Anak yang seharusnya masih lucu dengan segala aktivitasnya, tulis Kompasianer Airani Listia, sekarang mampu melakukan tindak kekerasan yang merugikan diri sendiri dan banyak pihak.
Maka seperti menunggu waktu saja jika kekerasan tetap langgeng terjadi di sekolah.
Kompasianer Airani Listia mencontohkan karena adanya senioritas yang menindas. Senior merasa memiliki kekuasaan lebih dibandingkan junior.
"Senioritas, membuat kakak kelas merasa tidak masalah melakukan kekerasan pada adik kelas. Senioritas justru menjadi ajang untuk menindas adik kelas," lanjutnya.
Oleh karena itu, Â pendidikan karakter siswa mestinya makin lebih intensif di sekolah. (Baca selengkapnya)
3. Manakala Profesi Pendidik Terancam Bahaya Demi Mendidik Generasi Bangsa
Selain memberi rasa aman, sekolah semestinya bisa jadi pilar utama untuk memberi kedamaian dan penghargaan bagi pembangunan bangsa.
Namun, ketika kekerasan terjadi pada guru, Kompasiaer Akbar Pitopang menulis bukan lagi sekadar menyangkut individu melainkan masalah sosial yang memerlukan perhatian bersama.
"Apakah menjadi seorang guru kini telah menjadi profesi yang membahayakan?" tanya Kompasiaer Akbar Pitopang, melanjutkan.
Oleh karena itu sudah diperlukan tindakan nyata guna mangatasi akar dari penyebab perilaku-perilakun kekerasan terhadap guru.
Ketika sudah menjunjung tinggi, tulis Kompasiaer Akbar Pitopang, nilai-nilai penghargaan dan menghilangkan ancaman kekerasan. (Baca selengkapnya)
4. Kekerasan Siswa: Analisis Trauma Psikologi
Kekerasan oleh siswa menyebabkan trauma psikologi berkepanjangan.