Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pelajaran dari Lebanon hingga Penghargaan untuk "Duta Kritik Istana"

12 Agustus 2020   04:47 Diperbarui: 12 Agustus 2020   04:50 1388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah Kompasiana dari: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT

Ledakan di Beirut, Lebanon, rupanya tak sekadar meledaknya bahan peledak sebanyak lebihd ari 2 ribu ton. Tetapi juga memunculkan perbincangan lain.

Sebuah petisi telah ditandatangani oleh sekitar 60.000 warga Lebanon. Isi petisi itu intinya menginginkan Lebanon kembali hidup di bawah mandat pemerintah Prancis selama 10 tahun.

Dasar petisi itu adalah ketidakpercayaan rakyat Lebanon atas pemerintah mereka yang dianggap tidak mampu mengurus hajat hidup mereka.

Artikel yang terkait kemerdekaan Lebanon menjadi salah satu terpopuler di Kompasiana, Selasa (11/08/2020).

Selain itu, isu terpopuler lainnya adalah mengenai penghargaan yang akan diberikan Presiden Joko Widodo kepada Fadli Zon dan Fahri Hamzah.

Berikut kumpulan artikel terpopuler di Kompasiana:

Pelajaran dari Lebanon yang Ingin Menggadaikan Kemerdekaannya

PM Prancis Emmanuel Macron tiba di Beirut, 06/ 08/ 2020. Tampak latar belakang foto puing-puing sisa ledakan 2.750 ton amonium nitrat yang menewaskan 150 orang lebih (Foto: Thibault Camus/ Reuters)
PM Prancis Emmanuel Macron tiba di Beirut, 06/ 08/ 2020. Tampak latar belakang foto puing-puing sisa ledakan 2.750 ton amonium nitrat yang menewaskan 150 orang lebih (Foto: Thibault Camus/ Reuters)
Selama beberapa dekade Lebanon hidup dalam kekacauan. Perang saudara berkepanjangan, terorisme, persaingan antarmilisi, dan korupsi yang massif menyebabkan kesejahteraan tak kunjung tiba.

Karena itulah muncul ide untuk mencabut mandat dari pemerintah dan meyerahkannya ke Perancis.

Sekitar 60 ribu warga Lebanon menandatangani petisi yang menginginkan Lebanon kembali hidup di bawah mandat pemerintah Prancis. (Baca selengkapnya)

Hari Keempat Karantina di Wisma Atlet: Sang "Pahlawan" dalam Kesunyiaan

Gambar hanya ilustrasi | Foto milik: (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Gambar hanya ilustrasi | Foto milik: (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Betapa kotornya Wisma Atlet kalau tidak dibersihkan setiap hari. Betapa tidak higienisnya setiap kamar dan ruangan kalau tidak disemprot ketika pasien sudah pulang.

Siapa yang akan melakukan itu semua kalau bukan sosok "pahlawan" satu ini. (Baca selengkapnya)

Profesi "Professional Cuddler", Tanda Generasi Bangsa Krisis Kasih Sayang?

Cuddle therapy | gq-magazine.co.uk
Cuddle therapy | gq-magazine.co.uk
Jika diamati secara seksama, fenomena cuddling memiliki pola yang sama seperti halnya para FWB seeker dalam mencari partnernya, yakni melalui media sosial atau aplikasi kencan dengan syarat serta kondisi yang telah disepakati bersama.

Sebelum berevolusi menjadi sebuah profesi yang serius, banyak akun alter yang sudah terlebih dahulu menawarkan jasa cuddling dengan kode "open cuddle care" yang disematkan pada bio atau secara langsung lewat cuitan.

Lalu bagaimana dengan tarifnya? (Baca selengkapnya)

Teknologi Pengenalan Wajah dan Apa yang Seharusnya Kita Bicarakan

source : analyticsindiamag.com
source : analyticsindiamag.com
Bayangkan ketika kamu melihat sosok sedang lewat di depan mata, misalnya seorang teman baik. Mata akan menangkap visual dari wajah, lalu informasi yang ditangkap oleh mata dikirimkan ke otak.

Di otak kita akan segera memproses untuk mengambil kesimpulan apakah kita mengenali atau tidak mengenali wajah tersebut.

Tindakan berikutnya yang diperintahkan otak adalah menepuk bahu teman baikmu, bisa agak meragu lalu melihatnya kembali, atau mungkin mengabaikannya karena informasi yang dikirimkan otak mengatakan data wajah tersebut tidak ada dalam memori.

Secara definisi, face recognition adalah software yang mendeteksi wajah manusia dengan bantuan teknologi mutakhir seperti Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML), dan Deep Learning (DL). (Baca selengkapnya)

Bintang Mahaputera Nararya untuk "Duta Kritik Istana"

Potret Fahri Hamzah (kiri) bersama Fadli Zon (kanan) saat memimpin Rapat Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/9/2019). (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Potret Fahri Hamzah (kiri) bersama Fadli Zon (kanan) saat memimpin Rapat Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/9/2019). (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang selama ini santer mengkritik Jokowi akan diberi penghargaan Bintang Mahaputera Nararya. Publik pun bertanya-tanya.

Istana memberi kabar 'gembira', Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang selama ini santer mengkritik Jokowi akan diberi penghargaan Bintang Mahaputera Nararya.

bahwa duo F yaitu Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang selama ini santer mengkritik Jokowi akan mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Nararya.

Publik pun bertanya-tanya. Ada apa sebenarnya? (Baca selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun