***
1 Oktober 2014
Ayu terbangun oleh dering telepon kamarnya. Dengan malas ia mengangkat gagang telepon. Seseorang di ujung saluran bertanya, “Tika udah bangun, Yu?”
Di sampingnya, Tika masih tertidur pulas dan mendengkur. Begitu lelap seperti bayi. Suara dari telepon memintanya segera membangunkan Tika. Sudah pukul 6,30 pagi. Para peserta mesti siap di bus pukul tujuh nanti. Hari ini akan menjadi hari yang sangat panjang.
“Mbak Tika.. Mbak Tika.. Banguuun. Udah setengah tujuh.”
Tika adalah aktivis Komunitas Kretek. Bergabung sejak tahun 2011. Ia telah mengalami banyak sekali asam-garam perjuangan Komtek; advokasi, aksi demonstrasi melawan regulasi yang merugikan perokok sebagai konsumen, dan kegiatan-kegiatan lainnya sebagai budaya-tanding. Cintanya bahkan bersemi di Komtek Yogyakarta.
(Saya berdoa semoga tidak ada penulis skenario Film Televisi yang membaca tulisan ini. Saya sangat khawatir, kisah cinta Tika jatuh jadi murahan jika diangkat ke layar kaca.)
Bersambung ke bagian kedua.
Sumber: http://komunitaskretek.or.id/?p=3249
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H