Untuk sekadar informasi, lobster merupakan sumber daya alam yang renewable. Yang perlu diperhatikan, meski lobster dapat dipelihara dan diperbaharui namun sering terjadi eksploitasi dan penyelundupan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
"Penyelundupan sering terjadi di Indonesia, salah satunya penyelundupan benih lobster ke luar negeri," tulis Kompasianer Katharina Lani.
Pertanyaan besarnya: apakah sebaiknya dilakukan ekspor benih lobster atau pelarangan ekspor benih lobster?
"Bila benih lobster dimanfaatkan sebagai pasar ekspor, maka dapat berdampak terhadap ketersediaan keanekaragaman lobster di perairan Indonesia," lanjutnya. (Baca selengkapnya)
3. Jalan Tengah Gonjang-ganjing Urusan Lobster, Kembangkan Industri Budidayanya
Budidayakan! Rasanya hanya itu cara terbaik untuk bisa mengelola benih lobster ini.
Sebab, sebagai mantan Menteri KP Susi Pudjiastuti, Kompasianer Cocon melihat penangkapan benih lobster akan mengganggu siklus hidup lobster dan mengancam keseimbangan stok.
Terlebih dengna membudidayakannya harga jual lobster konsumsi justru jauh lebih tinggi dan nelayan akan diuntungkan.
Sayangnya, lanjut Kompasianer Cocon, ekspor benih memang sangat menjanjikan, itulah kenapa black market yang melibatkan mafia-mafia kakap banyak bermain pada bisnis ini, meski aturan diberlakukan.
"Jika, ekspor benih dibuka, meski dengan pengaturan kuota, saya meyakini industri budidaya nasional tidak akan bisa berkembang dan ini kontraproduktif dengan visi Presiden untuk mengembangkan industri akuakultur nasional," tulisnya. (Baca selengkapnya)
4. Ekspor Benih Lobster, Keuntungan Sesaat atau Keunggulan Komparatif?
Kompasianer Budi Susilo membuat catatan menarik terkait ekspor benih lobster dengan membandingkannya pada kedelai.
"Saya teringat, diberitakan kepada pengusaha pengrajin tahu dan tempe, bahwa butir kedelai impor berukuran lebih besar dengan bobot lebih ringan dan lebih murah harganya dibanding kedelai lokal. Singkatnya, menurut skala keekonomian lebih menguntungkan," tulisnya.