Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Persoalan Sirkuit Mandalika, Kisruh JHT, hingga Wayang Bukti Toleransi Nusantara

17 Februari 2022   04:08 Diperbarui: 17 Februari 2022   04:30 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (DOK. TANOTO FOUNDATION

Tes pramusim MotoGP di Mandalika menjadi perbincangan hangat.

Maklum, ini pertama kali sejak 25 tahun lalu MotoGP kembali berlaga di Indonesia.

Selain itu, pemberitaan ramai mengenai kondisi lintasan balap yang dinilai belum memenuhi standar.

Pembahasan mengenai hal tersebut turut menjadi perhatian pembaca di Kompasiana.

Kemudian ada juga mengenai kisruh JHT, kurikulum merdeka, hingga wayang sebagai bukti toleransi di Nusantara.

Berikut konten-konten menarik dan populer terpilih di Kompasiana yang berhasil dirangkum:

Trek Kotor, Gravel Tajam, dan Aspal Mengelupas Warnai Tes Pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika

Marc Marquez melewati tribun VVIP (Dokumentasi motogp.com) 
Marc Marquez melewati tribun VVIP (Dokumentasi motogp.com) 

Jumat, (11/02/2022) test pramusim MotoGP di Mandalika dimulai. Hujan deras sempat melanda Kuta Mandalika dan menyisakan kondisi trek yang berlumpur akibat debu tebal bercampur air.

Kondisi ini tentu membahayakan para pebalap. Test dihentikan selama 45 menit untuk membersihkan trek.

Debu dan pasir dari pembangunan ini disinyalir terbang ke atas trek. Dugaan lainnya adalah trek kotor karena tidak pernah dipakai untuk balapan lagi setelah menggelar event Superbike beberapa bulan lalu. (Baca selengkapnya)

Kisruh Aturan JHT Cair Umur 56 Tahun, Benarkah Karena Dananya Tidak Cukup?

Ilustrasi klaim BPJS Ketenagakerjaan.  Foto: Muh. Amran Amir/Kompas.com 
Ilustrasi klaim BPJS Ketenagakerjaan.  Foto: Muh. Amran Amir/Kompas.com 

Aturan baru yang dinilai terlalu terburu-buru ditetapkan ini juga memunculkan spekulasi apakah sebenarnya BPJS Ketenagakerjaan saat ini memang tidak cukup memiliki dana untuk membayar klaim JHT bila dilakukan penarikan secara bersamaan?

Sesuai amanat UU No. 24 Tahun 2011, BPJS wajib memisahkan pengelolaan aset jaminan sosial menjadi dua jenis pengelolaan aset yaitu aset BPJS dan aset Dana Jaminan Sosial (DJS).

Dalam Undang-Undang tersebut juga ditegaskan bahwa aset DJS bukan merupakan aset BPJS. Penegasan ini untuk memastikan bahwa Dana Jaminan Sosial merupakan dana amanat milik seluruh peserta dan tidak tercampur dengan aset BPJS. (Baca selengkapnya)

Gebrakan Baru Dunia Pendidikan Indonesia: Kurikulum Merdeka Mampu Meningkatkan Kualitas Siswa

Ilustrasi (DOK. TANOTO FOUNDATION
Ilustrasi (DOK. TANOTO FOUNDATION

Baru-baru ini Menteri Pendidikan RI Nadiem Makarim mempublikasikan sebuah metode baru dengan mengenalkan Kurikulum Merdeka yang merupakan nama resmi dari kurikulum prototipe yang telah ada saat ini untuk disempurnakan.

Kurikulum ini telah dilakukan riset dan uji coba ke beberapa sekolah dengan 2.500 murid untuk melihat perkembangan keberhasilan dari penerapan kurikulum yang baru.

Kurikulum Merdeka ini memiliki esensi yang sangat baik yaitu esensi belajar yang mana masing-masing anak memiliki bakat dan minatnya tersendiri. (Baca selengkapnya)

Krisis di Perbatasan Rusia-Ukraina

Ilustrasi konvoi kendaraan lapis baja Rusia bergerak di sepanjang jalan raya di Krimea. Sumber: AP Photo via Kompas.com 
Ilustrasi konvoi kendaraan lapis baja Rusia bergerak di sepanjang jalan raya di Krimea. Sumber: AP Photo via Kompas.com 

Ini krisis yang unik. Locusnya di wilayah perbatasan Rusia-Ukrania. Tapi di permukaan, yang muncul justru persiteruan panas antara Rusia versus Amerika-NATO.

Ukraina sendiri hanya menanti hasil negosiasi antara Rusia dan Amerika-NATO. Warga sipil di Ukraina menunggu dengan hati berdebar. (Baca selengkapnya)

Wayang Ada di Banyak Agama dan Etnis, Bukti Toleransi di Nusantara

Ilustrasi pertunjukkan wayang kulit. Sumber: SHUTTERSTOCK/NDARI KUSMINTASIH via Kompas.com
Ilustrasi pertunjukkan wayang kulit. Sumber: SHUTTERSTOCK/NDARI KUSMINTASIH via Kompas.com

Wayang, disebut J.L.A. Brandes, sebagai peninggalan asli milik bangsa Indonesia.

Menurut Brandes, segala unsur dalam wayang itu tidak dipengaruhi kebudayaan India.

Ketika itu di Nusantara masuk kebudayaan bercirikan Hinduisme dan Buddhisme.

Dalam bentuknya yang paling sederhana, pertunjukan wayang sudah dikenal di Nusantara jauh sebelum kedatangan orang-orang Hindu.

Pertunjukan itu mulai muncul sekitar zaman Neolitik atau tahun 1500 SM. Ditafsirkan, wayang muncul karena bayangan lukisan manusia dipandang dapat merupakan tontonan yang menghibur. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun