Butuh waktu sekitar 20-30 menit dari stasiun Gang Sentiong dengan berjalan kaki menuju Sanggar Ondel-ondel Cahaya Kelvin, Pasar Gaplok, Senen, Jakarta Pusat. Mengandalkan petunjuk dari GoogleMaps, aku, Kevin, dan Havis melewati sebuah perkampungan dengan jarak antar-rumah yang begitu berdekatan.
Tak kurang kami mesti mengucapkan "permisi" lebih dari 10 kali. Bagaimana tidak, saking berdekatan antar-rumah dan warga sekitar yang nongkrong di depannya sudah menutupi sebagian badan jalan.
Bukan hanya itu, sambil menenteng kamera dan tripod, setiap langkah kami tidak pernah lepas dari pusat perhatian warga sekitar. Ada pula anak-anak kecil yang minta difoto atau direkam, sambil sedikit merengek tentu saja, karena bawaan kami itu tadi.
Kevin mengeluarkan kameranya dan menuruti keinginan anak-anak kecil. Sedangkan kami mewaspadai keadaan sekitar sambil mencari jalan menuju sanggar.Â
Namun, sebelum berangkat liputan kami sudah lebih dulu dibekali pesan oleh Widha untuk berhati-hati. Itu daerah yang cukup rawan, katanya.
Semakin banyak ondel-ondel dibuat dan banyak yang meminati, akhirnya ondel-ondel dipakai untuk mengamen. "Selama yang dikerjakan itu halal, ya jalanin. Dan ngamen juga tidak melanggar, kan?"
Dekat sebuah bangunan yang rata dengan tanah, ada beberapa bangkai ondel-ondel yang mungkin sudah tidak terpakai. Rangka yang terbuat dari bambu itu ada yang sudah patah di beberapa bagian. Kain yang menutupi sebagian tubuh ondel-ondel pun sobek.
Tidak jauh dari sana, ada bangunan pos ronda kecil. Dua orang bapak-bapak sedang asyik ngobrol. Sebenarnya aku sudah menyadari itu, karena sejak Kevin merekam dan mengambil gambar anak-anak tadi, kedua bapak-bapak itu tak habisnya memantau kami dari tempatnya.
Sambil Kevin mengemasi kamera, aku dan Havis mendekati dan bertanya apakah tahu lokasi Sanggar Ondel-ondel Cahaya Kelvin yang tengah kami cari?