Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Rahasia Ayah Dikagumi Putrinya, Antar Paket ke Desa Tua Berusia Hampir 300 Tahun

26 Oktober 2020   04:09 Diperbarui: 26 Oktober 2020   19:43 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi diolah kompasiana dari shutterstock

Hasil riset yang dilakukan oleh lembaga konsultan dunia yaitu McKinsey and Company tentang peta masa depan pekerjaan di Indonesia sangat menarik.

Ini bisa menjadi rujukan bagi semua pihak yang memberikan perhatian serius pada dunia pekerjaan yang harus dicermati dan diantisipasi sebagai peluang bagi Indonesia.

McKinsey telah membuat pemetaan dan perkiraan kondisi pekerjaan di Indonesia, dimana jelang tahun 2030 akan ada sekitar 23 juta pekerjaan yang hilang dan/atau akan tergantikan oleh automasi (Baca selengkapnya)

Segarnya Cacapan Asam, Penggugah Selera Makan Bercita Rasa Demokratis dari Bumi Banjar

Cacapan Asam dan Ikan Teri Goreng Kering | @kaekaha
Cacapan Asam dan Ikan Teri Goreng Kering | @kaekaha

Kekayaan tradisi kuliner dari tanah Banjar di bumi Kalimantan, seperti halnya budaya kuliner dari bumi nuasantara lainnya, memang tidak akan ada habisnya untuk terus dibedah dan diapresasi.

Tidak hanya keragaman dan keunikannya saja yang sudah kesohor dan pastinya mejadi daya tarik pesonanya, tapi juga kebermanfaatannya dalam kehidupan masyarakat Banjar.

Salah satu tradisi kuliner identik khas masyarakat Banjar yang sepertinya mempunyai identitas spesifik seperti di atas dan juga bisa diadaptasi oleh seluruh masyarakat di penjuru nusantara adalah cacapan asam (Baca selengkapnya)

Catatan Seorang Kurir: Antar Paket ke Desa Tua Berusia Hampir 300 Tahun

dok. Oktavian Balan
dok. Oktavian Balan

Desa ini memiliki kisah unik, terutama di baliknya penamaan desa Salimbatu.

Pada saat itu, datang seorang dari sulu Filipina yang bernama Syekh Maulana Al-Maghribi. Konon, saat kedatangannya masyarakat dengan rasa penasaran mencoba memulai dengan sebuah pertanyaan-pertanyaan pada umumnya.

Namun, orang tersebut yang notabenenya merupakan wali hanya menjawab, "Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."

Namun, karena masyarakat setempat belum memeluk agama pada saat itu, salam yang di ucapkan oleh Syekh Maulana Al-Maghribi ahkrnya tak terbalaskan. Namun, saat itu juga bebatuan tempat di mana Syekh Maulana Al-Maghribi berpijak bergetar (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun