Mohon tunggu...
Komunitas Kretek
Komunitas Kretek Mohon Tunggu... lainnya -

Komunitas Kretek lahir atas kesadaran bahwa kretek adalah salah satu produk budaya bangsa Indonesia yang unggulan. Adalah cita-cita kami bersama untuk membela para penghayat budaya kretek, termasuk di dalamnya pelaku industri kretek dari hulu ke hilir, konsumen kretek, pemerhati kretek, kalangan akademisi, dan pecinta budaya kretek lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mereka yang Melampaui Waktu, Budaya dan Perokok Perempuan

14 Juni 2014   07:32 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:47 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Merokok bukan hanya pekerjaan yang boleh dilakukan oleh lelaki, karena rokok tidak memiliki jenis kelamin. Siapapun dapat menikmati sensasi merokok. Tanpa melihat dia lelaki, perempuan, gay, atau lesbian.

Suatu minggu yang cerah di Cafe Labuana, saya dan teman sedang menikmati kopi sambil bercerita tentang keadaan politik setelah pemilihan legislatif. Selang beberapa waktu, tiga perempuan juga berkunjung dan duduk beberapa meja dari kami. Salah satu dari mereka kemudian membakar rokok. Teman saya tiba-tiba memandang aneh perempuan itu. Sambil memegang cangkir kopinya, dia berkata, dasar perempuan nakal.

Saya tidak menyangka teman saya akan berkata seperti itu. Sambil memandang lekat matanya, saya menimpali, “Wah, hebat yah tanggapanmu tentang perempuan yang merokok, Mengapa kau menyebut dia perempuan nakal?” tanyaku.

Dia kemudian menjawab, “Apa perempuan itu tidak sadar kalau dia merokok, maka kesehatan reproduksinya akan terganggu, dia juga dapat terkena penyakit kanker rahim. Lagian, kalau dia merokok, pandangan orang-orang awam pasti akan menuduh dia nakal.”

***

Dari diskusi kecil-kecil itu, saya menarik kesimpulan sederhana, bahwa masih ada orang yang saat melihat perokok perempuan, maka ia akan menuduhnya nakal. Meskipun tidak bisa dijadikan sebagai acuan, tapi dibeberapa kesempatan saya juga masih mendengar pernyataan seperti itu. Mengganggap perempuan yang menikmati rokok sebagai tindakan yang buruk dan tidak wajar.

Kata nakal di sini juga tidak dapat dijelaskan. Nakal dalam artian apa yang dimaksudkan oleh teman saya. Karena ketika saya tanya maksud nakal itu, ia hanya jawab, “Yah karena dia berani merokok di depan umum dan menghiraukan kesehatannya nanti.”

Tentu tulisan ini bukan penelitian yang menggunakan data akurat untuk membuktikan kebenarannya. Hanya saja, fakta bahwa masih ada pandangan buruk tentang perokok perempuan ini nyata. Akhirnya saya mencoba mencari solusi untuk menjawab soal pendangan ini. Saya bertanya langsung ke beberapa teman perempuan yang merokok. Semoga dari situ saya dapat menarik benang merahnya.

Di sebuah perpustakaan, saya bertemu dengan seorang teman bernama Mawar. Ia perempuan yang juga senang merokok. Saya mencoba bertanya tentang hal yang sama, bagaimana perasaan anda jika merokok ditempat umum? Dia menjelaskan bahwa biasa saja, meskipun memang masih ada mata yang memandanganya aneh. Saya kemudian bertanya, manfaat apa yang ia dapatkan jika merokok, kebetulan ia bekerja sebagai penyiar di salah satu radio komunitas, ia menjelaskan bahwa kalau ia merokok, maka suaranya akan bagus.

Entah ini benar atau tidak, tapi Mawar menjelaskan itu kepada saya. Saya kemudian menanyakan, jika ada lelaki yang memandang bahwa perokok perempuan itu nakal, apa tanggapan anda? “Yah, itu mungkin lelakinya saja yang tidak paham bahwa merokok telah menjadi kebutuhan, bukan hanya pada lelaki, tapi juga perempuan.” Saya kembali bertanya, tapi kalau soal kesehatan, bagaimana? Mawar menjawab dengan senyum ikal, “Saya seorang Ibu, punya anak yang baru berusia enam tahun, tapi syukur anak saya sehat dan tidak pernah mempermasalahkan kalau ibunya merokok. Sehari-hari saya juga bersyukur karena tidak merasa terganggu oleh asap rokok.

Saya bertanya hal yang sama kepada Vivi, seorang mahasiswa yang juga perokok. Dia menjawab, saya masih malu kalau merokok di tempat umum. Dia tidak menjelaskan alasannya secara lengkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun