Mohon tunggu...
Tuyono
Tuyono Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta

Cashier / Marketing /Customer Service Oficer / Self Investing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Rezeki dan Kompetisi

25 Juli 2022   12:46 Diperbarui: 25 Juli 2022   12:52 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kala sudah berlalu tepatnya seusai pernikahanku ya haru biru. Kata sesepuh jawa itu lir sambikolo rintangan atau hambatan. Tak banyak yang tahu hidup terlalu introfet atau memang sudah terbiasa sendiri.

Menikah aku dengan gadis kekasih hatiku yang lama aku jadikan pacar satu tahun. Semua tenaga kucurahkan buat menggapai singgasana pelaminan yang indah. 

Kebetulan saat itu Toko dimana aku bekerja sedang naik atau selalu growth dan selalu achive target setiap bulan. 

Dan disitulah berbagai ajang kompetisi 2011  buat karyawan sales asosiate (pramuniaga) ataupun kasir digelar.

Amazing kompetisi berjalan 2 bulan saat saat puasa dan lebaran. Dan akhirnya tak hiraukan dengan kompetitor, aku bisa menang biarpun juara dua tapi hadiah sama yaitu dua kali gaji sebulan.

Enam bulan berlalu setelah kompetisi itu berlalu, setelah lama kusimpan aku keluarkan dananya buat tambah-tambah melamar gadis pujaan hatiku. 

Alhamdulillah acara lamaran dirumah calon mertua diterima dan aku bersama rombongan keluargaku sangat senang dan bahagia tentunya.

Satu bulan kemudian 17 mei 2012 tanggal yang kupilih sendiri. Tanggal yang sarat makna buat aku. 

Kisahnya awalnya tanggal tersebut adalah tak sengaja dari kamarku aku dengar obrolan tamu bisnis kakak aku, 

Mereka ngobrolin tentang sholat dan jumlah rokaatnya. 

Seru memang kedengarannya. Dan saat itu pula ada kupu kupu hitam yang masuk kekamar ku. 

Kata mereka dalam obrolan, "sehari kita sholat ada 17 rokaat dan dalam 5 waktu'. Akhirnya terbesitlah tanggal itu yang kupilih.

Ya.. 17 mei 2012 penuh makna, agar aku selalu ingat sholat dalam hari-hariku.

Dalam satu bulan itu juga masa dimana aku sendiri dan sendiri dirumah itu, Rumah kakak yang terjual, sehari setelah hari lamaran aku. Haha pingin nangis tapi buat apa. 

Mungkin sudah suratan takdir jika keluarga kakak ku harus pindah dari rumah itu. Dan alhamdulillah aku diberi sebagian dari penjualan rumah itu. Cukup besar menurut aku..

Sendiri menyendiri sampe menunggu hari H aku menikah 17 mei 2012. Tapi ya gak sedih sedih amat sih, ada team marawis yang selalu latihan dirumah aku.

Kacaunya kalau ada orang dari si pembeli mau nempatin rumah aku bergemuruh hati ini. Bukannya sudah janji jeda satu bulan buat sampe aku menikah.

Dan akhirnya hari yang kutunggu tunggu tiba malam  hari sebelum hari H keluarga Bapak Ibu aku sudah tiba ada dua rombongan mobil saat itu.

Senang rasanya malam itu sembari menunggu pagi acara pernikahanku bersama keluargaku tercinta.

Pagi yang cerah...

Semangatnya aku waktu itu mengenakan kemeja putih riciman, celana dan jas hitam andre laurent dasi vinesia sepatu fladeo dan juga sebuah peci hitam sedikit mengkilap.

He he. Sepertinya aku bahagia sekali saat itu. Kebetulan rombangan dari jawa bawa mobil sewaan dan akhirnya aku ikut rombongan bapak dan ibu aku. Dan kami pun berangkat.

Dan yang bikin aku kaget lagi begitu banyak rombongan kita yang ikut mengantar.

Tepat pukul sembilan pagi ijab kabul di laksanakan, Gugup dan grogi menyerang dan akupun mengulang sekali lagi.

Dan akhirnya syah aku dan gadis pilihanku menjadi suami istri, genderang marawis bertabuh hingga jam 12 siang menambah bahagia hati aku dan istri ku kala itu.

Jam  berganti jam dari pagi sampai malam kami sambut tamu undangan yang datang. Alhamdulillah acara berjalan lancar sampe selesai.

Pagi hari cerah banget saat kubuka mata ini, selepas perhelatan acara pernikahanku kemarin. Dan aku pun bergegas meninggalkan rumah yang sekarang jadi mertuaku, bergegas karena harus cepat-cepat mindahin barang yang ada dirumah kakaku sesuai janji jeda.

Saat dalam perjalanan aku dan istriku didalam kendaraan angkot biru, ada sms dari mertuaku yang intinya mereka kecewa dan sangat kecewa. 

Mungkin aku yang bodoh atau teramat bodoh. Masalahnya tak lain dan tak jauh dari uang. 

Aku pikir saat itu uang undangan itu ya uang suka rela yang biasa para undangan berikan dan gak ada sangkut pautnya sama bapak ibu mertua..

Dan ternyata aku salah karena aku bawa semua amplop-amplop putih didalam kamar pengantinku. Nasi udah jadi bubur kedua mertua ku tak menerima perlakuan ini dan sesekali aku dikatakan pencuri saat selang sminggu aku dan istri aku kembali rumah mertua

Dalam hati aku menangis,tapi apa mau dikata amarah bapak mertuaku tak terbendung. Sebenarnya uang itu juga masih ada dan gak kemana-mana.

Mungkin karena ingin membuka sendiri amplop-amplop putih milik mereka. Dan sebelum itu aku dan istri kerumah pak erte buat nyetorin kekurangan katering yang belum terbayar sambil menerangkan duduk permasalahannya.

Buat sobat kompasiana jangan terjadi hal-hal seperti ini ya. Cukup saya saja. 

Masalah selesai. 

Tiba saatnya lebaran tahun 2012. Sepucuk kertas terselip di album pernikahanku. Lalu kubaca dengan seksama judul kop nya, "Kompetisi Transaksi BRI' dengan hadiah Rp 10 juta pemenang pertama. Dengan semangat aku baca syarat dan ketentuanya dam aku pahami.

Kompetisi berjalan selama 3 bulan sebulan sebelum puasa dan sebulan setelah lebaran.  Kupacu semangat buat menawarkan pelanggan yang punya kartu BRI debit mau kredit.

Pernah leaderku bilang ini kompetisi sifatnya nasional jadi gak usah semangat semangat amat. 

Dalam hati aku inilah kesempatanku aku harus berjuang, dan akhirnya kompetisi selesai. Saat itu ada dua kompetisi dan akhirnya, alhamdulillah aku memenangkan dua kompetisi sekaligus dan meraih juara pertama. Kompetisi kasir cepat dan kompetisi Bank BRI. 

Tak lupa aku ucapkan terima kasih banyak buat management Bank BRI yang sudah bekerja sama dengan merchant-merchant yang membuat aku khususnya semangat bekerja dan temen temen seperjuangan.

Mungkin juga ini rejeki dari Alloh untuk kelahiran putri pertama ku. Untuk menyambut kelahirannya. Kata sesepuh rejeki anak.

Akhir kata dari ceritaku semoga kita selalu diberikan kemudahan kemudahan dalam hidup. Jangan lupa sholat dan teruslah berkompetisi...

Dan tak lupa saya ucapkan trimakasih buat sobat kompasiana yang sudah berkunjung diartikel saya, mohon tinggal pesan dan komentar buat saya agar lebih baik... Sukses selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun