Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Indonesia yang Terus Menulis

5 November 2020   22:30 Diperbarui: 6 November 2020   17:47 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A-to-Z Kompasiana: Literasi Pendidikan di Ranah Digital. (Dok. Kompasiana)

Menurutnya, awal mula ia hanya mengajak teman-teman seprofesi menulis di blog. Teman-teman itu kemudian menularkan ke teman-teman lain. Bahkan, para siswa pun turut diajaknya.

A-to-Z Kompasiana: Literasi Pendidikan di Ranah Digital. (Dok. Kompasiana)
A-to-Z Kompasiana: Literasi Pendidikan di Ranah Digital. (Dok. Kompasiana)
"Sampai hari ini mungkin sudah ada ratusan guru. Bahkan beberapa di antaranya ada yang sudah menerbitkan buku," tuturnya.

Sementara terkait pemelajaran jarak jauh (PJJ), Kompasianer Idris Apandi yang sudah tergabung sejak 2010 bersama Kompasiana ini menilai PJJ harus disiikapi dengan bijak. Karena memang tidak ada yang memperkirakan juga menyangkan dengan kondisi seperti dan selama ini.

Berdasarkan pengalamannya, dari pemelajaran jarak jauh ini, anak-anak sekolah dasarlah yang paling merasakan tekanannya. Tidak hanya dari tugas, tetapi juga tekanan dari orangtua.

Dijelaskan lebih lanjut, pemelajaran jarak jauh menuntut orangtua harus mengerti teknologi, pelajaran siswa plus urusan-urusan lain yang belum tentu orangtua siswa tersebut bisa selesaikan. Akibatnya, orangtua turut tertekan dalam kondisi PJJ ini. Tak jarang, anak menjadi luapan emosinya. 

"Untuk jenjang SMP-SMA tidak ada yang serius," dikatakan Kompasianer Idris Apandi, "Hanya untuk sekolah dasar dan ke bawahnya, ini yang menjadi permasalahan. Karena tingkat stresnya cukup tinggi. Orangtua pun yang notabene memang menjadi guru utama dalam keluarga sering kali kesulitan."

"Karenanya, para guru yang mengajar diharapkan mampu meningkatkan komunikasi yang baik," imbuhnya.

Senada dengan Idris, Kompasianer Wijaya Kusumah pun turut menyampaikan para guru diharuskan membuat rancangan pemelajaran yang baik guna interaksi belajar-mengajar menjadi menyenangkan.

Terakhir, keduanya pun mengajak semua guru menjadikan Kompasiana sebagai sarana menulis. Karena Kompasiana sendiri memang memberikan ruang bagi para guru untuk menulis.

"Menulis saja dari hati. Insya allah akan bertemu dengan hati," kata pria yang akrab disapa Om Jay ini.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun