Dan yang bikin aku kaget lagi begitu banyak rombongan kita yang ikut mengantar.
Tepat pukul sembilan pagi ijab kabul di laksanakan, Gugup dan grogi menyerang dan akupun mengulang sekali lagi.
Dan akhirnya syah aku dan gadis pilihanku menjadi suami istri, genderang marawis bertabuh hingga jam 12 siang menambah bahagia hati aku dan istri ku kala itu.
Jam  berganti jam dari pagi sampai malam kami sambut tamu undangan yang datang. Alhamdulillah acara berjalan lancar sampe selesai.
Pagi hari cerah banget saat kubuka mata ini, selepas perhelatan acara pernikahanku kemarin. Dan aku pun bergegas meninggalkan rumah yang sekarang jadi mertuaku, bergegas karena harus cepat-cepat mindahin barang yang ada dirumah kakaku sesuai janji jeda.
Saat dalam perjalanan aku dan istriku didalam kendaraan angkot biru, ada sms dari mertuaku yang intinya mereka kecewa dan sangat kecewa.Â
Mungkin aku yang bodoh atau teramat bodoh. Masalahnya tak lain dan tak jauh dari uang.Â
Aku pikir saat itu uang undangan itu ya uang suka rela yang biasa para undangan berikan dan gak ada sangkut pautnya sama bapak ibu mertua..
Dan ternyata aku salah karena aku bawa semua amplop-amplop putih didalam kamar pengantinku. Nasi udah jadi bubur kedua mertua ku tak menerima perlakuan ini dan sesekali aku dikatakan pencuri saat selang sminggu aku dan istri aku kembali rumah mertua
Dalam hati aku menangis,tapi apa mau dikata amarah bapak mertuaku tak terbendung. Sebenarnya uang itu juga masih ada dan gak kemana-mana.
Mungkin karena ingin membuka sendiri amplop-amplop putih milik mereka. Dan sebelum itu aku dan istri kerumah pak erte buat nyetorin kekurangan katering yang belum terbayar sambil menerangkan duduk permasalahannya.