Mohon tunggu...
Kompasianer Lombok
Kompasianer Lombok Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Kompasianer Lombok

Komunitas dari Kompasianer Lombok - KOLOM | Reaktivasi 30 Maret 2022, sekaligus sebagai tanggal ulang tahun | Join WAG KOLOM; bit.ly/LiveIGKOLOM | IG KOLOM; https://instagram.com/kolom_kompasianerlombok

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

[KOLOM Kolabs] Live Painting Seni Waktu: Adat Sasak Lombok di Era Baru Senirupa Lombok Timur

15 Januari 2023   18:35 Diperbarui: 15 Januari 2023   18:36 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Miq Pian, Ketua Komunitas Seni Waktu. Dokumen pribadi

Selong, Lombok Timur. Acara mendadak, namun alhamdulillah sukses serta lancar. Sepekan lalu, KOLOM baru saja berkabar ke 6 komunitas pelukis, partner tetap di Signature Event (kegiatan unggulan) Pelangi Warna dari Timur. Event unggulan yang terpilih sebagai satu dari total 12 event di Komunikarya Kompasiana 2023. Artinya, KOLOM dan enam komunitas partner, mendapat dukungan penuh Kompasiana di tajuk acara 'Pelangi dari Timur'. InshaAllah di Maret nanti. 

Persis seperti pepatah 'Pucuk Dicinta Ulam pun Tiba'. Tadinya ingin segera merapatkan konsep acara Maret, salah seorang pelukis perempuan sekaligus model lukisan, bersedia ketempatan 'Live Painting'. Langsung sepakat di rumahnya, Ahad, 15 Januari 2023. Hari ini.

Seperti kolaborasi sebelumnya, setiap Live Painting, KOLOM juga melaksanakan Live di sosial media instagram. Hari ini, jadi ekstra lama. Sampai satu setengah jam. Skuy, disimak:

Adat Istiadat Sasak Lombok Selalu Eksis di Setiap Bentuk Zaman

Persiapan. Kanvas masih kosong, koleksi cat masih dalam kardus. Dokumen pribadi
Persiapan. Kanvas masih kosong, koleksi cat masih dalam kardus. Dokumen pribadi

Hajjah Novia Ariana, mengisahkan bagaimana ia kemudian makin jatuh cinta dengan dunia seni lukis, diantaranya dimulai dengan aktif menjadi model lukisan.

"Saya sampai sempat merasa tersugesti. Salah satu lukisan dimana saya dilukis sebagai objek utama, membuat saya sempat merasa nyaman sendiri dalam waktu yang cukup lama. Entah ya. Percaya ndak percaya. Segera saya pindahkan lukisan tersebut, saya mulai terpikir untuk segera berkeluarga," sebagian dari banyak kisah unik Novia, selama ia eksis dan berinteraksi di keluarga besar pelukis di Lombok Timur.

Dong ayok kita mutualan juga di sosial media Twitter:

Salah satu rumah besar di ruas jalan utama kota Selong, ibukota kabupaten Lombok Timur (Lotim) mulai semakin ramai setelah pukul 9 pagi. Ketika akhirnya belasan kanvas mulai diletakkan di kayu penyangga, atau tergeletak di lantai, mulai pula dihadapi oleh masing-masing pelukisnya. KOLOM yang telah terlibat dalam tiga momen melukis langsung -- mulai di program Donasi Ramadhan di tahun lalu, tetap saja takjub dengan kecepatan tarian kuas di atas kanvas.

Pose 4 model lukisan sudah disepakati, kuas mulai menari di atas kanvas. Dokumen pribadi
Pose 4 model lukisan sudah disepakati, kuas mulai menari di atas kanvas. Dokumen pribadi

Devi Mubarak, Sekretaris Komunitas Seni Waktu, menjawab bahwa umumnya penggunaan berbagai jenis cat dibebaskan bagi setiap pelukis yang hadir.

"Bebas koq mbak. Cuma ya seringnya cat air, cat minyak, serta acrylic. Nah, hari ini saya memilih palet cat air, karena ngerasa praktis saja. Saya juga lebih suka cat air, karena relatif mudah saat ingin memberikan detail tertentu di lukisan," demikian urai Devi, saat KOLOM kepo dengan pilihannya pada cat air.

Lukisan Miq Pian, Ketua Komunitas Seni Waktu. Dokumen pribadi
Lukisan Miq Pian, Ketua Komunitas Seni Waktu. Dokumen pribadi

Lain Devi, lain pula Mahzan, Miq Pian, Om Dul atau Datuk Yanto. Empat pelukis ini -- bagi mata awam KOLOM, terhitung sama cepat dan kilatnya eksekusi konsep lukisan. Mahzan misalnya. Latar lukisan merah terang dan sapuan kehitaman di sebagian sisi terluar kanvas, menguatkan serta menegaskan karakter dari empat model di dalam lukisannya.

Mahzan - Serunih Studio, dengan pilihan warna-warna 'panas'nya. Dokumen pribadi
Mahzan - Serunih Studio, dengan pilihan warna-warna 'panas'nya. Dokumen pribadi

"Objek manusia, umumnya bisa tergambar semakin kuat dengan warna-warna 'panas'. Merah terang, hitam, misalnya. Warna utama ini yang saya pilih dalam lukisan kali ini. Nah, kalau Om Dul di sebelah saya ini, memilih jenis lukisan Impresif. Warna-warna utamanya cerah, paling gampang memikat mata."

Mahzan juga yang mengoreksi kekeliruan awal KOLOM, yang mengira minyak lukisan yang dipakai adalah minyak tanah (rrr, boleh koq di-ngakak-in -- asli, beneran gak tau).

Lukisan Pak Andi - Sanggar Naluri, masih di nuanasa warna 'panas'. Dokumen pribadi
Lukisan Pak Andi - Sanggar Naluri, masih di nuanasa warna 'panas'. Dokumen pribadi

"Minyak lukisan itu khusus. Yang suka dipakai Mamiq Adi misalnya. Merek tersebut termasuk merek tinggi di kelasnya. Nah, kalau yang dipakai Datuk Yanto, itu merk umum, relatif lebih mudah didapatkan," urainya panjang lebar, sembari tetap sibuk menyelesaikan lukisannya.

Mahzan dengan Serunih Studio-nya, kerap membuka kelas melukis dengan peserta wisatawan mancanegara atau ekspat yang tinggal di Lombok. KOLOM dan Mahzan kerap ngobrol-nya pakai Bahasa Inggris. Mana tau suatu hari nanti, tamu Live IG-nya KOLOM juga salah seorang pelukis mancanegara kan? Aamiin.

Ah iya, Miq atau Mamiq itu apa sih? Dua panggilan ini, biasanya lekat untuk panggilan khusus ke lelaki dengan nama 'Lalu' di depan nama lengkapnya. Untuk perempuan, antara dipanggil 'Dende' atau 'Pe Baiq'.

Senirupa, Nostalgia Sekaligus Perkembangan Hidup Manusia

Hajjah Novia dan sebagian besar pelukis yang hadir, menyepakati beberapa hal di momen Live Painting kali ini.

Pertama, melalui lukisan, adat istiadat tertentu terjaga, lestari dan bisa direkam melalui deretan lukisan lintas waktu. Contoh saja, Miq Adi, menunjukkan banyak koleksi lukisan atau sketsa lamanya, berlatar lokasi-lokasi di kota Selong, yang kini sudah banyak beralih fungsi. Pasar ayam tradisional. Saat ini telah menjadi mall mini kota.

Hajjah Novia, jadi model sejak masih gadis (usia 20 tahun) sampai kini di jelang setengah abad. Dokumen pribadi
Hajjah Novia, jadi model sejak masih gadis (usia 20 tahun) sampai kini di jelang setengah abad. Dokumen pribadi

Kedua, perkembangan manusia, dengan contoh objek terdekat seperti pelukis dan modelnya, bisa menjadi 'nyawa' utama satu lukisan. Hajjah Novia sendiri, ingat dengan baik setiap tahap umur ketika ia baru pertama kali menjadi model, lalu bahkan mulai  melukis serta memiliki koleksi lukisan sendiri.

Lukisan Bu Guru Ana, Sanggar Lukis Arus Ide. Dokumen pribadi
Lukisan Bu Guru Ana, Sanggar Lukis Arus Ide. Dokumen pribadi

Ketiga, seni rupa menjadi bagian dari kesenian secara umum, yang eksis lintas jaman. Aktivitas dan produktivitas melukis, serta perkembangan personal dari pelukis juga para model lukisan mereka, masing-masingnya bisa menggambarkan kondisi satu jaman. 

Lukisan Datuk Yanto. Unik dan khas, dimanapun lokasi eventnya. Dokumen pribadi
Lukisan Datuk Yanto. Unik dan khas, dimanapun lokasi eventnya. Dokumen pribadi

KOLOM, sungguh beruntung, mulai sering berinteraksi dengan kawan-kawan pelukis ini. Kolaborasi serta bersinergi positif, melakukan keahlian masing-masing, dengan muara yang kurang lebih sama. Lombok dengan segala adat istiadat, pesona keindahan alamnya, di pantai, kota, dan masih banyak lagi tempat lainnya, ditunjukkan ke dunia luas. KOLOM melalui deretan kata-kata. Kawan-kawan pelukis melalui goresan serta warna dari tarian kuas di atas kanvas mereka.

Lukisan impresif milik Om Dul. Usai rehat siang, kekejer dong lukisan ke-2. Ngebut pun - Dokumen pribadi
Lukisan impresif milik Om Dul. Usai rehat siang, kekejer dong lukisan ke-2. Ngebut pun - Dokumen pribadi

Sampai jumpa di 'Pelangi dari Timur' Maret nanti. InshaAllah sekaligus perayaan milad pertama KOLOM, yang re-aktivasi kegiatan per Maret 2021 lalu.

*Selong, 15 Januari. Peliput dan penulis Muslifa Aseani (Tim Pengurus KOLOM 2023)

--- Semua hasil lukisan di setiap event Live Painting dijual untuk umum. Komunikasi dan koordinasi harga, bisa kontak Tim Admin KOLOM atau Open DM di semua akun official KOLOM. Proses kirim menggunakan jasa kurir yang umum tersedia di kota-kota besar di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun