Mohon tunggu...
Elly Nagasaputra MK CHt
Elly Nagasaputra MK CHt Mohon Tunggu... Administrasi - Konselor Pernikahan dan Keluarga

Konselor Profesional yang menangani konseling diri, konseling pra-nikah, konseling pernikahan, konseling suami istri, konseling perselingkuhan, konseling keluarga. www.konselingkeluarga.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yakin Pernikahan Anda Sehat?

24 Januari 2018   10:48 Diperbarui: 24 Januari 2018   11:12 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
konselingkeluarga.com

konselingkeluarga.com
konselingkeluarga.com
Siapa yang tak kenal Desty? Wanita cantik yang ramah itu memang tak pernah absen mengantar jemput sekolah kedua putrinya, diantar mobil mewah plus sopir. Akun sosial medianya, dipenuhi foto-foto indah Desti, sendiri atau dengan keluarganya berlibur di destinasi wisata favorit.

Tiba-tiba, bagai petir di siang bolong, terdengar kabar Desti akan bercerai dari Ardi, suaminya. Semua orang termasuk kedua orang tua Desti dan Ardi, terkejut bukan main. 

Setahu mereka, keluarga Desti dan Ardi sangat harmonis.  Mereka juga tampak biasa-biasa saja. Musuhan tidak, mesra juga tidak. Semua orang bertanya-tanya. Ada apa sih?

Api dalam Sekam

Desti dan Ardi menikah karena cinta. Masa pacaran yang singkat, 6 bulan, tak menghalangi keyakinan mereka menikah. Cinta mereka saat itu sedang menggebu-gebu. Tapi ternyata, waktu 6 bulan tak membuat Desti mengenal pribadi Ardi lebih baik.

Ardi orang yang sangat ambisius. Tak ada yang bisa menghalanginya mendapatkan apa yang ia inginkan. Ini juga yang membuat Desti terpesona dengan kegigihan Ardi mendekatinya.

Setelah menikah, Ardi amat disibukkan dengan pekerjaannya. Ia berambisi menjadi salah satu direktur di kantornya. Siang malam ia menghabiskan waktu demi kariernya. Lembur di kantor, menjamu klien, ikut training di mana-mana, hingga belajar berbisnis langsung dari atasannya.

Karier Ardi melesat. Kerja kerasnya diapresiasi manajemen. Menyadari kesibukannya, ia memberikan semua yang terbaik untuk Desti. Rumah, mobil, liburan, sekolah terbaik untuk anak-anak. Apapun yang Desti minta, pasti ia berikan.

Namun sayang, semuanya tak bisa menggantikan kehadiran Ardi di hati Desti. Meski sudah selalu berusaha menyibukkan diri dengan banyak kegiatan, lama-lama Desti merasa tak diperhatikan. Alih-alih pergi berdua, merekapun sudah semakin jarang ngobrol. Belum lagi rasa lelah fisik dan mental membuat mereka malas bercinta.

Desti selama ini berusaha menahan diri. Rasa sedih dan kecewa ia tekan demi anak-anaknya yang masih kecil. Tak ingin merusak imej keluarganya, Desti berusaha selalu tampil ceria dan bahagia. Hingga akhirnya ia tak tahan, dan memutuskan berpisah, karena selama ini kehadirannya tak pernah dianggap oleh Ardi.

Bahagiakah Anda?    

Meski diawali oleh cinta, yang menjadi faktor penting sebuah pernikahan yang sehat, pernikahan Desti dan Ardi kini menjadi pernikahan yang tidak sehat. Tak adanya komunikasi, kurangnya hubungan seksual, membuat rasa cinta perlahan menipis. Dan yang pasti mereka tidak bahagia.

Dalam pernikahan yang sehat, seharusnya tidak hanya ada kedekatan fisik, tapi juga, spiritual, mental, emosional. Secara holistik sepasang manusia ini harus saling dekat satu sama lain, membangun hidup bersama, susah dan senang dalam lembaga pernikahan yang tidak berdasarkan materi, ketergantungan ekonomi, atau keterpaksaan. Intinya, jika tidak ada kedekatan holistik antara mereka, berarti pernikahan itu tidak sehat.

 Namun, definisi sehat pada sebuah pernikahan tergantung pada masing-masing yang menjalaninya. Misalnya ada pasangan yang tinggal berjauhan, dan jarang bertemu, namun mereka tak masalah, dan tetap bahagia.

Atau misalnya dalam agama tertentu, diperbolehkan poligami, lalu istri pertamanya tidak masalah dipoligami karena menganggap itu kaidah agamanya, jadi itu sehat-sehat saja. Intinya, jika itu membahagiakan mereka, berarti itu sehat bagi mereka. Karena setiap orang mungkin punya cita-cita, ekspektasi, dan gayanya sendiri.

Amati Tanda-tandanya

Desti dan Ardi terlambat menyadari bahwa ada yang tidak beres dalam pernikahan mereka. Mungkin mereka berpikir, toh mereka saling cinta. Namun, secinta apapun orang pada pasangannya, jika tidak ada usaha dan saling berkontribusi dalam menjaga cintanya, perasaannya, dan menyiraminya, api cinta itu lama-lama akan padam.            

Ada banyak tanda, bahwa pernikahan sudah mulai tidak sehat. Misalnya, Anda sudah malas melihat pasangan, tak ingin bercinta dengannya lagi, bosan mendengar omongannya dan rutinitas yang begitu-begitu saja membuat Anda bosan, semua terasa hambar. Anda hanya menjalaninya karena merasa wajib sebagai suami atau istri atau karena ada anak.  

Jika ini sudah terjadi pada kita, berarti sudah saatnya mencari bantuan profesional, untuk mencari tahu apa yang terjadi atau salah dalam pernikahan, untuk segera diperbaiki dan dibuat sehat kembali. Apabila kita ingin memperbaikinya sendiri tentu bagus, namun biasanya kita tidak tahu apa yang yang harus dilakukan, meski sadar ada sesuatu yang salah.

Di sinilah peran marriage counselor, yang akan membantu menyembuhkan pernikahan kita agar sehat kembali. Bahkan, jika kita bingung dengan pernikahan kita yang sepertinya baik-baik saja, namun kadang terasa hambar, cobalah lakukan marital checkup dengan mengunjungi marriage counselor. Kita bisa mengetahui bagaimana kondisi pernikahan kita. 

Apakah satu sama lain masih nyambung, masih saling cinta, atau tanpa sadar rutinitas telah membuat kita terpisah, baik fisik dan emosi. Let's do it before its too late!

Salam Sejahtera,

Elly Nagasaputra, MK, CHt

Marriage Counselor & Hypnotherapyst

www.konselingkeluarga.com

www.klinikhipnoterapijakarta.com

- healing hearts -- changing life -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun