Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengingat (Kembali) Diego Armando Maradona

26 November 2020   17:20 Diperbarui: 26 November 2020   17:24 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona saat menyaksikan laga negaranya melawan Nigeria di Piala Dunia 2018.(Foto: AFP/OLGA MALTSEVA via kompas.com)

Ketika itu seperti Gus Dur sedikit kesal: akhir pertandingan semi-final Piala Dunia 1986 antara Perancis kontra Jerman Barat berakhir dengan adu penalti.

Kekesalan itu Gus Dur tuangkan dalam esai yang amat menarik dengan judul "Piala Dunia '86 dan Penalti" yang dimuat di Harian Kompas, 27 Juni 1986.

Pada intinya, bagi Gus Dur, penentuan dengan adu penalti amat tidak adil. Kesebelasan yang tampil jauh lebih baik justru dikalahkan dengan cara seperti itu.

Bahkan Gus Dur sampai menggambarkan tim Jerman Barat, yang menang atas Perancis lewat adu penalti, sebagai "kesebelasan yang dianggap tidak mengesankan."

Sekali lagi, bagi Gus Dur, menang lewaat adu penalti itu sekadar tim yang memiliki kelebihan stamina dan kecerdasan siasat saja yang berperan.

Pasalnya, jika itu berlanjut, Gus Dur cemas akan nasib tim-tim dari Amerika Latin. Secara tidak langsung mereka dirugikan karena pada umumnya mereka tidak dikaruniai kiper andal.

"Seperti sudah ditakdirkan Tuhan, kepiawaian di bawah mistar gawang terpusat di negeri-negeri Eropa," tulis Gus Dur.

Akan tetapi anggapan itu tidak berangkat begitu saja dari pertandingan Jerman Barat melawan Perancis, sebab 3 dari 4 tim yang lolos ke babak semi-final, semua lewat adu penalti. Hanya 1 tim yang tidak: Argentina, di mana Maradona sebagai kaptennya.

***

"Dunia bola seperti dunia buku: dalam buku orang dapat menulis indah-indah, dalam dunia bola orang boleh mengharap yang tinggi-tinggi. Tetapi toh hidup ini pertama-tama harus menerima kenyataan yang ada." -- Michel Platini, yang disadur Sindhunata dalam bukunya "Bola di Balik Bulan".

***

Argentina mengalahkan Inggris pada babak perempat final lewat 2 gol kontroversial-nan-fenomenal Diego Maradona. Lalu, Argentina bertemu dengan Belgia: lagi-lagi Maradona mencetak 2 gol yang membawa tim itu ke final bertemu dengan Jerman Barat.

Meski tidak mencetak gol pada babak final, Maradona memberi asis kepada Jorge Burruchaga pada menit 85, penentu kemenangan, dan Argentina keluar sebagai juara.

***

Jika karier Maradona bisa dibagi menjadi beberapa bagian, barangkali, Piala Dunia 1986 merupakan masa kejayaan Diego Maradona.

Bukan karena Maradona bisa menjuarai Piala Dunia, tapi ketika melawan tim Inggris, Maradona membuat gol ikonik dan mungkin akan selalu dikenang sebagai gol brilian sekaligus gol kontroversial.

Dari rekaman video juga terlihat Maradona melirik wasit saat hendak merayakan golnya.

Akan tetapi, begitu wasit Ali bin Nasser meniup peluit pertanda gol itu sah, barulah ia melakukan selebrasi bersama rekan-rekannya.

Bahkan, seusai laga, Maradona mengeluarkan pernyataan menggelikan yang membuat kubu Inggris naik pitam: sebagian oleh tangan Tuhan, sebagian lagi oleh kepala. 

Maka tidak heran jika Maradona begitu dibenci rakyat Inggris. Alih-alih sudah mengklaim sebagai "gol tangan Tuhan", publik Inggris justru menamainya sebagai "gol tangan setan".

Apakah Maradona membalas kebencian itu? Tidak!

Setelah lama menghilang, lewat buku biografinya, Maradona buka suara atas gol dengan tangannya tersebut. Maradona menceritakan semuanya.

"Sekarang saya rasa saya dapat mengatakan apa yang sebelumnya tidak bisa saya ceritakan. Ketika itu saya menyebutnya sabagai 'Tangan Tuhan'. Sesungguhnya itu bukanlan 'Tangan Tuhan', tetapi tangan Diego! Dan itu membuat saya merasa seperti mencopet dompet orang Inggris," bebernya dalam biografi tersebut.

***

Jika kita tidak bisa menyaksikan secara langsung betapa Maradona amat piawai di lapangan, paling tidak kita ada pada masa Maradona yang sering jadi bulan-bulanan media atas segala tindakannya.

Barangkali tidak banyak pemain sepak bola yang mampu menjual dirinya sebagaimana Maradona mempromosikan dirinya sendiri. Padahal tidak ada media sosial ketika itu, bukan?

Sederhanaya, Maradona mampu menjual diri melalui pernyataan-pernyataannya. Kontoverisial, bisa jadi; sebagai sosok yang sempurna, juga tidak; barangkali "luar biasa" adalah padanan yang pas. 

Meski pemain sekalas Messi yang dianggap suksesor Maradona juga pernah jadi korban kritiknya ketika itu.

"Tak ada gunanya menjadikan kapten untuk seseorang yang masuk ke kamar mandi 20 kali sebelum laga," ujar Maradona, kepada Messi.

***

Sebenarnya Indonesia punya kenangan secara langsung dengan Maradona.

Jadi, kala itu, Timnas U-20 Indonesia berhadapan dengan Argentina pada 1979 dalam kejuaraan FIFA World Youth Championships.

Meski kalah 5 gol tanpa balas, pada pertandingan pertama, Maradona mencetak 2 gol ke gawang Indonesia.

Pasca kekalahan itu Indonesia tidak bisa bangkit pada pertandingan-pertandingan berikutnya, sedangkan Argentina yang diperkuat Maradona, keluar sebagai juara.

***

Dalam dunia sepak bola, kita selalu dihadapkan pada keberuntungan dan kesialan yang begitu dekat antara satu dan lainnya.

Keberuntungan kita, barangkali, pernah bisa mengenal Diego Maradona. Sedangkan untuk kesialan, kita bisa mesti menerima kepergiannya.

Jika mengingat yang bsia kita lakukan, barangkali, dengan cara itu kita tetap bisa menghidupkan Maradona dalam kenangan. Live on, Diego!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun