Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Final DBL Jakarta hingga Detik Terakhir...

7 Desember 2024   02:54 Diperbarui: 7 Desember 2024   12:51 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Final tim Putri DBL Jakarta 2024 antara SMAN 70 Jakarta melawan SMA Jubilee Jakarta. (Foto: Kompasiana/Hesti)

Final DBL Jakarta sukses digelar pada 6 Desember 2024 di Indonesia Arena, Jakarta. Ada 2 laga yang dipertandingkan:

Tim putri SMAN 70 Jakarta berhadapan dengan SMA Jubilee Jakarta.
Tim putra SMA Jubilee Jakarta berhadapan dengan SMA Bukit Sion.

Pada laga pembuka, SMAN 70 Jakarta berhasil mengalahkan SMA Jubilee dengan sangat dramatis: 38-37.

SMAN 70 Jakarta dengan susah payah untuk akhirnya bisa mempertahankan gelar juara mereka 4 tahun berturut-turut.

Pertandingan berlangsung cukup sengit pada kuarter 1 dan 2, kedua tim bermain sangat hati-hati. Baru ketika memasukin babak kedua, SMA Jubilee menerapkan strategi full-court pressure.

Hampir tidak ada celah bagi SMAN 70 Jakarta mengejar ketertinggalan. Meski begitu, beberapa pemain seperti Shinta (PG) tetap berusaha menekan pertahanan Jubilee dengan drive-in.

Cara seperti itu memaksa pemain Jubilee melakukan team-foul dan menghasilkan free throw untuk tim SMAN 70 Jakarta.

Adu Kuat Para Center

 Aurelia Azzahra dari Jubilee dan Deidra Gweneza dari SMAN 70 Jakarta. (Foto: Kompasiana/Hesti)
 Aurelia Azzahra dari Jubilee dan Deidra Gweneza dari SMAN 70 Jakarta. (Foto: Kompasiana/Hesti)

Pertarungan seru kedua center ini cukup menarik perhatian pada laga final DBL Jakarta: Aurelia Azzahra dari Jubilee dan Deidra Gweneza dari SMAN 70 Jakarta.

Kedua pemain ini saling beradu kuat menguasai paint-area hingga mengatur serangan akhir dengan melakukan screen kepada point guard maupun shooting guard.

Pada quarter 3 terbukti, 4 point dan 1 asis yang dicetak oleh Aurelia Azzahra membuat Jubilee unggul cukup jauh. Malah, sampai membuat pelatih SMAN 70 Jakarta meminta timeout.

Sedangkan Deidra Gweneza punya peran yang lain: menjaga line pertahanan SMAN 70 Jakarta.

Kehadirannya pada pertengahan quarter 4 memberi dampak yang luar biasa. Penjagaannya kepada Makayla Pradanitya memaksa SMA Jubilee memulai set-play penyerangan terasa sulit.

Pada Akhirnya, Free Throw Juga yang Menentukan

Pemain SMA Jubilee gagal melakukan free throw. (Foto: Kompasiana/Hesti)
Pemain SMA Jubilee gagal melakukan free throw. (Foto: Kompasiana/Hesti)

Pertandingan semakin menarik ketika sudah memasuki di bawah dari 7 menit. SMAN 70 Jakarta tertinggal 7 poin dari SMA Jubilee.

Ada satu momentum berharga yang dibuat oleh SMAN 70 Jakarta, bola turnover dari Jubilee bisa di-steal kemudian dengan mudah dapat 2 point. Setelah itu pun Shinta berhasil membuat steal dan memaksa Jubilee melakukan fouling padanya.

Waktu tersisa kurang dari 4 menit. SMAN 70 Jakarta tertinggal 4 point. Pelatih dari SMAN 70 Jakarta meminta time-out. Deidra Gweneza dimasukan. Kali ini tim dari SMAN 70 Jakarta bermain dengan 3 frontcourt dan 2 backcourt.

Sedangkan inisiatif yang diambil oleh SMA Jubilee justru sebaliknya: menyisakan "Aurelia Azzahra sendiri sebagai center.

SMA Jubilee terus memaksa masuk ke sisi pertahanan SMAN 70 Jakarta. Kemudian, foul dilakukan pemain no 9. Sayang, kedua free-throw yang didapat tidak bisa dimanfaatkan. Tembakan pertama tidak masuk dan percobaan kedua, ternyata wasit melihat itu sebagai foul meski bola telah masuk.

Challange diminta oleh pelatih Jubilee. Unsuccsessfull.

Waktu tersisa 19 detik lagi. SMAN 70 Jakarta masih menggunakan strategi yang sama. Kali ini, lemparan dari area 3-point oleh Deidra Gweneza dilanggar oleh pemain Jubilee.

Dewi fortuna seakan berpindah untuk SMAN 70 Jakarta. Jika bisa memasukan ketiganya, mereka bisa unggul 2 point. Sayang, ketiganya gagal. Justru rebound yang diharapkan itu tidak mereka dapatkan.

SMA Jubilee meminta timeout. Waktu tersisa 19 detik lagi. Entah apa yang terjadi, kesempatan yang ada justru tidak diambil oleh SMA Jubilee dengan memulai dari tengah, mereka tetap dari garis pertahanan sendiri.

Waktu tersisa 7,9 detik lagi, baru SMAN 70 Jakarta mengambil kesempatan fouling. Harapamnya, tentu saja, jika keduanya masuk maka dengan waktu tersisa bisa manfaatkan untuk menyamakan kedudukan untuk melanjutkannya pada overtime.

Lagi-lagi, seperti deja vu, kedua free throw gagal dimanfaatkan. Serangan dan kesempatan terakhir untuk SMAN 70 Jakarta.

Tidak ada ruang untuk masuk, mereka mencoba peruntungan lewat area 3-point. Waktu tersisa 0,2 detik lagi, Shinta coba melakukan tembakan dan gagal.

Wasit meniupkan pluit akhir, tetapi pelatih SMAN 70 Jakarta meminta challange. Ia rasa pemain bertahan telah melakukan fouling kepada Shinta. Challange successfull. Pertandingan kembali dilanjutkan dengan waktu tersisa 0.2 detik.

Shinta melakukan 3 kali tembakan free throw. Tembakan pertama, masuk; tembakan kedua, gagal; dan tembakan terakhirnya berhasil dilakukan.

SMAN 70 Jakarta kini unggul 1 point dengan waktu tersisa 0.2 detik. Pelatih mengarahkan untuk full-court pressure.

Semestinya bola dilempar sejauh mungkin untuk langsung dieksekusi oleh pemain Jubilee tepat di area pertahanan SMAN 70 Jakarta. Sayang itu tidak dilakukan. Bola justru diberikan kepada Maikaila, saat bola sentuh olehnya, pertandingan berakhir.

SMAN 70 Jakarta keluar sebagai juara. Still, The Queen of Jakarta!

***

Mental dan cara bermain a la SMA Bukit Sion akhirnya membuat mereka bisa mematahkan dominasi SMA Jubilee dengan skor: 51-48.

Keluar dari Perangkap Full-Court Press

SMA Bukit Sion juara tim putra Final DBL Jakarta 2024. (Foto: Kompasiana/Hesti)
SMA Bukit Sion juara tim putra Final DBL Jakarta 2024. (Foto: Kompasiana/Hesti)

Kita mungkin sering sekali menonton pertandingan kelompok usia dengan cara bermain full-court press.

Gaya bermain seperti ini dianggap cara paling mudah dalam mendikte permainan. Bayangkan saja, lawan sudah kesulitan ketika bola baru dipegang oleh point guard dari garis pertahanan mereka.

Apa yang dilakukan SMA Bukit Sion untuk keluar dari perangkap SMA Jubilee dengan melakukan screen-play sejak mulai set-play serangan.

Cara seperti itu secara perlahan mampu menembus garis pertahanan yang dibuat begitu tinggi oleh SMA Jubilee. Bukan hanya itu, ketika mereka sudah bisa lolos separuh pertahanan kedua front-court bisa langsung merengsek masuk paint-area.

Comeback is Real!

Tertinggal pada 2 menit akhir karena SMA Jubilee mampu memanfaatkan shooter mereka dengan hujan 3-point, SMA Bukit Sion merespons dengan fast break dan turnover point.

Apalagi ketika 2 tembakan terakhir yang dilesahkan gagal mendapat point, maka SMA Bukit Sion dapat dengan mudah melakukan fast break dan unggul 3 point.

Waktu yang tersisa hanya 4.8 detik. SMA Jubilee meminta timeout terakhirnya untuk menyusun serangan. Lemparan Hosea Yedija Setiawan gagal masuk. Tidak ada waktu tersisa, SMA Bukit Sion menghentikan dominasi SMA Jubilee.

Dua pertandingan yang menyenangkan dan menegangkan. Pantas sudah memang DBL mengklaim sebagai "they create a new standard".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun