Kontrol diri dan kontrol eksternal, lanjutnya, sangat diperlukan.
Selain itu, masih ada beberapa hal yang mesti dibenahi menurut Kompasianer I Ketut Suweca seperti kelemahan sistem.
"Sistem yang dimaksudkan di sini lebih mengarah kepada manajemen dan tata kelola pemerintahan dan pelayanan yang masih memberikan peluang aparat untuk melanggar," tulisnya.
Biar bagaimanapun dalam sebuah sistem masih berpotesi dan memberi peluang untuk terjadinya penyalahgunaan wewenang atau jabatan cenderung tetap terjadi.
Upaya pemberatasan korupsi adalah harapan dan ikhtiar setiap lapisan masyarakat. Sebagai contoh, sejak dibentuk, KPK telah melaksanakan tugas penindakan yang cukup signifikan.
Namun, KPK belum mampu melakukan fungsi pencegahan secara optimal dan mengakibatkan belum terbangunnya sistem pencegahan yang komprehensif dalam upaya menghentikan tren korupsi.
Sebagai masyarakat, Kompasianer Alwindo Colling menginginkan bangsa ini maju sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa.
"Bangsa ini harus berbenah dan pemerintah juga dituntut proaktif dalam menyikapi pemberantasan korupsi yang semakin masif dilakukan oleh pejabat tinggi," tulisnya.
Kompasianer Ozy V. Alandika mengibaratkan penindakan korupsi layaknya tetesan air hujan dalam baskom.
"Untuk memberantas korupsi kita perlu usaha untuk membuang air hujan yang ada di dalam baskom," tulisnya.
Maknanya, untuk menyingkirkan korupsi butuh kerja sama dan sama-sama kerja. Tidak bisa seorang pejabat KPK dengan sendirinya menangkap koruptor yang sangat licin pergerakannya.