Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hari Gizi Nasional, Penyebab hingga yang Harus Dilakukan Cegah Stunting dan Obsesitas

25 Januari 2022   14:59 Diperbarui: 27 Januari 2022   00:22 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Gizi Nasional diperingati setiap tahun pada 25 Januari.

Peringatan Hari Gizi Nasional merupakan hari penting untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran kita akan gizi.

Hari Gizi Nasional tahun ini merupakan perayaan ke-62 dan diperingati dengan tema "Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas".

Indonesia saat ini masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan gizi, terutama gizi kurang atau stunting dan gizi lebih atau obesitas.

Di Indonesia, berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menyebutkan, prevalensi stunting sebesar 24,4%.

Angka ini masih jauh dari angka prevalensi yang ditargetkan dalam RPJMN 2020-2024, yakni 14%.

Sementara itu, berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi obesitas pada Balita sebanyak 3,8% dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%. Target angka obesitas di 2024 tetap sama 21,8%, upaya diarahkan untuk mempertahankan obesitas tidak naik.

"Dampak masalah gizi stunting dan obesitas berdampak jangka pendek dan jangka panjang karena kedua masalah gizi ini menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa yang berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus," kata Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Dhian Probhoyekti dalam konferensi Hari Gizi Nasional ke-62 secara virtual, Selasa (18/1), dikutip dari laman resmi Kemenkes RI.

Ada beberapa upaya yang harus dilakukan oleh seorang ibu baik sebelum maupun setelah bayi lahir dalam mencegah stunting dan obesitas. Namun, sebelum itu, ketahui dahulu faktor-faktor penyebab stunting dan obesitas:

Asupan Zat Gizi

Asupan zat gizi bagi seseorang dinilai harus tepat, tidak kurang dan tidak lebih.

Seseorang yang kekurangan asupan zat gizi dapat menyebabkan malnutrisi hingga stunting. Sebaliknya, asupan gizi yang berlebih, seperti kalori dan lemak, akan berakibat pada peningkatan berat badan hingga obesitas.

Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Ketahanan pangan dalam rumah tangga juga menjadi salah satu faktor.

Seseorang yang memiliki ketahanan pangan rendah lebih mungkin memiliki jumlah asupan, ketersediaan, dan kualitas pangan yang kurang memenuhi kebutuhan asupan, sehingga akan bergantung pada jumlah konsumsi yang lebih sedikit atau mengonsumsi makanan padat energi saja.

Di sisi lain ketahanan pangan yang kuat dalam rumah tangga tak lepas dari faktor obesitas akibat konsumsi pangan tinggi energi dan energi.

Pola Asuh Ibu dan Anak

Pola asuh ibu sangat berpengaruh terhadap asupan makanan anak yang didasarkan pada pemilihan bahan makanan.

Penelitian menemukan bahwa pemilihan bahan makan sangat dipengaruhi oleh faktor pendapatan dan status sosial ekonomi.

Faktor ekonomi, yang merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap double burden of malnutrition, sangat mempengaruhi proses pemenuhan bahan makanan sehat bagi keluarga dengan status ekonomi rendah dan menengah.

Ekonomi

Faktor ekonomi tidak bisa dilepaskan dari faktor penyebab stunting dan obesitas.

Keluarga yang memiliki pendapatan tinggi dapat menyediakan makanan berkualitas terbaik dan memberikan layanan kesehatan.

Pengetahuan Gizi

Pengetahuan ibu, terutama tentang gizi dan penerapan pola makan yang baik dalam kehidupan sehari-hari, memiliki hubungan dengan status gizi anak.

Jumlah Anggota

Meski terlihat sepele, namun jumlah anggota keluarga turut berperan mempengaruhi stunting dan obesitas.

Hal tersebut masih berkaitan dengan ketahanan pangan dan distribusi dalam sebuah keluarga. Semakin banyak anggota keluarga, maka jumlah kebutuhan pangan semakin tinggi.

Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab stunting dan obesitas, kita bisa melangkah ke hal selanjutnya. Yakni, upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting dan obesitas melalui asupan gizi selama seribu hari pertama kehidupan atau HPK.

Seribu hari pertama kehidupan merupakan periode terpenting bagi tumbuh kembang seseorang, sejak terbentuknya janin hingga usia 2 tahun.

Pada periode seribu hari pertama kehidupan terjadi perkembangan otak dan tubuh bayi yang sangat baik, oleh karena itu apabila gizi tidak terpenuhi maka akan terjadi masalah gizi.

Lalu, bagaimana caranya supaya asupan gizi dapat optimal selama periode seribu hari pertama kehidupan?

Pertama, meningkatkan porsi makan Ibu ketika hamil dan menyusui. Ibu hamil erat kaitannya dengan proses pertumbuhan. Untuk mendukungnya, kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat.

Untuk diketahui, kebutuhan gizi terhadap ibu hamil akan meningkat sebesar 15% dibanding dengan ibu tidak hamil.

Oleh karena itu makanan yang dikonsumsi harus seimbang

Kedua, ASI ekslusif. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama hidup bayi merupakan saat yang terbaik.

Hal tersebut dikarenakan dalam air susu yang diproduksi oleh ibu memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik yaitu kolostrum yang mengandung antibodi yang akan melindungi bayi dari zat yang dapat menimbulkan alergi

Ketiga, memberikan MPASI. Dan terakhir, budayakan hidup bersih dan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun