Usai menamatkan SMP, ia melanjutkan ke pondok. Lagi-lagi melukis dan kaligrafi, menjadi sumber penghasilan utama, sekaligus tetap sibuk dengan aktivitas santri pondok yang padat. Saat SMP, ia yatim piatu.Â
Kreativitasnya melukis, bermain dengan cat dan kaligrafi, membantu kebutuhan hidup harian. Belakangan, kelekatan berkarya, membuatnya meyakini, ilmu mengajar juga adalah bagian dari seni.
"Saya selalu bilang ke murid-murid saya, saat mengajar adalah mirip seperti pentas seni. Meskipun bidang keilmuan yang saya ajarkan adalah ilmu-ilmu agama, proses mendidik bagi saya merupakan bagian lain dari ke-seniman-an yang telah saya geluti sejak SMP," jelasnya lebih jauh.
Kisah lengkap Yunani Ahmad, bisa Anda simak di rekaman Live IG akun official KOLOM.
Saat sedang siaran langsung ini pula, rombongan Camat Keruak -- Desa Tanjung Luar berasa di wilayah kecamatan ini, melintas lokasi acara. Meski sedang hendak menyeberang ke Pulau Maringkik untuk undangan perayaan Maulid Nabi SAW, Ahmad Subhan menyempatkan sampaikan sambutan positif.
Fun Coloring, Live Painting dan Berayan di PWdT
Live IG kali ini, KOLOMÂ lakukan langsung di venue utama event PWdT, yakni area dermaga lama pantai Tanjung Luar. Spot ini sejuk berkat rindang beberapa pohon. Namun, sebagian besar area lebih sering menjadi area parkir kendaraan.Â
Syukurlah, satu sudut telah dikosongkan, menjadi 'panggung' dua kegiatan utama berikutnya. Fun coloring dan Live Painting.
Sebanyak 30 anak-anak siswa SD di sekitar dermaga, segera fokus mewarnai masing-masing lembar gambar yang mereka terima. Sekitar satu jam berselang, empat anak dengan hasil mewarnai terbaik, diapresiasi kaos dari salah satu sponsor acara. Apresiasi lainnya, paket berisi alat menggambar.
Jeda usai Fun Coloring, Bang Ze -- panggilan akrab Zaini Muhammad, melakukan perform art. Ia mengisahkan kecintaan pada bumi pertiwi, salah satunya melalui adegan mencuci bersih bendera Merah Putih.Â