Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

[KURASI INFINITE] Jangan Bikin Susah Siswa, Guru Perlu Lakukan Ini dalam Memberi PR

14 Februari 2023   06:09 Diperbarui: 14 Februari 2023   06:21 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak sedang mengerjakan PR. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Seorang guru pasti pernah memberikan Pekerjaan Rumah (PR) bagi muridnya. PR yang diberikan guru bertujuan agar murid mau membuka kembali pelajaran yang telah diajari di kelas.

Namun, terkadang PR yang diberikan guru malah membebani siswa karena jumlahnya yang terlalu banyak.

Maka dari itu, bagi seorang guru perlu memiliki strategi jitu untuk memberikan PR yang menyenangkan dan tak memberatkan untuk siswa.

Ilustrasi anak sedang mengerjakan PR. Sumber: Pexels.com/Jena Backus
Ilustrasi anak sedang mengerjakan PR. Sumber: Pexels.com/Jena Backus

Keterbatasan waktu menjadi alasan bagi guru untuk memberikan PR. Tak jarang, pemberian PR yang bertubi-tubi, kerap kali menimbulkan stres pada siswa.

Terlebih PR dapat menjadi sebuah beban jika sampai menyita waktu kebersamaan siswa dengan keluarganya di rumah.

Oleh karenanya guru perlu memikirkan cara agar bisa memberikan PR yang menyenangkan bagi siswa. (Baca selengkapnya)

Anak sedang mengerjakan PR yang diberikan guru. Sumber: Shutterstock via Kompas.com
Anak sedang mengerjakan PR yang diberikan guru. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Pekerjaan Rumah (PR) merupakan hal yang sering dibebankan guru kepada pelajar dengan harapan dapat mengulang kembali pelajaran di sekolah.

Namun, pekerjaan rumah yang diberikan justru kerap kali memberatkan siswa karena terlalu banyak akhirnya malah menumpuk.

Berikut beberapa strategi efektif agar pekerjaan rumah tidak lagi menjadi beban bagi siswa! (Baca selengkapnya)

Ilustrasi siswa belajar di ruangan kelas yang sempit. Sumber: Kompas.com/Kristianto Purnomo
Ilustrasi siswa belajar di ruangan kelas yang sempit. Sumber: Kompas.com/Kristianto Purnomo

Memangnya ada hubungan antara ukuran ruang kelas dengan rendahnya kemampuan daya siswa dalam menyelesaikan masalah (problem solving)?

Mengajari anak mengenai problem solving tidak serta merta hanya berupa teori. Siswa perlu mengalaminya secara langsung dengan bimbingan guru agar siswa mampu memahami problem solving.

Maka dari itulah, terkadang model pembelajaran problem solving akan terasa sulit mencapai kata "sukses" bila hanya dilakukan di kelas, mengingat insight siswa yang amat bergantung kepada literasi dan pengalaman mereka. (Baca selengkapnya)

Sebanyak 2/760 peserta lulus pendidikan Guru Penggerak angkatan ke-3. Sumber: Dokumentasi Kemendikbud Ristek
Sebanyak 2/760 peserta lulus pendidikan Guru Penggerak angkatan ke-3. Sumber: Dokumentasi Kemendikbud Ristek

Program Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru.

Untuk menjadi Guru Penggerak, guru harus mengikuti beberapa seleksi, seperti tahap I (CV, Esai) dan tahap II (Simulasi Mengajar dan Wawancara), kemudian baru mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak selama enam bulan.

Agar lolos seleksi program Guru Penggerak, guru perlu mempersiapkan beberapa hal berikut ini. (Baca selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun