Pembahasan mengenai mengapa kita kian tidak mudah fokus dan mengapa pentingnya kita fokus terhadap hal penting menjadi salah konten yang menarik perhatian pembaca.
Selain itu ada juga mengenai berapa batasan umur seorang anak dapat menggunakan media sosial hingga bagaimana caranya belajar bahasa Inggris dengan mudah dan menjadi mahir secara otodidak.
Berikut konten-konten menarik dan populer di Kompasiana:
Mengapa Kita Harus Fokus ke Hal-hal yang Memang Penting Saja?
Namun demikian, semua hal baik yang besar ataupun yang remeh ini berdampak pada spektrum fokus kita. Jika kita memilih untuk memperhatikan semua peristiwa di sekitar kita, secara otomatis kita kehilangan fokus. (Baca selengkapnya)
Gawai Canggih tapi Susah Menyapa
Fenomena ini berhubungan dengan cara kita berkomunikasi sejak pandemi ini. Ditambah dengan budaya instan melalui segala kemudahan dari media sosial sudah lama kita pahami dan tetap membuat kita harus hati-hati menyikapinya. (Baca selengkapnya)
13 Tahun Bukan Batas Usia Aman Menggunakan Media Sosial
Namun, usia tersebut tidak dipilih berdasarkan pertimbangan kesehatan dan keselamatan. Batasan usia 13 tahun ini adalah sisa dari kebijakan privasi yang pertama kali diterapkan pada akhir 1990-an ketika Kongres AS harus memutuskan usia di mana perusahaan dapat mengumpulkan dan menggunakan data dari anak-anak tanpa izin orang tua mereka.
Jadi, angka 13 tidak boleh dianggap sebagai usia "aman" bagi anak-anak untuk memiliki akun media sosial. Lantas, berapa batas usia minimum yang aman? (Baca selengkapnya)
Delete, Unfollow, Block, Apakah Harus Dilakukan terhadap Mantan Pacar?
Dengan menghindar dari media sosial bisa membuat hati seseorang menjadi lebih tentram dan tenang. Memang, ini terkesan sederhana dan sedikit tidak masuk akal. (Baca selengkapnya)
Tanpa Kursus, Begini Cara Belajar Bahasa Inggris Secara Otodidak
Kemampuan berbahasa Inggris akan lebih cepat meningkat bila kita mempelajarinya dengan buku yang bahasa pengantarnya juga adalah bahasa Inggris, ketimbang buku dengan bahasa pengantarnya bahasa Indonesia. Misalnya, buku pelajaran tentang English Grammar.
Karena dengan begitu, kita dipaksa untuk memahami pelajaran serta penjelasan yang diberikan dalam bahasa asing tersebut, tetapi tanpa harus mengetahui arti kata per kata.
Awalnya mungkin sulit, karena kita harus sering-sering melihat kamus. Tetapi lama-kelamaan kita bisa mempelajari isi dalam buku tersebut dengan cepat. (Baca selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H