Baiklah. Seiring
berjalannya waktu, entah mengapa, tanpa disadari aku mulai terjerembab kedalam
ukhuwwah bersama gadis berkacamata ini. Aku lupa. Tapi yang pasti, selama
hampir satu tahun aku hidup di Surabaya,
namun baru belakangan ini aku memiliki nomer HPnya. Aneh, kan? Ya, aneh. Aku begitu takut hanya untuk
bertegur sapa dengannya. Walaupun hanya sekedar via SMS. Jangankan berteman
dengannya, untuk sekedar memanggil namanya saja butuh ribuan molekul keberanian
yang diteguhkan dengan keyakinan.
Namun, (lagi-lagi)
entah mengapa aku tiba-tiba aku mendapat segenap keberanian untuk meminta
nomernya dari salah seorang teman. Kayaknya ketika itu sedang urgent. Tapi
bermula dari sinilah komunikasi ku dengannya mulai terjalin. Terjalin hanya
sebatas sms.
Setelah itu kami
sudah agak terbiasa berkomunikasi (lagi-lagi) melalui SMS. Ternyata, di balik
ke’diam’annya, ia adalah orang yang enak untuk sekedar bercerita dan berbagi. Namun
yang anehnya, kami seakan tidak pernah berkomunikasi langsung. Ada bulan dan malam yang memisahkan kami. Ada bulan dan malam yang
menghantarkan sms kami. Entahlah. Tapi aku mulai menikmati gaya sms yang seperti ini. Seumur-umur baru
kali ini bersms-an dengan perantara bulan dan malam. Dari sini juga aku tahu,
ternyata ia memiliki perbendaharaan sastra yang sangat banyak. Ia seakan
seorang calon sastrawan besar yang sedang merajut mimpinya. Aku yakin, suatu
saat nanti bakalan banyak buku-buku yang terlahir dari ujung penanya. Aku yakin
itu.
Ironisnya, komunikasi
kami ini seakan hanya sebatas mimpi, sebatas dunia maya. Bagaimana tidak,
besoknya, dia yang ku kira sudah “mencair”, kembali “dingin”. Seakan malam
sebelumnya tak pernah terjadi apa-apa, mungkin pun tak pernah terjadi apa-apa. Ia
kembali kepada keheningan yang tetap bersemayam di dalamnya. Tapi aku nggak
akan pernah protes kepadanya. Ia adalah ia. Bukan aku. Kalau itu sudah menjadi
prinsip hidupnya, mungkin itulah yang terbaik baginya. Lagian, setelah
kupikir-pikir, diam bukan berarti tidak peduli. Mungkin saja disana tersimpan
rahasia besar yang belum boleh aku ketahui. Entahlah….
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI