Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Santri: Kesalehan Sosial, Era Disrupsi, hingga Revitalisasi Genealogi Intelektual Pesantren

22 Oktober 2021   18:52 Diperbarui: 22 Oktober 2021   18:55 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah Kompasiana dari Antara via KOMPAS.com

Hari Santri | Sumber: foto.kompas.com
Hari Santri | Sumber: foto.kompas.com

Di era disrupsi (gangguan/kekacauan) saat ini, santri diharapkan bisa berperan untuk ikut menangkal berita hoaks, ujaran kebencian, atau fitnah yang biasanya beredar melaui media sosial. Dia sendiri tidak ikut-ikutan menyebarkan berita bohong, provokatif, atau fitnah.

Santri selain melek ilmu agama, juga diharapkan melek peraturan perundang-undangan terkait larangan menyebarkan berita bohong, fitnah, atau ujaran kebencian. Dengan demikian, santri bisa menjadi ujung tombak kampanye perdamaian. (Baca selengkapnya)

Santri Perennial, Revitalisasi Genealogi Intelektual Pesantren

Ilustrasi (Kompas.com)
Ilustrasi (Kompas.com)

Istilah "ketimuran" bukan berarti kita mencontoh manusia-manusia yang hidup di negeri-negeri Timur, tetapi "Timur" merupakan analogi tempat di mana cahaya matahari pertama kali menyebarkan terangnya.

Transformasi santri menjadi sosok intelek-modern, tidak seharusnya memilih cara-cara Barat, baik ideologi, pemikiran, atau metodologi, tetapi bagaimana nilai-nilai Ketimuran tetap dipertahankan sebagai tradisi sakral yang abadi.

Santri harus tampil menjaga kesakralan tradisi, melalui intelektualitasnya yang mengabdi kepada warisan pemikiran Islam masa lalu, para salafussalih, yang pernah membesarkan Islam dalam cakrawala pemikiran dan peradaban dunia. (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun