Kehadiran Gojek, misalnya, sebagaimana dicontohkan Veronika, bisa menjadi pelajaran bagaimana seharusnya kita bersikap. Mengingat, pada mulanya, Gojek ditentang begitu keras.
Namun kini, kehadiran Gojek menjadi bermanfaat dan memiliki dampak besar yang tidak hanya kepada pengguna, tetapi juga ekonomi nasional.
Selain keterbukaan pikiran, adalah rasa keingintahuan yang besar. Menurutnya dengan asa keingintahuan yang besa maka akan timbul pertanyaan kenapa bisa begini dan kenapa bisa begitu. Hal tersebutlah yang dapat membuat seseorang dapat berkembang.
Sementara untuk kemampuan teknis, Veronika menjamin bahwa sumber daya manusia Indonesia mampu bersaing.
Meski begitu, orang-orang Indonesia masih memiliki kekurangan dalam hal pendokumentasian dan komunikasi.
Menurut Veronika pendokumentasian dan komunikasi saat ini menjadi penting bagi seorang berprofesi IT. Sebab ini akan berpengaruh secara langsung kepada bisnis user.
Begitu juga dalam memimpin sebuah tim. Dalam sebuah projek besar manajemen pendokumentasian dan komunikasi menjadi krusial agar orang-orang awam dapat mengerti.
"Sebenarnya orang Indonesia itu canggih-canggih. Dibanding orang India, kan terkenal jago IT, orang kita engga kalah. Cuma kalau yang saya amati orang India pintar bicaranya, pengalaman saya begitu," katanya.
Setidaknya begitu apa yang telah dikemukakan Kompasianer Veronika Gultom terkait fenomena kecerdasan buatan. Lalu bagaimana dengan kamu?
Eits, sabar dulu. Kali ini Kompasiana akan berkolaborasi dengan Kompasianer Veronika Gultom untuk mengajak sekaligus menantang kamu berbagi opini dan gagasan terkait era kecerdasan buatan dan kesiapan sumber daya kita.
Bagi kamu yang sudah engga sabar, tunggu tanggal tayangnya, ya!