Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bersama Listhia Membincang Kebutuhan Gizi Anak Saat Puasa

28 Maret 2022   23:39 Diperbarui: 2 April 2022   23:37 1261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, sejak tahun 2021, Kompasianer Listhia bekerja sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan HOLISTIK, Purwakarta.

Lewat mengajar dan membuat konten di Kompasianer Listhia HR makin mudah membagikan pengalaman maupun pengetahuan yang dimilikinya mengenai gizi dan kesehatan.

"Lewat kompasiana saya bisa menemukan banyak hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. (Kemudian) Lewat menulis di kompasiana, saya bisa membagikan sesuatu yang (semoga) bermanfaat buat orang lain. Karena sebaik-baiknya manusia itu bermanfaat bagi sesamanya." --Kompasianer Listhia HR. 

Apalagi kini menyambut bulan Ramadan, Listhia memiliki perhatian khusus pada beberapa isu gizi. Di antaranya isu obesitas, stunting, dan anemia. Ia menekankan pentingnya pemenuhan gizi sejak anak-anak.

"Kalau lagi belajar puasa, (sebenarnya) buat anak-anak itu tidak perlu dipaksakan. Jadi, memang mesti sekuatnya anak," ungkap Kompasianer Listhia HR.

Permasalahan yang kerap ditemui ketika anak-anak belajar puasa itu, lanjutnya, mudah dehidrasi.

Ini bisa dipahami, karena terkadang untuk bangun dan makan sahur saja anak-anak sulit sekali. Belum lagi anak itu hanya mau makan sahur yang disuka saja.

Makanan yang tidak beragam selama sahur ternyata berdampak pada anak-anak dan membuatnya mudah lemas saat menjalani puasa.

"Anak-anak itu rentan defisiensi micronutrient (vitamin dan mineral), jadi solusinya adalah makan yang beragam," kata Listhia.

Boleh saja mengonsumsi multivitamin, tetapi anak tetap harus mengonsumsi pangan yang beragam supaya kebutuhan gizinya tercukupi. Oleh karena itu, penggunaan multivitamin jadi jalan terakhir. Multivitamin dapat diberikan kepada anak-anak untuk merangsang nafsu makannya.

Kompasianer, pernahkah ketika kecil kamu memililih-milih makanan saat sahur dan berbuka ? Ataukah kamu menemukan kasus ini pada anak dan keponakanmu? Apa yang biasanya kamu lakukan untuk mengatasinya?

Bagaimana cara mengakali supaya anak yang berpuasa tidak lantas mengalami dehidrasi, defisiensi micronutrient, atau hanya mau memilih makanan yang manis-manis?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun