Sistem transportasi publik Surabaya sebenarnya sudah dirancang ideal lebih dari seabad silam. Ketika penduduk kota tersebut masih kisaran 150.000 jiwa, pada awal abad 19 sudah diitari rel trem sepanjang 32 kilometer.
Rel menjulur ke sana ke mari langsung menyusuri depan pintu-pintu gudang di sepanjang Sungai Kalimas, tembus di loading dock pabrik-pabrik kawasan Industri Ngagel, hingga kilang minyak besar di kawasan Jagir, Wonokromo.
Di depan tiga stasiun kereta api antarkota di Surabaya selalu dilengkapi halte trem. yaitu Stasiun Pasar Turi, Stasiun Gubeng, dan Stasiun Surabaya Kota.
"Panjang rel trem terus bertambah hingga 49,4 kilometer pada 1924, hingga tembus Krian, Sidoarjo. Sayang, sekarang tidak ada satupun yang tersisa," tulis Kompasianer Kuncarsono Prasetyo. (Baca selengkapnya)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI