Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Kado Valentine yang Ditunggu Perempuan: Dinikahi(?)

14 Februari 2021   16:22 Diperbarui: 16 Februari 2021   18:30 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perempuan yang menunggu kado valentine. (sumber: pixabay.com/JillWellington)

Hari Valentine tiba! Hari yang disebut-sebut sebagai hari kasih sayang yang kerap diperingati setiap 14 Februari itu diperingati banyak kalangan dengan suka cita.

Bagi orang-orang yang merayakan hari valentine, apalagi yang belum menikah, momen ini bisa jadi peneguh atas kejelasan sebuah hubungan. Untuk melanjutkan pada tahap pernikahan, misalnya.

Dari penelitian yang pernah dilakukan oleh pendiri OurJewishCommunity.org menerangkan bahwa justru banyak perempuan merasa frustasi dan marah daripada menikmati suasana yang romantis-romantis ketika hari valentine.

Perempuan menikah akan lebih menikmati Valentine dan merasa dicintai. Oleh karena itu, mempertegas kejelasan status hubungan untuk menikah bisa jadi cara sebagai "kado valentine" untuk pasangan.

Namun, keputusan untuk menikah tidaklah semudah membelikan telapak tangan. Ada banyak yang perlu dipersiapkan. Menikah bermodalkan cinta, barangkali, seperti sekadar mengumpulkan semangat sebelum bertanding sepak bola.

Oleh karena itu, berikut 5 konten terpopuler dan menarik di Kompasiana pada sub-kategori "Love" yang membahas tentang persiapan menikah.

1. Mengapa Konseling Pranikah Itu Perlu Dilakukan Pasangan?

Pernikahan itu, tulis Kompasianer Ayu Diahastuti, tidak seindah photo pre-wedding.

"Banyak dari kita mengalami pemahaman yang blunder; banyak yang mengira bahwa menikah adalah tujuan dari sebuah romansa hubungan pria dan wanita," lanjutnya.

Pertanyaan selanjutnya mungkin bisa lebih menegasikan, apakah kebahagiaan dalam suatu hubungan itu hanya bisa didapat dari sebuah lembaga pernikahan daripada didapat ketika masih sendiri?

Baca juga: Yok Bisa Yok, Walau Sekadar LDR-an, Yok!

Malah, justru perceraian yang terjadi karena pasangan tersebut ternyata belum siap, bahwa ada yang baru diketahui setelah menikah. Belum siap mental.

"Kesiapan mental adalah salah satu dari sekian banyak alasan yang dijadikan dasar seseorang bercerai," tulis Kompasianer Ayu Diahastuti. (Baca selengkapnya)

2. Menikah Itu Bukan Hanya tentang Pilihan, tapi Juga Kesiapan

Menurut Kompasianer Muhammad Nauval menikah itu bukanlah hal yang mudah, tidak mudah membuat keputusan untuk menikah.

"Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Makanya saya sampai hari ini masih memikirkan matang-matang sebelum memilih untuk menikah," tulisnya.

Saat ini memang status Kompasianer Muhammad Nauval adalah jomlo, tetapi bukan berarti tidak ada yang dipersiapkan memantapkan diri untuk menikah. Yang pertama: memperdalam ilmu.

"Sudah semestinya jika seorang pemimpin mempunyai ilmu untuk memimpin. Mampu mengambil keputusan dengan bijak. Berpikir secara dewasa dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil sikap," lanjut Kompasianer Muhammad Nauval. (Baca selengkapnya)

3. Apakah 4 Alasan Ini yang Membuat Seseorang Kebelet Ingin Segera Menikah?

Timbulnya keinginan untuk menikah mesti didasari atas perasaan cinta, yaitu mencintai dan dicintai. Setelah itu, barulah benih-benih keyakinan untuk segera melangkahkan kaki menuju ke jenjang pernikahan.

Tapi, pernahkah kita menanyakan pada diri sendiri, misalnya, kenapa ingin segera menikah?

Kompasianer Desy melihat, karena telah menemukan sang pujaan hati yang selama ini dicarinya, bahwa yang menjadi kriterianya selama ini telah ditemukannya.

"Hal seperti ini tentunya sangat berkesan bagi seseorang yang penuh dengan perjuangan untuk bertemu dengan sang pujaan hati, dirinya tidak akan menunda-nunda untuk mengajaknya menuju ke pelaminan," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

4. Tak Ada Lee Su Ho di Dunia Nyata

Apa jadinya bila Lee Su Ho dalam Drama Korea "True Beauty" itu ada? Bukan hanya ada, tapi jadi kekasihmu.

"Selama drama True Beauty on going, saya rasa banyak muncul Lim Ju Kyung dadakan, para perempuan yang merasa dirinya kurang dan berharap ada pria sesempurna Lee Su Ho yang mau menerima kekurangannya secara apa adanya," tulis Kompasianer Ire Rosana.

Baca juga: Wahai Pejuang LDR, Bersatulah!

Namun, semakin bertambahnya usia, Kompasianer Ire Rosana justru makin menyadari: bahwa pria yang kini dibutuhkan adalah yang bisa diandalkan.

Memilih pasangan untuk dinikahi, lanjutnya, sama dengan memilih teman hidup yang paling supportif dengan segala macam kondisi yang nantinya akan dihadapi. (Baca selengkapnya)

5. "Udah Ah Capek, Mau Nikah Aja!"

Pernikahan dini jadi masalah yang belum juga diselesaikan. Apapun masalahnya, menikah jadi solusi.

Jika itu karena keadaan, tentu saja pernikahan dini bukan kemauan untuk sendiri, tetapi persiapannya. Masih banyak sekali orang berpikir dengan menikah pasti akan lebih bahagia dari sebelumnya.

"Masalah pernikahan dini ini justru yang membuat tingkat perceraian semakin tinggi," tulis Kompasianer Lilis Sintiasari.

Padahal menurut data kebahagiaan pasangan, lanjutnya, marital satisfaction itu menurun semenjak hari pernikahan terus sampai ke tahun 20 bahkan tahun ke 30. (Baca selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun