Mereka inilah kelompok pengemis gadungan yang pintar memainkan sandiwara dan tipu muslihat. Mereka mengetahui rahasia-rahasia dan trik-trik mengemis. Kelompok inilah yang harus diwaspadai dan jangan diberi sedekah.
Kalau Sudah Berniat, Ya Kasihkan Saja dengan Penuh Sukacita
Bersedekah dan beramal, sepertinya semua agama mengajarkannya. Tidak hanya di momen bulan Ramadan ini kita bisa bersedekah dan memberikan sesuatu kepada orang yang kita anggap layak menerima pemberian kita.
Dari sisi kemanusiaan, kita merasa sangat prihatin dengan orang-orang yang 'terpaksa' harus turun ke jalan demi mendapatkan belas kasihan dari orang-orang yang melintas.
Kalau memang kita sudaj niat ingin memberi, ya jangan ditunda. Segera bersedekah dan jangan berprasangka yang tidak-tidak terhadap orang yang berharap sedekah dari orang-orang yang memiliki kepedulian dan keprihatinan untuk menolong.
Sebuah Gagasan untuk Menekan Kenaikan Jumlah Pengemis di Bulan Ramadan
"Sungguh ironis, jika Ramadan menjadi berkah bagi pengemis," tulis Kompasianer Deddy Husein Suryanto. Dewasa ini, mengemis dilakukan oleh orang-orang yang semakin tak jelas asal-usulnya namun terkadang memiliki latar belakang yang unik dan beragam.
Bukan rahasia lagi jika bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan menjadi momen yang sangat indah untuk bersedekah.
Namun, akan menjadi kurang menarik jika sedekah yang kita limpahkan ternyata tidak tersalurkan ke orang-orang yang seratus persen sangat membutuhkan bantuan instan kita tersebut.
Jangan sampai pemberian sedekah di Ramadan ini bukannya meringankan beban hidup orang lain, melainkan melestarikan pekerjaan mengemis dari masa ke masa.
Sungguh ironis, bukan? Namun, apa yang bisa kita lakukan? Apakah tidak ada saran ataupun solusi untuk mengurangi jumlah pengemis secara masif di Indonesia?