Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Ketahui Cara Menghalau Udara Panas di Rumah bersama Arsitek Franhky Wijaya

16 Januari 2023   23:50 Diperbarui: 17 Januari 2023   22:45 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Franhky Wijaya. (Ilustrasi diolah kompasiana dari sumber: Thomas Scarso/Pexels)

Tetapi, langit-langit tinggi tak lantas otomatis menjamin ruangan tersebut terasa sejuk, jikalau tidak disertai dengan sistem ventilasi yang baik.

Frankhy menyarankan sebuah rumah memiliki "jalur angin" masuk dan keluar. Udara yang masuk, harus pula dibuang keluar. Oleh karena itu, keberadaan jendela pada bagian depan rumah sebaiknya diimbangi dengan keberadaan lubang angin pada bagian belakang rumah supaya udara tadi bisa keluar dan tidak terperangkap di dalam rumah.

Untuk melancarkan aliran udara dari depan ke belakang atau sebaliknya, kita bisa memasang kipas angin langit-langit. Mengapa bukan kipas angin duduk atau berdiri? Lagi-lagi karena sesungguhnya udara panas biasanya "beredar" di sebelah atas.

Sayangnya, tak semua hunian memiliki lubang ventilasi ini. Bahkan penghuni kerap menutup bagian belakang rumahnya menjadi dapur tertutup tanpa ventilasi untuk mengoptimalkan luas bangunan.

Menyikapi kasus tersebut, Kompasianer Franhky menyarankan pemasangan exhaust fan untuk membantu pembuangan udara.

Terapkan Lapisan Fasad Ganda pada Rumah
Akan tetapi, menciptakan hunian yang lebih sejuk tak berhenti sampai situ. Rumah dengan ventilasi yang baik pun akan tetap terasa panas jika menghadap barat atau timur. Kalau pasang AC pun bakal boros energi dan berat di tagihan listrik.

Frankhy menyadari bahwa terkadang baik pengembang maupun konsumen tidak dapat menghindari risiko mendapati lahan yang menghadap barat dan timur. Memang keuntungannya, rumah menghadap barat/timur akan terasa mendapatkan penerangan secara alami dan cucian pun cepat kering. Tapi kekurangannya, seisi rumah bisa merasakan panas yang luar biasa.

Franhky menceritakan pengalamannya ketika membangun sebuah apartemen menghadap timur/barat. Kebetulan, pemiliknya memasang parket pada lantai.

"Masalahnya, ketika apartemen tersebut tidak langsung ditempatin udara di dalam ruangan jadi pengap. Lama-lama, parket yang dipasang tadi malah pada "ngangkat" karena panas," cerita Frankhy.

Belajar dari berbagai macam risiko serupa membuat Frankhy berpikir keras bagaimana strategi membuat hunian menghadap timur/barat lebih nyaman bagi penghuninya.

Salah satunya ialah dengan membuat double-skin facade (fasad ganda).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun