Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

"Goodbye Blackberry", Kini OS-nya Resmi Berhenti Beroperasi

5 Januari 2022   18:47 Diperbarui: 5 Januari 2022   18:51 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Goodbye Blackberry" menjadi trending di media sosial. Warganet menceritakan pengalaman mereka, dulu, saat masih menggunakan Blackberry.

Ya, pasalnya sejumlah sistem operasi (OS) Blackberry mulai Selasa (4/1/2022) telah berhenti digunakan.

Seluruh ponsel dan tablet yang menjalankan layanan OS BlackBerry seperti BlackBerry 7.1 OS, BlackBerry 10, dan BlackBerry PlayBook OS 2.1 dan versi sebelumnya seperti dikutip dari kompas.com, sudah tidak bisa lagi digunakan.

Mungkin sudah sejak dulu kita membayangkan bahwa ini akan terjadi juga. Tapi, pada akhirnya, kita tetap kaget dan merasa kehilangan --meski sudah lama tidak kita gunakan.

Baca juga: Kesalahan Terbesar Blackberry yang Membuat Luluh Lantak

Barangkali kita masih ingat, pada masanya, Blackberry memberikan 2 inovasi yang cukup keren: pioner ponsel dengan keypad Qwerty dan pesan sesama pengguna Blackberry (BBM).

Dari kedua itulah kemudian, sekira tahun 2000-an, jadi komoditas besar di seluruh dunia. Ini jadi pasar yang besar dunia teknologi.

Identitas dari Blackberry yang kala itu menjadi primadona adalah digandrungi oleh segala kaum karena aplikasi BBMnya dan kecanggihannya. Maka terbentuklah identitas keren, tidak ketinggalan zaman dan mewah ketika kita menggunakan Blackberry.

Sayangnya, seiring berjalannya waktu, dengan kehadiran teknologi layar sentuh dari iPhone dan OS Android, kedigdayaan Blackberry mulai memudar.

Seperti sebuah kekalahan yang tidak diinginkan: mulai dari makin kalah populer hingga Blackberry beralih ke Android.

Pada 2017, Kompasianer Yudha Pratomo sempat menulis jika di masa depan nanti Blackberry tidak memproduksi lagi ponsel pintar, tapi pembicaraan tentang brand yang pernah mendominasi market smartphone ini tidak akan pernah tergerus.

Baca juga: Inovasi Disruptif: Mengapa Blackberry Terpukul Hancur di Pasar?

Alasannya, tulis Kompasianer Yudha Pratomo, sebagai tolok ukur perusahaan sejenis jika mereka tak ingin mati lantaran minim inovasi dan terlambat mengadaptasi perubahan.

"Apapun itu pasti layak dan bisa untuk dibahas. Soal jalan hidup perusahaan, soal menjadi raja ponsel pintar, soal antiklimaks yang berujung pad penurunan dan kematian, bahkan mungkin jika nanti ia ber-reinkarnasi---seperti Nokia---Blackberry akan tetap sedap untuk dibicarakan," lanjutnya.

Jika ada kenangan saat masih menggunakan Blackberry, apa hal pertama yang Kompasianer ingat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun