Karya: Fajar Amiruddin
"Nyiahahaha" Terdengar suara tawa Nyi Rawit selepas bangun dari tidur panjangnya.
"Ada apa nyi sampai segembira itu?" Tanya Aki Gendol suami Nyi Rawit yang juga baru bangun.
"Lihat ke cermin bawang ki, banyak anak-anak cabai yang masih berani main diluar sudah malam begini. Nyiahaha."
"Sepertinya malam ini kita mendapatkan budak baru setelah lama kita tertidur nyi. Hohoho." Sambung tawa mereka berdua senang.
Sudah lama sekali ada mitos yang beredar di Desa Cengek, bila ada sepasang cabai penyihir yang suka menculik anak-anak yang suka main diluar pada malam hari. Mitos yang beredar berkata kalau cabai penyihir itu menculik anak-anak lalu menjadikannya budak di kediaman mereka.
Mereka dipaksa untuk mencuci semua pakaian Nyi Rawit dan Ki Gendol, berburu bawang di Gunung Paprika serta menghaluskan para kemiri untuk bahan sihirnya.
Namun mitos tinggal lah mitos, Desa Cengek dalam masa berkembang sudah tidak percaya lagi mitos seperti itu, kini anak-anak cabai sudah sering main diluar pada malam hari.
"Anak-anak pulang sudah malam." Pak Rocoto menyuruh anak-anaknya pulang ke rumah.
"Yah bapak, baru juga kita main masa sudah disuruh pulang pak." Kata Datil, anak sulung Pak Rocoto.
"Iya pak, kita sudah sekolah sampai sore, jadi kapan mainnya kalau jam segini sudah disuruh pulang?" Sambung Tepin anak bontot Pak Rocoto.
Pak Rocoto yang mengganggap perkataan anaknya benar juga. Sekarang sekolah mereka berlangsung sampai sore hari. Akhirnya Pak Rocoto membiarkan anak-anaknya bermain.
"Tapi ingat jam 9 malam sudah harus pulang." Tak lupa ia mengingatkan.
"Siap!!" Kata Datil dan Tepin bersamaan.
Tak lama Pak Rocoto pergi, dengan tomat terbangnya, Nyi Rawit dan Ki Gendol pun langsung mendatangi kedua anak-anak cabai tersebut.
"Nyiahaha, anak-anak manis sedang bermain apa?" Tanya Nyi Rawit masih sambil tertawa.
"Si..siapa kamu?" Kata Datil ketakutan.
Tepin yang takut melihat sosok Nyi Rawit langsung melarikan diri, tapi apa daya, Ki Gendol berhasil menangkapnya.
"Mau kemana kamu cah bagus, hohoho"
Mereka berdua pun akhirnya tertangkap lalu dimasukan ke dalam tomat terbang dan pergi dari Desa Cengek menuju kediaman mereka di Gunung Paprika.
Karena tidak kunjung pulang, Pak Rocoto menyusul kembali anak-anaknya, tapi mereka sudah tidak ada disana, ada dua butir bawang merah ditempat itu menandakan bahwa Datil dan Tepin sudah diculik Nyi Rawit dan Ki Gendol.
Pak Rocoto pun menyesal telah membiarkan anaknya main malam hari tanpa pengawasannya, dan ia juga menyesali sudah tidak mempercayai mitos itu lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI