Mohon tunggu...
Kompasianer Lombok
Kompasianer Lombok Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Kompasianer Lombok

Komunitas dari Kompasianer Lombok - KOLOM | Reaktivasi 30 Maret 2022, sekaligus sebagai tanggal ulang tahun | Join WAG KOLOM; bit.ly/LiveIGKOLOM | IG KOLOM; https://instagram.com/kolom_kompasianerlombok

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Pelangi Warna dari Timur Edisi Mantai di Tanjung Luar Lombok

23 Oktober 2022   19:09 Diperbarui: 28 Oktober 2022   08:41 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Live IG KOLOM lancar dan tepat satu jam, jadi mulai bisa in frame. Yang ini, bareng anak-anak dan karya mereka. Dokumentasi pribadi

Tanjung Luar, NTB. Ahad pagi, 23 Oktober 2022, ujung timur pulau Lombok hangat. Matahari pagi membulat penuh. Pendar oranye-nya menyirami sepanjang perjalanan KOLOM menuju area dermaga lama, Pantai Tanjung Luar. 

Lukisan Miq Adi (paling kiri) diberikan sebagai apresiasi bagi tim KOLOM. Dokumentasi pribadi
Lukisan Miq Adi (paling kiri) diberikan sebagai apresiasi bagi tim KOLOM. Dokumentasi pribadi

Acara sinergi komunitas perupa dan KOLOM, 'Pelangi Warna dari Timur' (PWdT) akan segera mulai. Live Instagram dengan narasumber seorang Perupa dan Kaligrafer, Yunani Ahmad, juga akan dimulai tepat pukul delapan pagi.

Syukurlah, masih ada waktu menelusuri sebagian sisi kampung nelayan, tepatnya di sisi barat desa Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur (Lotim). KOLOM pun berkesempatan merekam sisi lain desa, satu muara sungai di mana perahu-perahu nelayan parkir massal. 

Siluet Gunung Rinjani menjadi latar pagi berkabut di satu sudut desa Tanjung Luar. Dokumentasi pribadi
Siluet Gunung Rinjani menjadi latar pagi berkabut di satu sudut desa Tanjung Luar. Dokumentasi pribadi

Persiapan akhir rangkaian kegiatan, berlangsung di rumah salah seorang sesepuh pelukis. Miq Adi, panggilan akrab beliau, masih sempat menghidangkan senampan gelas-gelas berisi kopi panas.

Event kolaborasi ini sinergi dari Komunitas Seni Waktu, Serunih Gallery, Sanggar Arus Ide, Sanggar Naluri dan KOLOM. Dukungan sponsor dari satu yayasan yang giatnya menyasar anak-anak di daerah 3T  dan mama Laras, salah seorang wali dari siswa sanggar melukis. 

Pelukis yang hadir, diantaranya Komunitas Senine, Abah Yanto, Zaini Muhammad, 'keluarga pelukis' Mbak Ros bersama suami dan anak-anaknya, serta tentu saja Laras.

Mia Adi (paling kiri), Mahzan di depannya (Serunih Gallery), Miq Piyan (kaos hitam, Ketua Komunitas Seni Waktu), Abah Yanto (kupluk hitam). Dokumentasi pribadi
Mia Adi (paling kiri), Mahzan di depannya (Serunih Gallery), Miq Piyan (kaos hitam, Ketua Komunitas Seni Waktu), Abah Yanto (kupluk hitam). Dokumentasi pribadi

Yatim Piatu yang Berpenghasilan dari Lukisan dan Kaligrafi

"Saya mulai melukis di kelas tiga Tsanawiyah (setingkat SMP, pen). Zaman itu, sama sekali tidak mengenal apa itu kuas, canvas atau peralatan seni lainnya. Alat lukis utama saya adalah kapur tulis. Jika ingin lukisan awet, kapur tulis saya rendam lama. Ketika akhirnya karya saya mulai dibeli teman-teman sendiri, saya mulai melukis di media apa saja. Kayu, batu, apa saja," sebagian yang dikisahkan Yunani Ahmad, di rekaman Live Instagram yang berlangsung tepat selama satu jam.

Usai menamatkan SMP, ia melanjutkan ke pondok. Lagi-lagi melukis dan kaligrafi, menjadi sumber penghasilan utama, sekaligus tetap sibuk dengan aktivitas santri pondok yang padat. Saat SMP, ia yatim piatu. 

Kreativitasnya melukis, bermain dengan cat dan kaligrafi, membantu kebutuhan hidup harian. Belakangan, kelekatan berkarya, membuatnya meyakini, ilmu mengajar juga adalah bagian dari seni.

"Saya selalu bilang ke murid-murid saya, saat mengajar adalah mirip seperti pentas seni. Meskipun bidang keilmuan yang saya ajarkan adalah ilmu-ilmu agama, proses mendidik bagi saya merupakan bagian lain dari ke-seniman-an yang telah saya geluti sejak SMP," jelasnya lebih jauh.

Kisah lengkap Yunani Ahmad, bisa Anda simak di rekaman Live IG akun official KOLOM.

Saat sedang siaran langsung ini pula, rombongan Camat Keruak -- Desa Tanjung Luar berasa di wilayah kecamatan ini, melintas lokasi acara. Meski sedang hendak menyeberang ke Pulau Maringkik untuk undangan perayaan Maulid Nabi SAW, Ahmad Subhan menyempatkan sampaikan sambutan positif.

Fun Coloring, Live Painting dan Berayan di PWdT

Live IG kali ini, KOLOM lakukan langsung di venue utama event PWdT, yakni area dermaga lama pantai Tanjung Luar. Spot ini sejuk berkat rindang beberapa pohon. Namun, sebagian besar area lebih sering menjadi area parkir kendaraan. 

Syukurlah, satu sudut telah dikosongkan, menjadi 'panggung' dua kegiatan utama berikutnya. Fun coloring dan Live Painting.

Tim Sponsor membagikan kaos bagi anak-anak peserta PWdT. Mereka juga  ikut melukis langsung di 4 kanvas yang disiapkan. Dokumentasi pribadi
Tim Sponsor membagikan kaos bagi anak-anak peserta PWdT. Mereka juga  ikut melukis langsung di 4 kanvas yang disiapkan. Dokumentasi pribadi

Sebagian dari lembar mewarnai terbaik anak-anak. Dokumentasi pribadi
Sebagian dari lembar mewarnai terbaik anak-anak. Dokumentasi pribadi

Sebanyak 30 anak-anak siswa SD di sekitar dermaga, segera fokus mewarnai masing-masing lembar gambar yang mereka terima. Sekitar satu jam berselang, empat anak dengan hasil mewarnai terbaik, diapresiasi kaos dari salah satu sponsor acara. Apresiasi lainnya, paket berisi alat menggambar.

Jeda usai Fun Coloring, Bang Ze -- panggilan akrab Zaini Muhammad, melakukan perform art. Ia mengisahkan kecintaan pada bumi pertiwi, salah satunya melalui adegan mencuci bersih bendera Merah Putih. 

Dua siswa SD perempuan yang sedang menonton, di akhir perform, didapuk menjadi dua pengibar bendera. Bang Ze meminta audiense, memberikan penghargaan khusus bagi Naomi dan satu temannya.

Sebagian dari Perform Art Bang Ze. Di belakang, Miq Piyan sibuk mengambil footage video. Dokumentasi pribadi
Sebagian dari Perform Art Bang Ze. Di belakang, Miq Piyan sibuk mengambil footage video. Dokumentasi pribadi

Masih Perform Art Bang Ze. Kali ini, ada Miq Adi dan putranya di latar foto. Dokumentasi pribadi
Masih Perform Art Bang Ze. Kali ini, ada Miq Adi dan putranya di latar foto. Dokumentasi pribadi

Usai tepuk tangan riuh, agenda utama Live Painting dipersiapkan. Secara serentak, sekitar dua puluh lima pelukis mulai menggoreskan kuas. Masih Bang Ze, menyelesaikan dua lukisannya kurang dari satu jam. Karya lainnya, dengan pelukis yang akrab dipanggil Abah Yanto, ditawarkan sebagai apresiasi bagi sponsor acara.

Kanvas kosong ini, berubah menjadi lukisan utuh Bang Ze, kurang dari setengah jam.Dokumentasi pribadi
Kanvas kosong ini, berubah menjadi lukisan utuh Bang Ze, kurang dari setengah jam.Dokumentasi pribadi

Usai Perform Art, Bang Ze langsung melukis di kanvas 'jatah'nya. Dokumentasi pribadi
Usai Perform Art, Bang Ze langsung melukis di kanvas 'jatah'nya. Dokumentasi pribadi

Aksi melukis langsung tampak menyita perhatian warga setempat yang berlalu lalang. Baik yang hendak menyeberang ke Pulau Maringkik atau bahkan mungkin ke pantai Pink, atau yang sedang ada keperluan ke pasar. 

Umumnya terkesan, bagaimana goresan kuas para pelukis begitu lancar, lalu perlahan membentuk imaji tertentu. Sebagian besar karya, memindahkan objek di lokasi. Langit dan laut biru, warna warni sampan. 

Ada pula yang melukis rindang pepohonan. Khusus lukisan bagi tim sponsor, nuansa warna coklat terang dan coklat kayu, membuatnya berbeda dengan lukisan lainnya. Bahkan, salah seorang tim sponsor menjadi salah satu objek utama di dalam lukisan.

Kembali ke Ahad pagi tadi, berurutan dari kiri: Miq Andi, putranya dan Abah Yanto. Dokumentasi pribadi
Kembali ke Ahad pagi tadi, berurutan dari kiri: Miq Andi, putranya dan Abah Yanto. Dokumentasi pribadi

Sudut 'lukisable' lainnya dari desa Tanjung Luar, Lombok Timur. Dokumentasi pribadi
Sudut 'lukisable' lainnya dari desa Tanjung Luar, Lombok Timur. Dokumentasi pribadi

Di antara belasan pelukis, tampak pula Sarah. Sarah datang dari Jerman, menjadi relawan di salah satu entitas pendidikan di Lombok Barat. Sedikit mengobrol ringan, Sarah datang ke Indonesia menggunakan 'Visa on arrival'. Efek lain dari masa pandemi, 2 tahun terakhir.

"Saya harap lukisan saya dan Reva, menjadi simbol dekatnya hubungan kami saat ini." Iyap. Sarah diajak hadir Reva -- mereka foto bersama karya, di foto feature img tulisan ini. Pelukis muda. Mereka berdua menjadi objek utama lukisan, yang juga mereka lukis bersama.

Tengah hari sudah. Miq Adi, mengajak 'Berayan'. Kata lain dari makan bersama, dalam bahasa Sasak. Menu utama, tentu saja serba seafood. Ikan dan cumi yang dimasak berkuah. Ikan tongkol bakar. Urap dan pelecing kangkung. Abah Yanto, memilih segera meneruskan lukisannya. Menurutnya, masih ada goresan penyempurna, syarat lukisan langsungnya selesai.

Hasil melukis langsung Miq Adi. 'Kantor' KOLOM sekarang jadi punya hiasan dinding ^^ Dokumentasi pribadi
Hasil melukis langsung Miq Adi. 'Kantor' KOLOM sekarang jadi punya hiasan dinding ^^ Dokumentasi pribadi

Yang ini, hasil karya Miq Andi. 'Hadiah' ke2 bagi KOLOM. Tampiasih ya..Dokumentasi pribadi
Yang ini, hasil karya Miq Andi. 'Hadiah' ke2 bagi KOLOM. Tampiasih ya..Dokumentasi pribadi

Di salah satu sudut lain, Sarah dan Reva juga melanjutkan menyelesaikan lukisan mereka. Jelang sunset yang masih terang, puluhan pelukis memajang hasil karya mereka. Kali ini, di pantai di lokasi 'berayan'. Pantai Muhajirin. Lingkar timur dari dermaga lama. 

Mungkin, di momen Live Painting berikutnya, KOLOM akan lebih berani mencoba turut melukis. Menurut Miq Adi, pantai Muhajirin menjanjikan sunrise indah.

*Selong, 23 Oktober 2022 - Peliput dan Penulis - Adm. Muslifa Aseani

Ucapan rasa terima kasih mendalam atas kerja Gercep, Geber, Gaspollnya tim kecil: Miq Piyan, Devi, Mahzan. You guys rocks!! 

Mari agendakan PWdT scene berikutnya -- partner atau sponsor PWdT berkesempatan mendapatkan apresiasi berupa salah satu hasil lukisan langsung dari para pelukis yang hadir, alhamdulillah, KOLOM mendapatkan 2 karya lukis. Pertama, hasil melukis langsung Miq Adi. Kedua, hasil karya Miq Andi -- panggilan akrab KOLOM pada salah seorang pelukis Komunitas Seni Waktu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun