Masa pubertas merupakan masa yang pernah kita semua lewati, atau bahkan untuk beberapa dari Kompasianer sedang mengalami sekarang.
Pubertas identik dengan perubahan dari segi fisik dan mental. Bagi banyak orangtua, anak yang mulai meninggalkan masa remaja dan beranjak dewasa memerlukan atensi dan pengertian lebih dalam menghadapi perubahan yang disebabkan oleh pubertas.
Periode pubertas yang dialami oleh remaja yang akan beranjak dewasa tak jarang dapat memicu friksi antara anak dengan orangtua.Â
Kareananya, demi mencegah konflik antara anak dengan orangtua, penting rasanya bagi orangtua untuk betul-betul memahami apa dialami sang anak.
Nah, apa saja langkah yang mesti orangtua lakukan dalam menghadapi dan membantu anak yang sedang pubertas?
Untuk menambah wawasan Kompasianer dalam menghadapi masa pubertas anak, berikut 3 konten pilihan terkait topik tersebut:
1. Enam Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua Saat Anak Masuk Masa Puber
Remaja yang baru memasuki masa puber memiliki berbagai pola uniknya masing-masing. Umumnya, pubertas terjadi di antara umur 10 sampai dengan 15 tahun.
Kompasianer Nina Sulistiati yang merupakan seorang guru di SMPN 2 Sukabumi, memberi sedikit insight mengenai hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan orangtua saat anak masuk ke dalam masa puber.
Menurut artikel yang dibuatnya, terdapat 6 hal penting yang patut menjadi perhatian orangtua. Pada intinya, orangtua perlu menjalin relasi selayaknya berteman dengan anaknya sendiri.
Dengan membuka ruang komunikasi yang baik, anak dapat terbebas dari pengaruh buruk dari eksternal.
Bagi Kompasianer yang penasaran dengan apa saja hal yang perly diperhatikan saat anak masuk puber, yuk baca artikel ini. (Baca selengkapnya)
2. Berikut Perbedaan Masa Pubertas Era 90an dan Sekarang!
Beda generasi, beda pula cara anak muda menyelesaikan masalah. Kurang tepat rasanya bagi kita yang mengalami masa muda di era 90an untuk menyamakan keluh kesah remaja masa kini.
Hal ini lah yang menjadi perhatian dari artikel buatan Kompasianer Sri Rohmatiah Djalil. Dengan berkembangnya zaman ke era yang lebih modern, anak muda yang memasuki masa pubertas di era modern ini dihadapkan oleh masalah-masalah yang tidak dialami oleh generasi lampau.
Mulai dari percintaan hingga isu seputar pertemanan, modernisasi tentu telah mengubah secara drastis dinamika anak muda zaman sekarang. Bila dibandingkan, terdapat banyak perubahan signifikan antara anak muda yang memasuki masa pubertas di era modern ini dengan generasi 90an.
Tentu saja kesenjangan antar generasi memuculkan masalah baru bagi para orangtua.
Ingin tau apa saja perbedaannya? (Baca selengkapnya)
3. Masa Pubertas Menjadi Ambyar karena Media Sosial
Twitter, Instagram, dan Tiktok, merupakan platform media sosial yang sangat lekat dengan kaum muda jaman sekarang. Mudahnya mengakses informasi melalui media sosial bisa jadi berdampak buruk kepada generasi yang baru saja memasuki masa pubertas.
Menurut Kompasianer Muhamad Andi Firmansyah, media sosial sudah menjadi suatu "realitas" tersendiri. Hal ini dapat berdampak kepada pencarian jati diri seorang anak yang sedang mengalami pubertas.
Labilnya emosi dan kurang dewasanya anak-anak dalam mencerna informasi di media sosial membuktikan bahwa anak perlu supervisi lebih dari orangtua saat mengarungi media sosial untuk mencegah terpapar dari informasi yang dapat membahayakan anak pada masa pubertas. (Baca selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H