Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Milenial Punya Rumah Sebelum 30 Tahun, Impian atau Kenyataan?

12 Oktober 2021   20:30 Diperbarui: 12 Oktober 2021   20:34 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah bagi milenial. (sumber: Shutterstock via kompas.com)

Utas atas kemampuan agar milenial bisa memiliki rumah sebelum usia 30 masih jadi perbincangan di media sosial Twitter.

Pasalnya, sebagaimana kita ketahui, ada banyak alasan bahwa milenial sering kali disebut bakal kesulitan mendapatkan hunian atau rumah pertamanya lantaran meningkatnya harga hunian di berbagai daerah.

Bisa, asal seiring kenaikan harga rumah dibarengi dengan kenaikan penghasilan.

Tapi, benarkah milenial kesulitan memiliki hunian? Atau, ada target lain yang ingin dicapai sehingga rumah bukan jadi prioritas utama?

Seperti laporan yang dibuat kompas.com, misalnya, generasi milenial, memiliki hunian pribadi dan berinvestasi pada bidang properti merupakan prioritas nomor sekian.

Baca: Milenial Jangan Mimpi Punya Rumah kalau Gaya Hidup Masih Boros!

Bahwa milenial ini cenderung lebih suka "membeli" pengalaman di antaranya: nonton konser, jalan-jalan, dan makan minum di restoran fancy.

Tidak ada yang keliru atas kebiasaan itu, tapi ada yang membuat itu prihatin: banyak milenial yang jadi terlalu memaksakan gaya hidup tidak sesuai dengan kemampuan pribadi, terutama soal finansial.

Hal lain jadi tidak terlalu penting, termasuk bila kita pilih dan pilah permasalahan kebutuhan untuk hunian.

Baca juga: Kenali 5 Risiko Membeli Rumah, Nomor 2 Sering Diabaikan!

Kompasianer Irhamna Mjamil juga berpendapat jika semakin banyak anak muda yang tak mampu membeli rumah, karena harga rumah tiap tahun selalu meningkat.

Padahal, lanjut Kompasianer Irhamna Mjamil masih ada rumah dengan harga yang terjangkau. Sedangkan pada 2020, dengan luas yang sama, harganya sudah begitu mahal.

"Tak hanya berdasarkan survei, di kehidupan nyata ada banyak sekali teman atau saudara saya yang belum memiliki rumah, padahal umur mereka rata-rata sudah di atas 30 tahun," tulis Kompasianer Irhamna Mjamil.

Rata-rata rumah di daerah perkotaan memiliki harga yang mahal namun, luasnya sangat kecil.

Baca juga: Dilema Kaum Milenial, antara Memiliki Rumah dan "Ngontrak"

Sedangkan Kompasianer Dizzman punya pandangan lain, bahwa dilema milenial saat ini antara memiliki rumah atau mobil.

Perkambangan zaman yang membuat dan memaksa itu kalau manusia modern semakin banyak bergerak sehingga membutuhkan moda transportasi yang aman dan nyaman.

Memang masih ada yang justru memilih rumah walau kadang harus bangun subuh agar tidak terlambat datang ke kantor.

"Lagipula cicilan mobil lebih cepat tenggang waktunya daripada rumah, paling lama hanya lima tahun dibanding rumah yang bisa dicicil hingga dua puluh tahun," tulis Kompasianer Dizzman.

Ada plus dan minus saat memilih membeli rumah dulu atau mobil dulu.

Baca juga: Mengenal 4 Kriteria Rumah Ideal untuk Milenial

Memilih rumah, tulis Kompasianer Henggar Budi Prasetyo, seperti halnya memilih pasangan hidup haruslah didasarkan pada kriteria dan proyeksi kehidupan di masa mendatang.

Ketika milenial belum tahu tentang diri sebagai pribadi, maka jangan lakukan pengambilan keputusan penting termasuk dalam hal ini adalah membeli rumah.

"Perlu diketahui bahwa rumah sebagai tempat tinggal merupakan pusat dari aktivitas kita dimana kita akan memulai aktivitas setiap hari dari rumah dan akan kembali pula ke rumah," lanjut Kompasianer Henggar Budi Prasetyo.

Untuk mempermudah itu, Kompasianer Henggar Budi Prasetyo coba memberi 3 alasan bahwa kepemilikan rumah bagi milenial ini penting:

  1. Tempat beristirahat dari aktivitas sehari-hari (pergi dan pulang)
  2. Tempat berinteraksi bersama keluarga
  3. Benteng di usia senja baik untuk hunian ataupun tabungan

Baca juga: Generasi Milenial, Tips Punya Rumah di Usia 26 Tahun

Departemen Kajian Strategis BEM UI 2021, Kastrat BEM UI sempat mengkaji, melalui KPR, memiliki rumah seharga ratusan juta hingga milyaran rupiah di perkotaan dengan gaji standar saat ini bukanlah sebatas isapan jempol.

Namun, ada yang perlu dibutuhkan: keterampilan mengelola finansial untuk membayar cicilan dan bunganya selama 10 hingga 20 tahun. 

"Intinya, bila milenial cermat dan disiplin dalam mengelola keuangan, maka niscaya impian rumah di perkotaan pun tidaklah mustahil," tulis Kastrat BEM UI, dalam kajiannya.

Tidak hanya itu, upaya lain dari pemerintah untuk mewujudkan program satu juta rumah adalah dengan menyelenggarakan tabungan perumahan rakyat (Tapera).

Oleh karenanya, program bantuan pembiayaan dan penyediaan rumah bisa dimanfaatkan milenial dengan gaji rata-rata untuk mendapatkan tempat tinggal tetap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun