"Sore hari sekitar jam 16 hingga 17 ketika saya naik, masih bisa dapat tempat duduk," tulisnya.
Jadi memang butuh waktu tidak sebentar untuk bisa mengalihkan seseorang yang biasa menggunakan kendaraan pribadi untuk beralih ke angkutan massal seperti MRT. (Baca selengkapnya)
5. Karena Perfilman Nasional Masih Terus Berbenah
Kompasianer Yonathan Christanto membayangkan, mungkin seorang Usmar Ismail tak akan pernah menyangka, 69 tahun setelah proses pengambilan gambar film Darah & Doa atau Long March of Siliwangi yang disutradarainya membawa dampak yang begitu luar biasa bagi negeri tercintanya.
Bukan tentang film saja yang mengalami perkembangan di Indonesia. Lebih dari itu, menurut Kompasianer Yonathan Christanto, perfilman Indonesia juga semakin berkembang secara global.
"Berbagai sisi termasuk industri yang menaunginya, mengalami perkembangan yang signifikan hingga mampu merubah wajah perfilman nasional kita yang semakin cerah ke depannya," tulisnya.
Sebagai contoh film Dilan 1991, terlepas dari filmnya yang begitu cheesy bagi sebagian orang, faktanya ada 800 ribu penonton di hari pertama tayang menjadi rekor penonton hari pertama terbanyak.
Jumlah penonton itu bahkan mengalahkan Avengers: Infinity War yang sebelumnya bertengger di angka 545 ribu. (Baca selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H