Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

[Populer dalam Sepekan] Bagaimana Status WNI Eks-ISIS? | Keberhasilan "Parasite" | Bahaya Sexting!

16 Februari 2020   21:35 Diperbarui: 17 Februari 2020   05:44 3049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Wanita dan anak-anak asal Australia yang dahulu hidup di bawah kekuasaan kelompok teroris ISIS kini terlantar di kamp pengungsi al-Hawl di Suriah.(ABC NEWS / FOUR CORNERS)

Terkait nasib Warga Negara Indonesia (WNI) eks-ISIS, akhirnya pemerintah Indonesia mengeluarkan sikap: tidak akan memulangkannya.

Keputusan tersebut diambil dari rapat kabinet yang digelar tertutup oleh Presiden Joko Widodo dan sejumlah kementerian di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2).

Dari data terbaru yang didapat, ternyata ada sekitat 689 WNI eks-ISIS yang tersebar di sejumlah wilayah seperti Suriah dan Turki. Yang jelas, sikap dan keputusan yang diambil Pemerintah dengan mempertimbangkan keamanan bagi ratusan juta penduduk di Indonesia.

Akan tetapi, sampai saat inipun masih dilakukan pendataan kembali jumlah yang valid. Sedangkan khusus untuk anak-anak masih akan dipertimbangkan kembali.

Selain kabar mengenai putusan Pemerintah mengenai WNI eks-ISIS, masih ada konten menarik lainnya seperti kesuksesan film "Parasite" pada Piala Oscar 2020 hingga kisah viral mahasiswa yang rela berjalan kaki demi mengambil uang di ATM 20 ribu.

Berikut 5 artikel terpopuler dan menarik di Kompasiana dalam sepekan:

1. Ketika Indonesia Kalah oleh Kampanye Teroris

Sebenarnya pernyataan sikap Pemerintah, lewat Menkopolhukam Mahfud MD, bagi Kompasianer Yon Bayu cukup menarik jika dilihat dari sisi kewarganegaraan.

Pemerintah, lannjutnya, seperti memang tidak mampu berkelit dari fakta bahwa UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan tidak memberi ruang untuk mencabut status WNI ke-689 orang tersebut.

Sebab, itu sudah jelas kalau mereka masih tetap berstatus WNI, tetapi pemerintah menolak memulangkan karena alasan faktor keamanan di mana mereka memiliki potensi menjadi teroris baru di Indonesia.

Akan tetapi ada pernyataan besar dari Kompasianer Yon Bayu tentang kewajiban pemerintah melindungi warganya di luar negeri.

"Bukankah selama ini terhadap WNI yang sudah melakukan kejahatan di luar negeri, pemerintah juga tetap memiliki kewajiban untuk melindunginya?" tanya Kompasianer Yon Bayu. (Baca selengkapnya)

2. Film Parasite, Saksi Kebangkitan Film Korea dan "The Rise of Asia"

Kompasianer Musa Hasyim mengakui bahwa film-film Hollywood itu memiliki kualitas dan jalan cerita yang bagus. Namun bukan berarti di luar film tersebut tak ada yang pantas mendapatkan mendapatkan Oscar.

Namun, pada tahun ini, dalam gelaran Piala Oscar 2020, film "Parasite" yang berasal dari Korea Selatan memenangkan penghargaan The Best Original Screenplay di ajang Oscar 2020.

Tidak hanya itu, masih ada 3 kategori lainnya seperti Best Director, Best Picture, dan juga International Feature Film.

"Bisa dibilang film Parasite telah memecahkan rekor Asia," tulis Kompasianer Musa Hasyim. (Baca selengkapnya)

3. Publik Pahami Pernyataan Kepala BPIP Soal Agama dan Pancasila

Pada tengah pekan ini, ramai menjadi perbincangan warganet mengenai pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. K.H Yudian Wahyudi, M.A PhD mengenai agama dan Pancasila.

Pernyataan tersebut keluar lewat video dalam acara "Blak-blakan bersama Kepala BPIP". Dalam tulisannya, Kompasianer Aris Heru Utomo menjelaskan kalau kita mesti memperoleh pemahaman secara lengkap dan kontekstual.

"Dalam konteks ini saya menyampaikan kembali pernyataan Kepala BPIP bahwa agama jadi musuh terbesar ideologi bangsa Indonesia tentu saja tidaklah benar. Agama dan Pancasila tidak bertentangan, agama dan Pancasila justru saling berhubungan dan mendukung," tulisnya. (Baca selengkapnya)

4. Menyoal Fenomena "Sexting" dalam Hubungan Percintaan Generasi Muda

Merebaknya fenomena sexting dalam hubungan percintaan anak-anak muda yang kini banyak dilakukan cukup mengkhawatirkan.

Kompasianer Whydiki melihat, ada indikasi bahaya dalam urusan hubungan pacaran. Pasalnya sexting tidak hanya via teks saja kala chatting-an, tapi bisa juga berupa media foto dan video didalamnya.

Menurutnya, sexting dalam pacaran berpotensi memberikan dampak buruk pada psikis pelaku secara kontinyu di masa depan.

"Sebab, setelah mereka putus, adanya jejak digital, baik berupa foto maupun video nudity mantan pacar, hal itu bisa digunakan sebagai alat pemerasan atau mempermalukan sang mantan di masa depan," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

5. Hati-hati dengan ATM Rp20.000

Cerita viral mengenai mahasiswa di Jogjakarta yang mesti berjalan kaki sejauh 1 kilometer guna mendapati mesin ATM pecahan 20 ribu nampaknya membuat Kompasianer Hendra Wardhana ingat pada masa-masa sepeti itu, dulu.

Keberadaan yang sudah langka dari cerita yant viral tadi menjadi pembangkit nostalgia orang-orang yang pernah terselamatkan hidupnya oleh ATM pecahan tersebut.

ATM pecahan 20 ribu, tulisnya, memang termasuk ATM generasi awal. Saat mulai populer di Indonesia pada tahun 1990-an, mesin ATM banyak melayani penarikan.

Akan tetapi, ternyata kita juga mesti hati-hati. Apalagi dengan mudahnya menarik uang pecahan yang nominal terbilang kecil itu kita jadi lebih konsumtif.

"Namun, tanpa disadari kebiasaan menarik tunai Rp20.000 justru menjebak saya pada kesesatan seputar perencanaan dan pengelolaan keuangan," jelasnya.

Nominal yang kecil, lanjutnya, cenderung menganggap remeh dan terlalu mudah menghabiskannya hanya dalam sekali pengeluaran. (Baca selengkapnya)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun