Mohon tunggu...
Elly Nagasaputra MK CHt
Elly Nagasaputra MK CHt Mohon Tunggu... Administrasi - Konselor Pernikahan dan Keluarga

Konselor Profesional yang menangani konseling diri, konseling pra-nikah, konseling pernikahan, konseling suami istri, konseling perselingkuhan, konseling keluarga. www.konselingkeluarga.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Konseling Pranikah, Pentingkah?

10 Maret 2018   07:58 Diperbarui: 10 Maret 2018   08:35 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua tahun pacaran membuat Surya (29) yakin melamar Felice (27) untuk menjadi istrinya. Setelah lamarannya diterima, Surya pun siap menghadap kedua orang tua Felice untuk resmi melamar.

Siapkah Anda?

 Namun, pengalaman buruk kakak Surya yang bercerai membuat Felice dan Surya lebih berhati-hati sebelum melangkah lebih jauh, yaitu menikah.Apalagi keduanya sama-sama sibuk, dan sudah biasa mandiri sejak kuliah di luar negeri. Ini membuat mereka gamang dengan pengetahuan mereka yang secuil akan pernikahan. Akhirnya mereka memutuskan menambah bekal mereka menikah nanti dengan pergi ke Konselor Pernikahan.

Keputusan Surya dan Felice sudah tepat. Memang, the best way to prevent the divorce is before the marriage,cara mencegah perceraian yang terbaik, adalah sebelum menikah. Mengapa? Karena dua manusia yang menikah berarti saling mengikat diri untuk puluhan tahun ke depan, sudah seharusnya mempersiapkan segala hal sebaik-baiknya sebelum memulai perjalanan seumur hidup tersebut.

Saat konseling pranikah, calon pengantin akan dibekali pengetahuan dan hal-hal apa saja yang perlu mereka siapkan dan ketahui. Bagaimana menguasai aneka skill atau keterampilan yang nantinya mereka butuhkan dalam membentuk rumah tangga yang sehat, langgeng, dan harmoni 

Pernikahan adalah hal yang serius, dan harus diperlakukan istimewa. Pernikahan adalah sesuatu yang terjadi hanya satu kali seumur hidup dan dilakukan sekali sampai maut memisahkan. Jadi tentunya semua harus disiapkan secara istimewa sebelum menjalaninya. Layaknya orang mau pergi ke Alaska misalnya. 

Tentu semua harus disiapkan. Jangan sampai di sana, ternyata suhu udaranya sangat dingin, tapi Anda tak membawa jaket. Atau ke India yang terkenal dengan makanan berempahnya, namun lambung Anda tak kuat, justru sakit ketika di sana. Tentu Anda tak mau kan?

Banyak orang sangat mempersiapkan hal-hal yang bersifat fisik dan materi dalam pernikahan. Misal menyiapkan tempat pesta yang super mewah, foto pre-wed ke ujung bumi yang super mahal biayanya, bahkan baju dan make-up pun kadang sampai kepada angka yang fantastis. 

Tapi justru hal yang PALING penting, paling krusial yaitu persiapan mental, emosional, psikis, psikologis dari pengenalan sifat karakter pasangan hingga sejumlah skill yang diperlukan untuk menangani berbagai masalah yang akan timbul di sepanjang tahun-tahun pernikahan, justru diabaikan.

Memang, salah satu faktor penting pernikahan adalah cinta, namun sayangnya cinta itu tidak cukup. Cinta saja tidak membekali Anda untuk mudah berkompromi dengan pasangan yang beda karakter. Cinta tidak membekali Anda dengan skill untuk berinteraksi dengan keluarga besar yang kadang rumit. Cinta saja tidak akan bisa merubah temperamen Anda ketika berhadapan dengan berbagai hal yang menghabiskan kesabaran. Cinta saja tidak bisa membuat pribadi yang cenderung suka berbohong menjadi orang yang jujur. Dan jika di tuliskan daftarnya, tentu masih banyak lagi.

Dan dengan segala tantangan dan kesulitan kehidupan di jaman ini, stok cinta Anda yang menggunung saat memasuki pernikahan pun akan bisa menyusut sedikit demi sedikit hingga nol. Cinta tanpa dipupuk pun akan layu, apalagi bukan hanya tidak dipupuk tapi terus menerus digempur oleh berbagai persoalan yang ada.

Saat konseling pranikah, hal-hal yang diperlukan tadi akan dibahas secara detail dari A-Z, dari segi mental, emosional, dan psikologis. Misalnya, pengetahuan, pengenalan pasangan, ekspektasi-ekspetasi, perbedaan, hingga visi misi menikah dan berbagai detail lainnya.

Lalu apa saja yang harus Anda ungkapkan kepada konselor pranikah?

Semua hal. Kata kuncinya adalah keterbukaan dan kejujuran 100% sebelum menikah. Jangan ada yang ditutupi atau disembunyikan.

Bekali diri dengan baik

Kesadaran para calon mempelai untuk datang ke konselor pranikah, dalam 4 tahun terakhir semakin tinggi. Para anak muda yang siap menikah tersebut menyadari bahwa menikah itu tidak mudah. 

Mereka juga pasti melihat sekeliling bahwa banyak pernikahan yang mengalami masalah, konflik, selingkuh hingga perceraian. Ini tandanya mereka sudah benar-benar menyadari tidak mudah mendirikan pernikahan yang sehat, harmonis dan langgeng. Sehingga mereka sudah sadar pentingnya melakukan konseling pranikah untuk pembekalan kedepannya.

Jika pasangan sebelum menikah sebaiknya melakukan medical check up, ke Dokter dan Laboratorium. Maka sama, sebelum menikah lakukanlah konseling pranikah untuk "men-cek" semua hal di luar fisik, yaitu psikis, mental, emosional, keterampilan/skill berelasi, dan tingkat edukasi masing-masing akan diri mereka satu sama lain. Karena kalau isi wawasan tidak sama, itu bisa menjadi kendala nantinya.

Dari banyaknya calon pengantin yang datang, ada yang merasa sudah saling cinta dan sudah cocok, tapi tetap merasa ragu, karena sering tidak sependapat akan hal-hal yang signifikan. Ada juga malah yang cinta tapi bertengkar terus dan memutuskan untuk mau menikah juga. 

Ini adalah contoh yang baik, karena memang seharusnya ganjalan-ganjalan diselesaikan dulu sebelum menikah. Jangan pernah berpikir, "ah, menikah saja dulu. Nanti kan, kalau sudah menikah bisa diberesin".Karena setelah menikah, persoalan akan bertambah bukan semakin berkurang.

Namun ada juga yang sepertinya tidak ada ganjalan. Saling cinta dan cocok. Eit.... tapi nanti dulu karena biasanya saat pacaran kita memakai topeng, yang terlihat hanya yang di luar, yang indah-indah saja. Semua keinginan dan ekspektasi pasangan di iyakan saja atas nama cinta.  Dan ketika bulan madu usai, baru deh, kelihatan aslinya. Biasanya konflik besar baru akan mulai muncul pada tahun kedua  ke atas dalam pernikahan.

Pilih Konselor yang Tepat

 Anda dan calon istri atau suami sudah memutuskan untuk ke Konselor Pernikahan, tapi bagaimana memilih konselor yang tepat?

Pertama, Konselor Pernikahan tersebut telah  berpengalaman sebagai Konselor Pernikahan. Dimana dengan jam terbang praktik yang bertahun-tahun tentu sudah teruji. Telah berpengalaman menangani ratusan Klien dengan berbagai variasi kasus yang beraneka macam.  Pasti ada bedanya antara Konselor yang baru praktek 3 tahun dengan Konselor Pernikahan yang sudah praktik 9 tahun.

Kedua. Dalam kehidupan sehari-harinya, juga sudah memiliki "jam terbang" pernikahan yang teruji. Anda mungkin bisa menilai sendiri, Konselor yang pernikahannya sudah berjalan lebih dari 20 tahun, tentu lebih meyakinkan. Pengalaman hidup sehari-hari pasti memberikan kontribusi besar dalam  arahan profesionalnya untuk memberikan solusi permanen bagi para kliennya. Tentu beda, kan jika Anda konseling dengan Konselor yang baru menikah 5 tahun dengan Konselor yang sudah menikah selama 24 tahun?

Ketiga adalah faktor trust(kepercayaan) dan kecocokan. Temukanlah Konselor yang bisa Anda percaya dan Anda merasa nyaman dengannya. Apapun yang Anda ceritakan kepada Konselor adalah hal yang sangat rahasia, Anda tentu tak ingin bercerita pada Konselor yang Anda tidak percaya dan tidak memberikan rasa nyaman. Trust adalah unsur yang penting. Trust dari segi pengalaman kerja (jam terbang praktik), lamanya usia pernikahan konselor tersebut dan trust dari feeling Anda apakah merasa nyaman dan sreg.

Lalu kapan calon mempelai sebaiknya ikut konseling?

Waktu yang terideal adalah ketika mereka sudah bersiap menikah, namun sebelum lamaran dan  sebelum mempersiapkan semua yang berhubungan dengan pesta pernikahan. Seperti booking gedung, mencari busana pengantin, foto pre-wedding, dan yang paling penting, sebelum undangan dikirimkan.

Karena jika sampai hal yang tak diinginkan terjadi, misalnya Anda berdua memutuskan berpisah saja setelah konseling padahal semua persiapan pernikahan sudah dilakukan, Anda akan rugi waktu, biaya, dan tentu Anda juga merasa malu dan tidak enak kepada keluarga besar. Tentu saja hal ini jarang terjadi, namun bukankah preventif lebih baik? Kadang tidak batal tapi perlu waktu pengenalan lagi yang lebih panjang, tentu akan sulit jika minggu depan Anda sudah melangkah ke pelaminan. Jadi datang ke Konselor Pernikahan tentu janganlah mepet.

Jadi bersiaplah menyambut hari besar dalam hidup Anda, tidak melulu fokus dengan persiapan fisik seperti gedung, baju, make-up dan foto. Tapi persiapkan juga yang PALING essential yaitu persiapan hati, mental, emosional, psikologis, dan segenap relationships skill yang diperlukan agar pernikahan yang mau Anda bangun akan dapat bertahan dengan semua badai kehidupan. 

Pernikahan Anda akan sehat, awet, langgeng dan harmonis, jauh dari konflik berat bahkan tidak akan pernah ada issue ketidaksetiaan dalam sepanjang puluhan tahun pernikahan yang akan Anda bangun. Yes?? J

Salam Sejahtera,

  • Elly Nagasaputra, MK, CHt
  • Marriage Counselor & Hypnotherapist
  • www.konselingkeluarga.com
  • www.klinikhipnoterapijakarta.com
  • - healing hearts -- changing life -


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun