acara kondangan.
Naik pesawat? Ah, bukan pula tipe pelancong yang tiap akhir pekan setor barcode ke petugas bandara itu.
Ataukah pengguna dan pemboros bahan bakar fosil? Kalau jaraknya dekat biasa jalan kaki dan bersepeda, kok!
Variabel isian tentang pemakaian tenaga surya atau angin? Ah, itu sepertinya masih jauh. Paling banter membeli power bank dan lampu senter sel surya.Â
Begitu sadiskah parameter jejak karbon itu?Â
Sepertinya ingin membalik peradaban ke era Jurasik dan Pangea!
Sebelum terjawab, terhiburlah duka jejak karbon personal saya ini oleh sapaan konsol aplikasi tersebut, "Respond with positive, practical actions".