Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadilah Bos yang Baik agar Tercipta Lingkungan Kerja yang Harmonis

12 Oktober 2021   16:51 Diperbarui: 12 Oktober 2021   16:52 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaji | Sumber: unsplash.com

Sebagai seorang pekerja, haruslah kita memilki semangat kerja agar kita bisa melakukan pekerjaan secara giat sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam bekerja ada baiknya kita tetap semangat, percaya diri, memiliki motivasi, serta rasa gembira dan bahagia. Ternyata faktor-faktor ini bisa berjalan dengan baik, apabila hubungan antara bawahan dan atasan itu harmonis.

Sebagai seorang bos haruslah memilki jiwa kepemtasan pada Anakimpinan yang tinggi dan memiliki hubungan yang baik dengan bawahan, karena keduanya akan bersama-sama melakukan ativitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

Dengan terjalinnya hubungan yang baik antara bos dan karyawan, maka para karyawan menjadi nyaman dan memiliki ketenangan jiwa.

Baca juga: Ini 5 Kalimat Tabu yang Kerap Dikatakan Atasan pada Anak Buah

Tapi apa yang terjadi jika hubungan bos dan karyawan tidak harmonis? Maka yang terjadi ialah adanya penurunan produktivitas kerja, adanya kegelisahan, dan bisa jadi jumlah absensi menjadi tinggi. Jika hal ini terjadi, tentu tidak baik bukan? 

Oleh karena itu, sebagai seorang bos haruslah bisa memahami perasaan karyawannya dan sesekali berilah karyawannya sebuah penghargaan, entah sebuah pujian, traktiran, atau hal lain yang bisa membangkitan kembali semangatnya.

Ingin menjadi bos yang baik dan terciptanya lingkungan kerja yang harmonis? Simak artikel berikut ini: 

1. Bekerja Demi Uang, Kerja Keras untuk Diakui dan Dihargai

Ilustrasi gaji | Sumber: unsplash.com
Ilustrasi gaji | Sumber: unsplash.com

Setiap orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makan, minum, pakian, tempat tinggal, kendaraan, dan seterusnya. Dan untuk itu, membutuhkan uang untuk mengadakannya, atau membeli kebutuhan dasarnya itu.

Sebab, kebutuhan dasar menjadi syarat agar seseorang, dan atau juga dengan keluarganya bisa hidup dan meneruskan kehidupan mereka. Setiap orang akan berjuang, dengan segala cara untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, sandang, pangan dan papan.

Baca juga: 5 Kebutuhan Karyawan yang Tak Terucapkan, CEO Harus Tahu!

Akan tetapi, setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan lain yang bukan uang atau materi lainnya. Tetapi, kebutuhan akan pengakuan, pujian dan penghargaan.

Dan disitulah tugas seorang pemimpin, karena pimpinan menjadi pemain kunci agar setiap orang akan memberikan dan melakukan yang terbaik. Lalu, bagaimana caranya menjadi pemimpin yang baik serta menghargai para pekerja? (Baca selengkapnya)

2. Kamu Harus Punya 4 Kualitas Ini jika Mau Jadi Bos yang Baik

ilustrasi bos perempuan | Foto: pexels.com/@ Pavel Danilyuk
ilustrasi bos perempuan | Foto: pexels.com/@ Pavel Danilyuk

Seorang Manajer profesional adalah aset yang tak ternilai bagi perusahaan. Pekerjaan utamanya adalah sebagai bos mengarahkan tim dan mengoordinasikan berbagai aktivitas perusahaan.

Nah, di sini titik temu alasan mengapa menjadi bos yang baik itu wajib dan penting tidak hanya bagi tim kita tapi juga pada pengembangan organisasi.

Kita semua (yang sudah menjadi bos atau sedang menuju menjadi bos) perlu tahu bagaimana cara melatih diri kita menavigasi diri kita menuju ke level yang berikutnya. 

Ada 4 hal yang perlu diketahui agar menjadi bos yang baik, apa saja itu? (Baca selengkapnya)

3. Dilema Bos antara Bersikap "Too Nice" dan "Not Nice Enough"

ilustrasi bos yang berprestasi. (sumber: Shutterstock via kompas.com)
ilustrasi bos yang berprestasi. (sumber: Shutterstock via kompas.com)

Bos yang bersikap "terlalu baik" sebenarnya tidak baik, dan Bos yang bersikap "kurang baik" juga sesungguhnya tidak baik. Bos yang baik perlu menjaga keseimbangan dalam perilaku kepemimpinan-nya antara bersikap "too nice" dengan "not nice enough".

Pemimpin perlu menjaga keseimbangan diantara "too nice" dan "not nice enough". Sebab business performance / result tercapai optimal ketika pemimpin mampu berpijak dengan kokoh diantara dua kutub kontinum tersebut.

Sebenarnya apa itu "too nice" dan " not nice enough"? Serta bagaimana cara menyemimbangkan keduanya agar menjadi bos yang baik? (Baca selengkapnya) |  (IZM)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun