Kompasianer yang menghabiskan masa remaja di tahun 1980-an, pasti tidak asing dengan Lupus.
Lupus merupakan salah satu karya Hilman Hariwijaya. Penulis kelahiran 25 Agustus 1964 ini pertama kali menulis cerita pendek Lupus di majalah Hai pada Desember 1986. Kisah Lupus pun kemudian dikembangkan menjadi novel oleh Hilman bersama Gusur dan Boim Lebon dengan judul Lupus I: Tangkaplah Daku Kau Kujitak.
Lupus sendiri menceritakan kisah pelajar SM Merah Putih yang aktif menulis sebagai wartawan sebuah majalah dan identik sebagai sosok yang senang dengan permen karet. Karakter Lupus digambarkan sebagai sosok yang cuek dan jahit. Ia tinggal bersama mami dan adiknya yang bernama Lulu.
Baca juga: Selamat Jalan, Hilman "Lupus"...
Kesuksesan novel Lupus pun akhirnya diangkat ke layar lebar, yang mana saat itu film Lupus dibintangi oleh Ryan Hidayat.
Selain Lupus, Karya Hilman Hariwijaya yang tak kalah terkenal  ada Olga dan Sepatu Roda yang mengisahkan mengenai pelajar perempuan yang bekerja sampingan sebagai penyiar radio di Radio Ga Ga.
Baca juga: Â Hilman "Lupus" Hariwijaya Telah Pergi, Tapi Karyanya Abadi di Hati
Selan aktif menulis cerpen, Hilman Hariwijaya juga menulis naskah film layar lebar, seperti Dealova (2005), The Wall (2007), Anak Ajaib (2008), Suka Ma Suka (2009), Rasa (2009) hingga beragam skenario sinetron.
Kini dikabarkan Hilman Hariwijaya meninggal dunia akibat stroke ringan yang dideritanya.
Lalu, apa yang dimaksud stroke ringan dan apa penyebabnya?
Store ringan atau dalam istilah medis Transient Ischemic Attack (TIA), merupakan kondisi di mana suplai darah ke otak terhalang untuk sementara waktu akibat penyumbatan yang terjadi di pembuluh darah otak.
Meski dapat membaik dalam hitungan menit atau jam, nyatanya stroke ringan perlu diwaspadai pasalnya serangan stroke ringan bisa menjadi peringatan risiko stroke yang lebih parah.
Baca juga: Tips Mandi yang Baik agar Tidak Jatuh di Kamar Mandi dan Terkena Stroke
Kompaisaner Zairy Kaoy, yang merupakan praktis NLP mengatakan bahwa stroke merupakan efek dari hipertensi yang disebbakan kolesterol. Oleh karena itu, kadar kolesterol yang tinggi sebaiknya segera dipantau guna mengurangi risiko terkena stroke.
Mengenal gejala stroke ringan
Dilansir dari berbagai sumber, biasanya gejala stroke ringan terjadi tiba-tiba. Lalu, seperti apa gejala stroke ringan?
- Kebingungan atau kesulitan memahami perkataan orang lain
- Rasa kesemutan mendadak di bagian tubuh tertentu
- sakit kepala parah yang muncul tiba-tiba
- Cara berbicara menjadi tidak jelas
- kelumpuhan pada salah satu bagian tubuh
Baca juga: Kenapa Pasien yang Mengalami Stroke Berulang Sering Bicara Ngawur?
Mencegah stroke ringan
Kompasianer Riap Windhu melalui artikelnya, menuliskan pemaparan Dr.dr Al Rasyid, Sp. S (K) dari Departemen Neurologi FKUI RSCM mengatakan bahwa pencegahan stroke dapat dilakukan dengan perilaku cek kesehatan berkala, kurangi merokok, lakukan aktivitas fisik dengan berolahraga yang rutin, diet seimbang, dan kelola stres dengan baik.
Sosok Hilman Hariwijaya telah tiada, namun karyanya akan selalu dikenang. Selamat jalan Hilman Hariwijaya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H