Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Persoalan Sirkuit Mandalika, Kisruh JHT, hingga Wayang Bukti Toleransi Nusantara

17 Februari 2022   04:08 Diperbarui: 17 Februari 2022   04:30 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah Kompasiana dari MotoGP.com

Ilustrasi pertunjukkan wayang kulit. Sumber: SHUTTERSTOCK/NDARI KUSMINTASIH via Kompas.com
Ilustrasi pertunjukkan wayang kulit. Sumber: SHUTTERSTOCK/NDARI KUSMINTASIH via Kompas.com

Wayang, disebut J.L.A. Brandes, sebagai peninggalan asli milik bangsa Indonesia.

Menurut Brandes, segala unsur dalam wayang itu tidak dipengaruhi kebudayaan India.

Ketika itu di Nusantara masuk kebudayaan bercirikan Hinduisme dan Buddhisme.

Dalam bentuknya yang paling sederhana, pertunjukan wayang sudah dikenal di Nusantara jauh sebelum kedatangan orang-orang Hindu.

Pertunjukan itu mulai muncul sekitar zaman Neolitik atau tahun 1500 SM. Ditafsirkan, wayang muncul karena bayangan lukisan manusia dipandang dapat merupakan tontonan yang menghibur. (Baca selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun