Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Remaja dan Orangtua, Berikut Seputar Puber yang Perlu Diketahui

19 Agustus 2021   05:47 Diperbarui: 19 Agustus 2021   07:57 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah Kompasiana dari Pexels

 Masa puber adalah masa yang paling memiliki dinamikanya tersendiri.

Namun, bagi yang mengalami, terutama anak remaja, kerap kali tidak menyadari puber yang dialaminya.

Namun, bagi orangtua, masa puber sang adalah masa yang tak jarang bikin deg-deg serrr...

Biar saling memahami, yuk simak konten menarik dan populer di Kompasiana berikut ini seputar puber:

Enam Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua Saat Anak Masuk Masa Puber

Ilustrasi anak puber | Shutterstock via kompas.com 
Ilustrasi anak puber | Shutterstock via kompas.com 
Masa puber yang dialami pun akan berbeda-beda waktunya. Ada anak yang mengalami puber pada usia 10 tahun. Ada pula yang baru berusia 15 tahun baru mengalami puberitas.

Ciri-ciri perubahan anak-anak yang memasuki masa puber pasti berbeda=beda dilihat dari jenis kelamin dan uisa mereka saat memasuki masa puber.

Pada umumnya anak yang memasuki masa puber memiliki tingkat emosional yang belum stabil. Mereka cenderung ingin diperhatikan dan dituruti setiap keinginan.

Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua saat anak masuk masa pubertas? (Baca selengkapnya)

Masih Repot Mengatur Gadget Anak di Masa Puber? Ini Solusinya

Ilustrasi orangtua baiknya membuka diskusi saat ingin melakukan pengaturan penggunaan gadget anak| Sumber: Shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi orangtua baiknya membuka diskusi saat ingin melakukan pengaturan penggunaan gadget anak| Sumber: Shutterstock via Kompas.com
Berhubung dengan masa perkembangan kognitif anak remaja, kematangan organ seksual, maka hormon-hormon tertentu akan berpengaruh pada remaja pun akan meningkat.

Berbenturan dengan masa pandemi di mana hampir semua anak menjalankan aktivitas belajar baik secara formal maupun non formal secara daring, maka frekuensi anak bersentuhan dengan gadget akan lebih sering.

Banyak dari orang tua mulai mengeluh anaknya yang lebih banyak menggunakan gadget, baik itu PC maupun HP untuk bermain game secara online. (Baca selengkapnya)

Dear Remaja, Inilah 10 Hal yang Wajib Kamu Ketahui Sebelum Keburu Tua

Photo by Aedrian on Unsplash
Photo by Aedrian on Unsplash
Sebagian orangtua atau orang dewasa di sekitarmu memberi peluang untuk kamu berbuat salah (dan memakluminya), sebagian lain lebih suka menahanmu dari kesalahan agar tidak menyesal di kemudian hari.

Kalau kamu terlalu sulit menerima nasihat dari orang tua dan benci mendengar kritik dari orang dewasa, coba simak 10 hal berikut ini. Kita gak saling kenal kan? Seharusnya ini akan lebih mudah untuk kamu terima. (Baca selengkapnya)

Masa Pubertas Menjadi Ambyar karena Media Sosial

Masa pubertas menjadi semakin kacau dengan kehadiran media sosial | Ilustrasi oleh Kathy Bugasjsky via Pixabay
Masa pubertas menjadi semakin kacau dengan kehadiran media sosial | Ilustrasi oleh Kathy Bugasjsky via Pixabay

Media sosial bukan lagi sekadar hiburan atau sumber daya komunikasi, melainkan menjadi suatu "realitas" tersendiri yang bersifat unik (atau aneh). Banyak orang yang tidak melakukan apa-apa dalam dunia nyata, tetapi mereka begitu populer di media sosial.

Menawarkan media sosial kepada remaja itu seperti menawarkan permen kepada anak-anak. Meskipun pada awalnya terkesan asing, mereka tenggelam dalam keasingan tersebut. Dan mari kita lihat bagaimana media sosial mengacaukan masa pubertas mereka. (Baca selengkapnya)

Mengenal "Accismus", ketika Seseorang Berakting dalam Urusan Cintanya 

Ilustrasi Accismus | Photo by Juan Pablo Serrano Arenas from Pexels
Ilustrasi Accismus | Photo by Juan Pablo Serrano Arenas from Pexels

Accismus, satu kata yang berkaitan dengan perilaku seseorang yang "berpura-pura" tidak tertarik dengan objek sasarannya. Namun apa jadinya, bila sikap seperti ini terus menerus dibiarkan menguasai diri? (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun