Akan tetapi, lanjutnya, berbeda dengan menyunting puisi karena pengarang lebih ketat dalam rima hingga formatnya.
"Kita sebagai editor tidak bisa meminta tambah satu baris lagi kepada pengarang," kata Mirna sambil tertawa, membayangkan bagaimana seorang editor berhadapan dengan penulis puisi.
Seperti tidak ada jeda, suasana semakin menarik saat masuk sesi Open Mic Puisi. Ada 10 Fiksianer terpilih yang membacakan puisinya dengan seru dan syahdu.
Lidwina Nathania (Kekekalan Perjuangan), Erni Purwitosari (Ketika Flamboyan Berbunga), Muhammad Iqbal Awaludien ("Resign" Bukan Solusi buat Kamu yang Sedang Emosi), Gideon Budiyanto (Si Badut), Nur Taufik Al Ghifari (Harap Abadi Kesetiaan), Erri Subhakti (Tawaku Masih Menyisakan Pedih), Zarna Fitri (Rindu Itu), Mega Widyastuti (Menertawakan Aku Sendiri), Listhia H. Rahman (Mumpung Aku Masih Mencintaimu), dan Inong Islamiyati (Kepada Jiwa-jiwa yang Rapuh).
Selama mereka tampil, Open Mic Puisi ini juga dijurikan oleh Fidy, Managing Editor Fiksi Elex Media.
"Sebenarnya ada 2 puisi yang bagus, tetapi karena hanya mesti memilih satu jadi, ya... boleh gak dipilihnya pakai tepuk tangan saja?", kata Fidy di atas panggung, membuat penonton tertawa.
Fidy memilih puisi yang dijadikan pemenang karena ketika tampil dapat membuat penggambaran lewat puisi yang dibacakan, serta deklamasinya yang menggugah.
Puisi yang dipilih adalah milik Lidwina Nathania dengan puisi berjudul "Kekekalan Perjuangan".
Fiksiana sendiri merupakan kategori di Kompasiana yang menampung banyak karya hingga konten yang dibuat Kompasianer seputar dunia fiksi dan sastra. Ada beberapa sub-kategori di sana, seperti Puisi, Cerpen, Cerbung, Roman, dan Horor.
Sampai jumpa di Kongsi Volume:#2!