Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ledakan Beirut karena Kecerobohan hingga Haruskah Ada Drama Memiliki Rumah Pertama?

7 Agustus 2020   04:25 Diperbarui: 7 Agustus 2020   04:31 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : abstract.desktopnexus.com

Dengan tagline "yuk ngejamu", para pemenang Puteri Indonesia tampak anggun mengenakan masker dan melakukan sederet protokol kesehatan lain sebelum memulai kegiatan ngejamu. (Baca Selengkapnya)

Inilah Rahasia di Balik Wajah Minimalis yang Belum Banyak Orang Tahu

Ilustrasi foto putri tercinta (dokumentasi penulis)
Ilustrasi foto putri tercinta (dokumentasi penulis)
Waktu Sekolah Rakyat, saya sering dibully teman sebaya. Wajah saya alakadarnya, tubuh kurus kering,  kulit hitam,  rambut lurus dan tipis.  Sehingga ada yang memanggil saya "kancil kerdil".

Jika diselusuri lebih dalam,  setidaknya ada 4 Anugerah terakbar yang saya peroleh dari body dan  wajah yang serba minimalis ini. (Baca Selengkapnya)

Tak Harus Ada Drama untuk Memiliki Rumah Pertama

Salah satu perumahan. | Dokumentasi Pribadi
Salah satu perumahan. | Dokumentasi Pribadi
Terkadang kita menunda memiliki rumah karena ingin rumah pertama sesuai dengan harapan kita yang lumayan idealis. Rumah berukuran besar di lokasi strategis.

Bila dananya ada, sebenarnya tidak salah. Hanya saja bila dana terbatas, sebaiknya dipikirkan ulang. Jangan sampai karena terlalu idealis, kita kehilangan kesempatan untuk memiliki rumah. (Baca Selengkapnya)

Kenisbian Keadilan di Republik Pinokio

sumber : abstract.desktopnexus.com
sumber : abstract.desktopnexus.com
Tampaknya republik ini layak disebut negeri berbalut kisah pinokio, pasalnya ibu sebagai makhluk yang disayang, dihormati, dimanusiakan, atau diperlakukan dengan adil, lebih sering hanya ada dalam drama atau dongeng menarik, sementara dalam realitas, terjadi penisbian keadilan yang mengerikan.

Ketika ibu kehilangan penyangga dari unsur keluarga (domestik) dan negara (publik), maka keberadaannya di dua dunia (publik-privat) sama-sama dihempas derita dan lara yang mengenaskannya. (Baca Selengkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun